ꗃ:: 016 ❜

557 63 2
                                    

"Natala awas!" Javier melindungi Natala dengan menariknya ke dalam pelukannya, menghindarkan Natala dari balok dan justru mengenai lehernya. Natala berusaha menopang tubuh Javier yang hampir jatuh.

Saat mereka hampir berhasil keluar, anak-anak Thundero sadar akan itu dan perkelahian kembali pecah. Javier jelas kalah dalam pertarungan ini, hanya ia dan Carrie yang menyerang, sementara anak-anak Thundero berjumlah banyak.

"Javier?!" Pekik Natala saat Javier mulai kehilangan keseimbangannya. Javier terduduk dengan Natala disampingnya yang sudah berkaca-kaca. Perlahan tangan Javier terangkat menggenggam erat tangan Natala.

"Aku tidak apa-apa, cepat bantu Carrie sambil menunggu anak-anak lain datang." Kata Javier dengan lantunan lirih. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding. Natala menggigit bibirnya, kemudian bangkit dan mengikuti instruksi Javier.

Natala mengambil balok yang baru saja mengenai Javier. Dia menggunakan balok itu untuk menghantam anak-anak Thundero berkali-kali, membantu Carrie semampunya. Untungnya, tak butuh waktu lama sebelum terdengar suara deru motor yang tak lain adalah anak-anak Demone yang datang. Namun, sayangnya, anak-anak Thundero juga mengejar mereka.

Perkelahian benar-benar tidak dapat dihentikan lagi saat ini, dengan pertarungan antara anak-anak Thundero dan anak-anak Demone terjadi. Dalam keadaan tersebut, Natala segera kembali mendekati Javier untuk membantu dan melindunginya. Max, yang melihat situasi tersebut, segera berlari untuk memberikan bantuan dan membantu Javier keluar dari sana.

"Tolong tahan sebentar." Ucap Max pada Natala saat mereka lagi-lagi dicegat oleh anak Thundero. Natala mencoba menahan berat badan Javier.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang diam-diam mendekati Natala dan Javier dari belakang. Natala merasakan kehadiran orang tersebut, namun sebelum dia bisa bereaksi, dia tiba-tiba merasakan rasa sakit yang sama seperti yang dialami oleh Javier. Dia memejamkan matanya, berusaha menahan rasa sakit yang menjalar di sekitar tubuhnya.

"Natala?!" Kata Javier dengan terkejut saat dia mendengar suara pukulan yang berasal dari seseorang di sebelahnya. Meskipun kehabisan tenaga, Javier berusaha mengumpulkan kekuatannya untuk melindungi Natala.

"Fuck!" Umpat Javier, merasakan rasa sakit yang tak tertahankan sambil mencoba menahan Natala yang sekarang sudah pingsan. Dengan perlahan, Javier berjalan sambil membawa Natala, berusaha untuk melanjutkan perjalanan mereka dari tempat itu.

Kali ini mereka dihadang oleh Paul, yang menatap mereka dengan tatapan tajam. Wajahnya tak banyak berbeda dengan Javier, keduanya sama-sama terluka parah. Meskipun begitu, Paul masih mampu menahan Javier.

"Kau kalah, bukan? Cepat bersujud, maka aku akan melepaskanmu," ujar Paul dengan senyuman sinis. Javier menarik nafas perlahan sebelum menghembuskannya.

"Bisakah kau berhenti mengacaukan hidupku?" Kata Javier dengan suara tegas. Paul tertawa dengan penuh kepuasan, lalu mendekati Javier dengan langkah tenang.

"Tidak akan berhenti hingga aku bisa membuktikan bahwa ayahku lebih unggul daripada ayahmu," jawab Paul, sambil terus menatap tajam Javier. Javier mengepalkan tangannya, meletakkan Natala perlahan di bawahnya. Dia mencoba untuk tegak berdiri, meskipun dengan kesulitan.

"Itu urusan mereka! Mengapa kau begitu keras kepala ingin ikut campur dalam ini, Paul?!" Seru Javier geram, tanpa ragu lagi ia berjalan mendekati Paul dan memberikan pukulan yang keras tepat di pipinya, membuat sudut bibir Paul berdarah.

"Dengar, aku tidak peduli lagi siapa yang lebih unggul saat ini. Aku sama sekali tidak peduli tentang ayahmu atau apa pun yang berkaitan dengan ayahku," ujar Javier dengan tegas. Ia berbalik untuk mengangkat Natala kembali, namun tiba-tiba Paul menendangnya dan membuatnya terbanting cukup jauh.

"Kau pikir aku peduli?!" Seru Paul dengan marah. Javier memejamkan matanya, kekuatannya benar-benar habis sekarang, ia hanya mencoba untuk bangkit kembali.

Paul mendekati Javier dengan langkah tegap. Dia berjongkok di samping Javier yang memejamkan matanya, mencoba menahan rasa sakitnya. Paul berencana untuk memukul Javier, tetapi tiba-tiba suara sirine polisi menggema, membuat Paul segera bangkit. Anak-anak Thundero buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.

Anak-anak Demone juga panik dan bersiap-siap untuk pergi. Namun, Max merasa curiga karena dia hanya mendengar suara sirine tanpa melihat mobil polisi. Dia mengerutkan keningnya, mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam situasi ini.

Carrie keluar dari tempat persembunyiannya bersama Jimmy yang menyalakan sirine itu. Mereka bernapas lega mengetahui bahwa anak-anak Thundero telah pergi. Steven pun merasa lega dan menghela nafas, karena dia berpikir bahwa benar-benar polisi yang akan datang untuk mengatasi situasi tersebut.

"Ya Tuhan, Natala!" Pekikan Carrie pecah begitu dia melihat Natala tergeletak di sana. Di dekatnya, Javier juga tampak mulai kehilangan kesadarannya.

Carrie menarik Jimmy mendekati Natala, sementara Jack yang berada di dekat mereka segera memberikan bantuannya. Dia menggendong Natala dan membawanya ke dalam mobil yang sengaja dia persiapkan sebelumnya. Jack telah pergi ke markas sebelumnya untuk memanggil anak-anak yang lain dan dalam prosesnya, dia juga membawa mobil Demone.

"Bawa Javier juga ke dalam mobil, kita harus segera membawa mereka ke rumah sakit!" Ucap Michael setelah memeriksa kondisi Javier. Max dan Steven mengangguk setuju. Dengan hati-hati, mereka mengangkat Javier dan meletakkannya di sisi Natala dalam mobil.

"Carrie bisakah kau membawa motor Javier?" Tanya Max. Carrie membulatkan matanya.

"Bagaimana bisa aku membawa motor dengan pakaian seperti ini? Biar aku saja membawa mobil. Jack kau pergi membawa motor, bagaimana?" Jack sempat terdiam sebelum mengangguk setuju.

Carrie segera masuk ke dalam mobil. Sedangkan Jack membawa motor Javier. Satu persatu mereka segera pergi dari sana untuk ke markas. Sedangkan anggota inti, mereka ikut pergi ke rumah sakit.

Dalam keadaan yang masih sadar, Javier memiringkan kepalanya untuk menatap Natala yang terpejam di sisinya. Dengan perlahan, tangannya menarik tangan Natala dan menggenggamnya kembali sebelum akhirnya Javier memejamkan matanya.

Natala memegangi kepalanya yang terasa pening. Dia membuka perlahan pandangannya, yang pertama dia lihat disana ada anggota inti Demone juga yang tertidur kecuali Harry yang bermain ponsel. Natala mendudukkan kepalanya saat melihat Carrie yang tidur dengan posisi duduk disampingnya.

Perlahan dia menolehkan kepalanya yang berhadapan langsung dengan Javier yang masih memejamkan matanya dengan selang infus yang menempel ditangannya. Natala perlahan bangun membuat Harry yang tidak tidur terkejut. Begitupula dengan Carrie yang justru menjadi terbangun.

"Natala apakah kamu baik-baik saja?" Perlahan Harry membantu Natala untuk bangun. Sedangkan Carrie disampingnya masih mencoba mengumpulkan nyawanya.

"Bagaimana keadaan Javier?" Tanya Natala yang justru bertanya mengenai keadaan Javier dibanding keadaannya sendiri. Harry menggeleng lemah.

"Dia belum sadar juga. Javier harus dirawat inap dalam beberapa hari ini." Lirih Harry. Natala menundukkan kepalanya.

"Tapi kau tak perlu khawatir, Javier orang yang kuat. Dia baik-baik saja." Harry mengusap punggung Natala sekilas sebelum kembali ke tempat duduknya.

"Tak perlu sedih, bagaimana dengan keadaan kamu sendiri Natala?" Carrie membuka suara. Natala mendongakkan kepalanya menggeleng.

"Aku tidak apa-apa hanya pusing saja, dan leherku terasa sangat sakit." Ujar Natala. Carrie mengangguk mengerti.

"Kau lebih baik istirahat lagi saja okay? Javier akan baik-baik saja. Kami akan menunggumu disini." Carrie membantu Natala agar berbaring kembali.

Tak lama Steven dan Michael baru saja datang setelah membeli untuk sarapan. Sudah semalaman mereka disini, Max sempat menghubungi kedua orang tua Javier juga untuk datang. Namun sayang diantara mereka tidak ada yang bisa dihubungi, karena itu juga akhirnya anggota inti Demone menemani mereka.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang