ꗃ:: 044 ❜

239 19 0
                                    

Javier yang berusia 12 tahun tengah asik bermain basket sendirian tiba-tiba dikejutkan dengan ayahnya yang tiba-tiba datang sambil menariknya kasar. Javier hanya menatap datar, dia sudah tau apa yang akan terjadi setelahnya.

Ayah Javier menghempaskan kasar tubuh Javier sambil menunjukkan beberapa surat laporan mengenai apa yang dilakukan anaknya. "Lihatlah apa yang kau lakukan anak bodoh! Ibumu memang tidak pernah becus mendidik mu! Kau selalu membuat malu Javier! Apa sebenarnya maumu!" Sentak ayah Javier wajahnya sudah memerah menatap Javier malang.

"Belajarlah yang rajin, bukannya justru ikut bersama anak-anak gang motor! Kau sudah cukup tidak dapat menandingi ayah dengan Paul anak dari rekan kerja ayah, kau justru membuat malu juga!" Setelah mengatakan itu ayah Javier memilih pergi ke kamar.

Javier hanya menatap datar pada kertas-kertas dihadapannya. "Kau anak bodoh, ibu tidak pernah mendidik mu menjadi anak pembangkang seperti ini." Hanya kata itu yang keluar dari ibunya saat melewati Javier.

Dengan langkah berat Javier pergi ke kamarnya sedikit merenung. Siapa sebenarnya Paul yang selalu ayahnya katakan? Mengapa dia terus dibandingkan dengan Paul??! Javier membuka jendelanya melihat ada Max disana yang tengah menghabiskan waktunya untuk belajar.

"Max!!" Panggil Javier yang masih dapat didengar Max. Kebetulan mereka memang tetangga dulunya, dan Javier sering mendatangi kamar Max lewat jendela. Tidak peduli seberapa tinggi jika dia terjatuh. Javier adalah anak laki-laki yang nekat.

Javier masuk ke dalam kamar Max sambil berbisik-bisik. Dia memperhatikan Max yang begitu sibuk setiap hari berkutat dengan buku-buku dihadapannya. "Max bagaimana cara agar menjadi pintar seperti mu? Bisakah kamu mengajariku?" Javier mendudukan diri disamping Max.

"Tinggalkan kebiasaan burukmu, kamu jangan pergi-pergi bersama anak-anak gang motor itu. Mereka berbahaya untukmu, kamu bahkan belum dewasa seperti mereka." Ujar Max. Sebenarnya Max sering kali mengatakan pada Javier bahwa Javier seharusnya tidak ikut-ikut dengan anak gang motor itu yang memang sering mengacaukan kota.

Untuk keseribu kalinya Max mengatakan hal yang sama dan yang keseribu kalinya Javier mengangguk. "Kali ini aku benar tidak akan bergabung dengan mereka lagi, ajari aku agar menjadi pintar seperti mu." Pinta Javier lagi.

Max mengangguk. Pertemanan mereka semakin dekat sejak saat itu, Javier meninggalkan gang motor tidak jelasnya itu. Dia sering belajar bersama dengan Max hingga pada suatu saat untuk pertama kali dalam hidupnya ayahnya membanggakannya dan membawa Javier dikenalkan pada rekan kerjanya.

Seorang anak laki-laki bernama Paul seusianya nampak seperti tidak suka saat tahu bahwa Javier sekarang lebih unggul. Sejak saat itu Javier mulai giat belajar dia hanya ingin terus dibanggakan oleh ayahnya. Dan Javier berhasil terus mendapatkan banyak pujian setelah berhasil melesat jauh dari seorang anak bernama Paul.

Paul mendekati Javier bukan untuk berteman justru untuk menjadikannya musuh. Yang hingga mereka dewasa dendam Paul masih terus ada pada Javier. Karena Paul merasa tidak terima makian ayahnya dan membandingkan terus menerus dirinya dengan Javier. Disitulah bermulanya Thundero dan Demone tidak pernah akur, lebih tepatnya Thundero yang selalu memancing Demone lebih dulu.

Javier pikir, ayahnya akan berbuat baik padanya. Tapi justru sejak saat itu ayahnya semakin ketat dan ingin Javier menghabiskan semua waktunya untuk belajar. Javier memiliki hobi bermain basket, yang sayangnya sejak saat itu ayahnya membuang semua tentang basket. Ayahnya hanya ingin anaknya terus belajar agar ayahnya terus mendapatkan pujian dari rekan-rekan kerjanya.

Semua itu berjalan hingga usia Javier menginjak 15 tahun, dia harus kehilangan minat pada basket sejak saat itu, dia terus dituntut untuk belajar. Hingga ada masanya dia muak, bagaimana mungkin juga dia bisa fokus untuk belajar disaat ibu dan ayahnya bertengkar melempar-lempar barang? Javier benar-benar sudah tidak tahan.

Dia pergi meninggalkan rumah saat itu entah kemana dia akan pergi. Javier tidak peduli, tidak mau belajar lagi dibawah tekanan ayahnya. Javier benci kedua orangtuanya. Malam itu Javier tiba-tiba dihadang oleh sekelompok orang.

Javier dikeroyok malam itu oleh anak-anak tersebut yang diketuai tidak lain adalah Paul. Mungkin ini menjadi alasan kenapa Paul langsung anjlok dan Javier dapat menyaingi nya karena Paul bergaul dengan orang-orang tidak baik.

Dan untungnya juga Javier diselamatkan oleh beberapa orang yang membelanya. Disitu Javier bertemu dengan Jack, Steven, Jimmy, Hugo dan Harry. Mereka menjadi teman sejak saat itu dan Max pun tak lama ikut bergabung. Javier sudah melupakan kegiatan belajarnya dan asik pergi keluar kesana-kemari bersama teman-temannya.

Max bergabung tidak menghilangkan kebiasaannya untuk belajar, dan mereka semua menghargai itu. Sejujurnya dulu mereka bukanlah anak gang motor, sebutan gang terbentuk sejak Paul bersama teman-temannya mengusik mereka. Akhirnya mereka mengetahui bahwa Paul adalah ketua dari gang motor bernama Thundero.

Mereka merasa tidak mau kalah, terbentuk lah Demone saat itu. Max awalnya tidak setuju tapi atas bujukan Javier dia kali ini mau dan ikut bergabung. Gang motor Javier kali ini berbeda dengan gang motor yang sebelumnya Javier ikuti.

Jika dulu Javier hanya remaja labil yang ikut-ikut orang dewasa, sedangkan sekarang Javier bergabung sebagai anggota intinya. Gang motor Demone juga tidak pernah mengacaukan kota, karena pada awalnya mereka hanya tidak mau kalah saja dari Thundero hingga mereka memanggil diri mereka sendiri juga dengan sebutan gang motor.

Sebenarnya pada awalnya Demone tidak terlihat seperti anak gang motor, hanya sekelompok anak-anak. Tapi semakin bertambahnya anggota hingga akhirnya mereka bisa mendirikan markas sejak itulah istilah Demone gang dapat diakui.

Tak lama kabar ini tentu sampai ditelinga ibunya, lalu bagaimana dengan ayahnya? Ayahnya sudah pergi meninggalkan Javier dan ibunya entah kemana. Ibunya tidak tahu harus bagaimana, dia khawatir jika nantinya Javier akan mengacaukan kota lagi.

Dan benar, itu semua terulang lagi. Banyak laporan mengenai putranya, namun kali ini tentu terjadi karena Paul yang terus memancingnya. Ibunya kalang kabut sendirian hingga membuat dia sendiri stress mengenai putranya. Ibunya selalu merenung apa yang menyebabkan anaknya menjadi seperti ini, dan disitulah perlahan kesadaran ibunya datang mengenai bagaimana perlakuan dirinya dulu pada Javier.

Sayangnya semua itu terlambat, Javier sudah tidak peduli pada ibunya. Atau bahkan ayahnya yang pergi sangat lama tidak ada kabar. Javier memiliki Demone sebagai keluarganya. Ada markas sebagai rumahnya. Jika dulu ibunya yang selalu bersikap dingin pada Javier, kini Javier yang bersikap dingin pada ibunya. Tidak ada yang salah bukan dengan Javier? Ini semua kesalahan orang tuanya sendiri.


TBC...

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang