"Max sepertinya aku tidak bisa." Lirih Carrie yang sudah kesulitan menghafal materi-materi didepannya. Max tertawa kecil.
"Kamu pasti bisa, ini mudah Carrie." Ucap Max. Carrie menatap Max sinis, dia bisa mengatakan mudah karena dia sudah bisa. Berbeda dengan Carrie yang baru mempelajarinya belakangan ini, itupun dengan rasa terpaksa.
"Kamu tidak mengerti dengan yang aku rasakan." Ujar Carrie melipat tangannya dimeja lalu memiringkan kepalanya dan ditaruh diatas lipatan tangannya. Carrie memejamkan matanya, jam juga sudah menunjukkan pukul 10 malam. Disaat orang lain sibuk menikmati weekend, Carrie justru harus mati-matian belajar.
Keduanya saat ini sedang berada di perpustakaan kota. Perpustakaan dikota buka 24 jam, jadi bisa kapan saja mereka untuk pulang. Semua ini usulan dari Max yang mengajak Carrie untuk belajar disini dengannya.
Carrie membuka matanya perlahan, yang pertama dia lihat ada manik coklat yang tengah menatapnya dengan posisi sama sepertinya. Pandangan keduanya bertemu, ini untuk pertama kalinya Carrie menatap Max begitu intens. Memperhatikan setiap pahatan tuhan yang maha esa. Keduanya begitu menikmati memperhatikan karya tuhan, seolah tidak ada diantara mereka yang mau melepas kontak mata tersebut.
"Aku tahu, aku tampan." Celetuk Max yang membuat Carrie tersadar dan bangun. Max tertawa gemas, dia merapihkan buku-buku dihadapannya untuk menaruhnya kembali.
"Kita pulang, belajar terlalu keras bisa mengganggu kesehatanmu." Ujar Max. Carrie ikut membantu dan hendak membawa beberapa buku yang akan dia pinjam, namun Max sudah mengambil alih buku tersebut.
"Biar aku yang bawa." Ucap Max lalu menggenggam tangan Carrie untuk pulang. Saat keduanya baru saja keluar mereka berpapasan dengan Natala dan Javier yang sedang berjalan berdua.
"Date?" Tanya Max menatap Natala dan Javier bergantian. Natala tersenyum kecil dan menggangguk. Max terkekeh lalu mengangkat tangannya yang sedang menggenggam Carrie.
"Kami juga sedang date, study date." Ucap Max. Sontak Natala menatap Carrie yang sudah memasang wajah masam. Benar-benar menyebalkan laki-laki disampingnya ini, batinnya.
"Aku tahu kamu tidak akan percaya, karena memang itu tidak benar." Ucap Carrie meluruskan. Javier dan Natala tertawa kecil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kau akan pergi ke markas tidak malam ini?" Tanya Javier pada Max. Max menoleh dan mengangguk.
"Aku akan datang setelah mengantarkan putri mahkota dulu." Usil Max. Carrie menginjak kaki Max lalu berjalan lebih dulu mengabaikan Max yang sudah memanggil-manggil namanya.
"Tolong jaga Carrie dengan baik ya? Aku percaya Carrie akan aman bersamamu." Ujar Natala. Max tersenyum dan mengangguk. Dia menepuk pundak Javier sebelum akhirnya berlari mengejar putri mahkota yang dia maksud tadi.
"Kamu sepertinya begitu mengkhawatirkan Carrie." Ucap Javier menatap Natala. Natala menghela nafas berat dan mengangguk.
"Apakah kamu mengkhawatirkan aku juga?" Lanjut Javier. Sontak Natala mendongak menatapnya, dia tersenyum kecil dan kembali mengangguk.
"Aku selalu mengkhawatirkan semua orang-orang yang berada di dekatku." Ucap Natala. Javier tersenyum mengecup pipi Natala lembut.
"Jangan terlalu mengkhawatirkan mengenai orang lain, yang paling penting kamu khawatirkan adalah dirimu sendiri. Mengerti?" Natala menggangguk seperti anak kecil yang berhasil membuat Javier tertawa gemas.
"Gemasnya, ayo kita lanjutkan jalan-jalan malam ini." Javier mengusak gemas rambut Natala sebelum tangannya kembali menggenggam tangan mungil Natala.
ー 🏴☠️ ー
"Lihatlah, senyumannya terus mengembang saat didekat Carrie." Bisik Jimmy menyenggol Hugo. Sontak Hugo menatap arah pandang Jimmy, disana ada Carrie dengan Max yang berduaan dikelas dengan posisi Carrie yang begitu menatap fokus pada bukunya, berbeda dengan Max yang justru setia menatap Carrie dengan senyumannya.
"Dia sepertinya begitu bahagia bisa berhasil dengan Carrie dengan jarak sedekat itu." Ucap Hugo. Jimmy tertawa kecil menarik Hugo untuk masuk ke kelas tersebut. Carrie dan Max menoleh saat menyadari kehadiran mereka.
"Eyy, kalian sepertinya semakin dekat saja." Kata Jimmy menaik turunkan alisnya setelah mendudukkan dirinya dihadapan Carrie. Carrie mengabaikan itu semua, dia kembali fokus pada buku dihadapannya.
"Jangan ganggu, dia sedang fokus." Ujar Max mengintruksikan pada Jimmy. Pandangannya kembali beralih pada Carrie. Seharusnya setelah itu keadaan menjadi hening jika saja perut Carrie tidak berbunyi.
Jimmy tertawa paling keras saat mendengar itu yang tak lama sebuah buku melayang mengenai kepalanya. Habis harga diri Carrie jika begini, dia mengumpati perutnya yang harus berbunyi diwaktu yang tidak tepat. Max tertawa kecil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu lapar? Sepertinya aku terlalu keras sampai lupa bahwa kamu belum makan." Ujar Max. Dia berdiri membuat Carrie mendongak menatapnya dengan kening mengkerut.
"Kamu tidak akan makan? Ini sudah jam istirahat lebih baik kita makan. Itu bisa dilanjutkan nanti." Max menarik lengan Carrie lalu membawanya keluar dari kelas. Bel istirahat sudah berbunyi 15 menit yang lalu, namun Carrie justru dipanggil Max untuk ke kelasnya. Max melupakan bahwa Carrie belum makan sedari pagi.
Jimmy dan Hugo segera berdiri mengikuti Carrie dan Max dibelakangnya. Setelah mengambil makanan dikantin, Carrie tampak celingukan mencari tempat duduk. Dia segera berjalan saat melihat ada Natala, Javier dan beberapa anak Demone yang makan bersama.
"Carrie? Bagaimana pembelajaranmu bersama Max?" Tanya Natala begitu melihat Carrie datang sendirian. Entah kemana perginya, Max, Jimmy dan Hugo.
"Cukup bagus, namun aku lebih memilih belajar bersamamu. Karena terkadang sikapnya begitu menyebalkan." Ujar Carrie. Natala tersenyum kecil menganggukkan kepalanya mengerti.
Tak lama Max, Jimmy dan Hugo baru saja datang. Mereka tidak membawa makanan membuat Carrie menatap Max kebingungan, bukankah mereka tadi sama-sama belum istirahat? Mengapa Max tidak makan?
"Kau tidak makan?" Tanya Carrie mengutarakan perasaannya pada Max. Max tersenyum dan menggeleng kecil.
"Melihatmu saja aku sudah kenyang." Jawab Max disertai kekehan kecil. Carrie rasanya menyesal telah bertanya pada manusia seperti Max.
Tiba-tiba salah satu ponsel berdering, itu ponsel milik Natala. Natala segera mengangkat saat nomor tidak dikenal menelponnya. Javier menatap Natala yang sepertinya begitu serius dengan seseorang disebrang sana.
"Javier.. untuk sore sepertinya aku tidak bisa pergi bersamamu." Ujar Natala lesu setelah menutup teleponnya. Javier mengangkat satu alisnya.
"Ada apa? Siapa yang tadi menelponmu?" Tanya Javier. Natala mengigit bibirnya kecil menggelengkan kepalanya enggan menjawab pertanyaan Javier.
"Bukan siapa-siapa, untuk saat ini maaf aku belum bisa menceritakannya," ujar Natala. Javier mendengus kasar dan berdehem.
"Yasudah kalau begitu, aku tidak memaksa." Kata Javier lalu melanjutkan makanannya yang sempat tertunda. Tidak ada yang berniat membuat suara setelah itu. Jack, Michael, Steven pergi setelah menghabiskan makanannya, sedangkan sisanya fokus melanjutkan makanannya atau mungkin bermain ponsel sambil bel masuk berbunyi, yang menandakan waktu istirahat sudah selesai.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) Innocent | nomin
Teen Fiction┈┈ Javier, berkepribadian kuat dan penuh keberanian, telah menjadi figur yang dikenal luas sebagai "The King of Racing" yang tak terkalahkan dalam setiap balapan sebagai ketua gang motor Demone. Namun, segala hal itu berubah saat dia menemukan seora...