ꗃ:: 023 ❜

542 52 1
                                    

Jack berjalan ke sebuah tempat yang mengarah pada rumah kosong. Terdapat tulisan disana bahwa rumah itu dijual. Yang sampai saat ini sepertinya belum ada yang membelinya. Karena bisa dia lihat tulisan itu sudah terlihat cukup usang berdebu.

Disana juga terdapat banyak rumput liar yang mulai memanjang. Dia melihat sekelilingnya rumah itu. Dia tidak bisa mengingat benar-benar bagaimana dia merasa sangat familiar dengan semua ini.

Tiba-tiba seorang nenek tua terlihat berjalan susah payah membawa beberapa barang berat. Sontak Jack berjalan mendekat wanita tua itu untuk membantunya. Dia mengantarkan barang bawaan tersebut hingga sampai rumah wanita tua itu yang ternyata berada dibelakang rumah kosong yang tadi dia lihat.

"Ayo masuk, mampirlah dulu." Ajak nenek tua itu. Jack sempat menolaknya namun wanita itu sudah pergi untuk menyiapkan air minum. Hingga akhirnya Jack memilih mendudukan diri disebuah kursi yang cukup tua.

"Minumlah, maaf nenek tidak mempunyai banyak hidangan untukmu." Ujar nenek tersebut. Jack menggelengkan kepalanya tersenyum ramah lalu menerima minuman tersebut.

"Terimakasih telah membantu nenek untuk membeli beberapa stok makan." Lanjut nenek tersebut. Jack lagi-lagi tersenyum.

"Tidak apa-apa nek, itu sama sekali tidak masalah bagiku." Ucap Jack lembut. Nenek itu nampak tersenyum menatap Jack begitu intens.

"Kau mirip sekali dengan anak kecil itu." Celetuk nenek. Jack mengerutkan keningnya menatap nenek tersebut.

"Kamu tahu rumah didepan? Dulu ada sepasang keluarga kecil disana yang memiliki seorang anak kecil laki-laki. Dia begitu cerita, nenek hampir setiap hari bermain dengannya." Nenek tua itu mulai bercerita. Jack mendengarkan dengan seksama.

"Ada satu hari dimana dia mengalami kecelakaan. Setelahnya nenek tidak tahu mereka pergi kemana. Nenek selalu rindu pada anak itu, sudah berusia berapa tahun sekarang dia menurutmu?" Nenek itu menatap Jack tersenyum getir. Jack berjalan mendekati nenek tua itu untuk mengusap pundaknya.

"Aku yakin, dia pasti sekarang sudah dewasa. Nenek jangan sedih, anak itu pasti bahagia." Ujar Jack. Nenek itu mengangguk kecil.

"Siapa namamu nak?" Tanya nenek itu. Jack menjauhkan tubuhnya tersenyum.

"Jack, aku akan selalu berkunjung kemari." Nenek itu akhirnya tersenyum.

"Jack.. nama yang bagus. Terimakasih Jack." Ucap nenek itu. Jack menganggukkan kepalanya. Mereka berbincang-bincang sedikit sebelum akhirnya Jack memutuskan untuk berpamitan pulang.

ー 🏴‍☠️ ー

Natala baru saja selesai dari supermarket hendak pulang. Namun tiba-tiba sebuah motor menepi disampingnya. Dia mengerutkan keningnya merasa sangat familiar. Saat orang itu membuka helm full facenya terlihat bahwa dia Jack.

"Hai, kemana kau akan pergi?" Sapa Javier. Natala tersenyum ramah karena memang dia dengan Jack sudah mulai dekat semenjak dia mulai bermusuhan dengan Javier.

"Aku akan pulang, apa yang kau lakukan disini?" Jack tersenyum kecil dan menggeleng. Dia memakai kembali helm full facenya.

"Ayo pulang aku antarkan, kebetulan rumah kita satu arah." Ujar Jack dengan suara yang sedikit terendam karena helmnya.

"Ayo cepat Natala, sebelum Javier melihat ini." Sontak Natala membulatkan matanya begitu Jack menyebut-nyebut nama Javier. Akhirnya dia segera menaiki motor Jack untuk pulang bersamanya.

Jack melambaikan tangannya sekilas begitu selesai mengantarkan Natala. Dia melajukan motornya untuk segera pulang ke rumahnya. Jack tersenyum tipis melihat ibunya yang sedang merajut. Ibu Jack sangat suka merajut. Sedangkan ayahnya sudah lama meninggal. Jack hidup berdua bersama ibunya. Mereka sehari-hari makan dari uang pensiun ayahnya.

"Jack? Kemana saja kamu baru pulang?" Ibu Jack menyadari kedatangan putranya. Jack tersenyum mendudukan dirinya disamping ibunya dan memeluknya membuat ibunya terkekeh.

"Aku lelah setelah bermain dengan teman-teman." Bohong Jack. Padahal dia beberapa akhir ini sedang menghabiskan waktunya sendiri. Saat melihat sosok Natala, kepalanya terkadang terasa berputar. Dia begitu familiar dengan Natala. Karena itu akhir-akhir dia memang selalu bertanya-tanya pada Natala.

Tak sekali dua kali juga Jack memperhatikan Natala dari jauh. Sampai akhirnya saat melihat Natala dan Javier bertengkar, Jack menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan beberapa hal pada Natala.

"Ibu, apakah ibu tidak lelah terus-terusan merajut? Lebih baik ibu pergi berlibur atau mungkin menghabiskan waktu yang menyenangkan." Ibu Jack yang mendengar tersenyum kecil dengan pandangan yang masih fokus pada rajutannya.

"Ibu dari dulu sangat suka merajut, oh iya ibu baru ingat sebentar." Ibu Jack berjalan pergi ke kamarnya. Mengambil sepasang syal buatannya.

"Lihatlah ini, ibu yang membuatnya khusus buatmu." Ucap ibu Jack menunjukkan syal berwarna biru dan pink. Dia meletakkan kedua syal itu dipangkuan Jack.

"Mengapa ibu memberikannya padaku dua?" Jack mengerutkan keningnya menatap ibunya dengan kebingungan. Ibunya tertawa kecil mengusap lembut pucuk kepala putranya sayang.

"Satu lagi, berikan pada seseorang yang begitu kamu sayangi. Katakan pada ibu jika kamu sudah menemukannya." Ujarnya. Jack tersenyum kecil. Dia meletakkan kedua syal itu di meja lalu memeluk ibunya kembali.

"Jack sayang ibu banyak-banyak." Ucap Jack membuat ibunya tertawa. Dia membalas pelukan Jack mengecup kepala Jack penuh kasih sayang.

"Ibu juga sangat menyayangimu, pergilah kamu bau." Begitu mendengar ucapan ibunya kali ini Jack sontak melepas pelukannya menatap ibunya sebal.

"Aku wangi seperti ini ibu! Aku tidak bau." Jack mengambil kedua syal itu sebelum berjalan ke kamarnya. Ibu Jack memperhatikan punggung Jack yang mulai menjauh sebelum melanjutkan kegiatan sebelumnya.

Jack meletakkan dua syal itu di sebuah box yang kebetulan kosong sebelum memasukkannya ke dalam lemari miliknya. Dia berjalan ke ranjangnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Jack mengambil sebuah foto di sakunya. Disana ada rumah kosong yang sebelumnya dia kunjungi tadi siang. Disana ada seorang anak kecil yang begitu riang bermain. Tak jauh dari sana sepasang ibu dan ayahnya memperhatikan anaknya. Jack tidak bisa melihat jelas kedua orang tua itu karena fotonya lama dan sudah buram. Dia menemukannya di gudang.

Apakah itu mengenai rumah lamanya? Namun ibunya tidak pernah mengatakan apapun mengenai hal itu. Jack menjadi teringat dengan nenek tua dibelakang rumah itu. Apakah yang nenek tua maksud itu ada kaitannya dengan anak kecil difoto ini?

Jack berniat akan benar-benar sering berkunjung ke rumah nenek tua itu. Dan jika sempat dia juga akan menanyakan hal itu pada ibunya. Bagaimanapun Jack harus tahu, apalagi mengenai anak kecil difoto tersebut. Sebenarnya anak kecil itu bukan Jack kecil dulu. Karena itu Jack begitu penasaran, siapa anak itu sebenarnya.

Jack meletakkannya didalam laci nakas sebelum berdiri menarik handuk lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena jika tidak bisa-bisa ibunya akan mengatakan dirinya bau lagi. Bagaimana bisa seorang Jack bau? Satu hal yang menurut Jack itu tidak mungkin.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang