ꗃ:: 018 ❜

511 50 0
                                    

Natala masih terisak disamping Javier. Sedangkan Javier hanya diam, tangannya sempat berniat untuk mengusap punggung Natala. Namun dia urungkan kembali, dan kini ia tidak tahu harus mengatakan apa. Perlahan Natala berhenti menghilangkan jejak air matanya.

"Maaf jika tadi aku sedikit lancang." Ujar Javier mengingat perbuatanya saat menguping pembicaraan mereka. Natala menganggukkan kepalanya pelan.

"Tidak apa-apa, karena bagaimanapun ini sama sekali bukan kesalahanku." Lirih Natala.

"Jika kamu membutuhkan teman cerita, datang saja padaku. Aku siap mendengarkannya." Ucap Javier. Sontak Natala menoleh namun setelahnya dia menggeleng ribut.

"Tidak, tidak perlu. Aku sudah biasa memendam semuanya sendiri." Javier menghela nafas berat.

"Jangan seperti itu, tidak baik menyembunyikan semuanya sendiri." Kata Javier. Yang sepertinya saat ini dia membutuhkan sebuah cermin besar, agar dia segera menyadari ucapannya.

"Bukankah kamu seperti itu? Memangnya kamu pernah bercerita pada orang lain?" Javier terdiam. Dia menatap Natala dengan tatapan bingung, darimana gadis itu mengetahuinya?

"Jangan bertanya aku tahu darimana, karena aku juga bisa mengetahui apapun tentangmu." Ucap Natala tersenyum kecil. Javier lagi-lagi terdiam.

"Ingin berjuang bersama-sama? Kita kembalikan kebahagiaan kita yang dulu. Aku tahu sebenarnya itu sulit, jika mencoba kita pasti bisa." Lanjut Natala mengalihkan pandangannya ke depan.

"Aku suka melihat langit, karena langit sangat indah. Dan aku berharap ending dari semua ini juga berujung indah." Tambah Natala dengan suara lirih, tersenyum dengan sedikit kesedihan.

"Kita bisa membuatnya berakhir dengan cara indah." Kata Javier akhirnya, memberikan suaranya dalam percakapan mereka. Dia mengikuti pandangan Natala yang menatap ke depan.

"Aku berharap kita bisa menjadi semakin dekat." Javier sontak menoleh menatap Natala. Dia tersenyum tipis.

"Dekat hingga menjadi sepasang kekasih?" Goda Javier tertawa kecil. Natala membulatkan matanya membalas tatapan Javier. Dia menggeleng tegas.

"Tidak mau, aku lebih menyukai seorang teman daripada menjadi kekasih." Natala menjawab dengan mantap.

"Kamu mencoba saja belum, sudah mengatakan tidak mau." Ucap Javier tersenyum kecil lalu kembali mengalihkan pandangannya pada langit. Natala terdiam mengigit bibirnya dengan segera dia juga mengalihkan pandangannya dari Javier.

"Kamu pernah berpacaran?" Tanya Natala. Javier tersenyum kecut dan mengangguk.

"Tapi itu sudah lama, aku tidak pernah mengencani orang lain lagi." Jawab Javier. Natala menganggukkan kepalanya.

ー 🏴‍☠️ ー

Setelah kejadian dimana Javier menolong Natala. Mereka semakin dekat bahkan kali ini bisa dibilang terlihat cukup akrab. Javier juga sudah mulai tidak kaku atau dingin saat bersama Natala.

Hal itu tentu membuat kebingungan anggota inti Demone. Javier tidak mengatakan atau bercerita apapun. Apalagi saat dia melihat bahwa Javier kali ini begitu sering menunjukkan secara terang-terangan saat dia mengkhawatirkan Natala.

"Aku curiga mereka sudah pacaran." Bisik Jimmy pada Steven disampingnya. Steven menoleh sekilas sebelum pandangannya beralih pada Natala dan Javier yang berjalan berdua didepan mereka.

"Apa yang terjadi pada mereka sebenarnya?" Harry menyenggol Max. Max menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mereka sudah lama mengenal, bukankah itu tidak aneh jika kini mereka menjadi dekat?" Harry menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan Max, ada benarnya juga.

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang