ꗃ:: 015 ❜

644 68 1
                                    

Javier berdiri di samping Steven dan Max. Mereka bersama-sama mendekati tiga anak Thundero dan dengan tegas menuntut mereka untuk keluar dari ruangan tersebut.

Paul menepis tangan Javier yang mencoba menyeretnya keluar dengan kasar. Javier mengangkat alisnya, menatap Paul dengan tatapan tajam.

"Apa yang kau lakukan kemari?" Paul terkekeh renyah. Dia melirik pada teman-temannya sebelum kembali menatap javier.

"Ini sebuah pesta bukan? Apakah tidak boleh untukku menikmati pesta juga?" Javier tetap diam menatap Paul tajam.

"Pergi, sebelum aku mengusir mu secara paksa." Tegas Max mendorong Leo kasar. Disusul dengan Steven juga mendorong Carlos.

Javier berbalik dengan niat untuk masuk kembali bersama Steven dan Max. Namun sebelum dia benar-benar melangkah, dia menyadari bahwa Paul akan menyerangnya. Dengan lincah, Javier berhasil menangkap serangan tersebut.

"Jika aku berkata pergi, berarti pergi!" Bentak Javier sambil mendorong Paul hingga jatuh tersungkur. Namun, Paul tidak menyerah begitu saja. Dia bangkit kembali dengan cepat dan melancarkan serangan lainnya terhadap Javier. Pertempuran antara keduanya pun berkecamuk. Sementara itu, Steven masuk ke dalam untuk memanggil anggota Demone yang lainnya.

Dalam kekacauan perkelahian yang tengah berlangsung, para tamu dalam pesta di dalam ruangan masih belum menyadari apa yang sedang terjadi di luar. Tidak ada orang yang menjaga pintu masuk, sehingga memudahkan para anak-anak Thundero untuk mengambil kesempatan ini dan melancarkan serangan mereka. Anggota-anggota Demone mulai terdesak dan jumlah mereka semakin berkurang.

Javier merasa sudah menduga bahwa suatu saat ini akan terjadi. Dia memberikan kode kepada Steven untuk melaksanakan rencana yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Dalam situasi ini, mereka harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk membalikkan keadaan.

Anak-anak Demone lari ke motornya masing-masing lalu pergi dari sana untuk memancing Thundero agar pergi. Thundero yang memang datang dengan tujuan untuk mengganggu anak-anak Demone segera menaiki motornya untuk mengejar mereka. Hal ini menyebabkan kejar-kejaran di jalan antara mereka.

Carrie dan Natala berjalan cepat bersama-sama, memutuskan untuk tidak melalui pintu belakang karena ternyata pintu itu tidak bisa dibuka. Javier telah membawa anak-anak Thundero pergi sebelum mereka berdua tiba.

Namun sebelum mereka berhasil pergi, tiba-tiba Liana muncul dan menghentikan mereka. Liana memperhatikan Natala dengan tatapan rendah, menyebabkan Carrie menatapnya dengan penuh tajam. Carrie bertanya dalam hati, apa maksud Liana memperhatikan Natala dengan tatapan seperti itu?

"Bisakah kau jangan menganggu untuk kali ini?" Carrie menatap Liana. Liana tidak menggubris ucapan Carrie. Dia berjalan mendekati Natala. Natala hanya diam tidak berkata apapun.

"Aku tidak tahu kau bisa menyewa baju yang selama ini aku cari. Apakah kau menjual diri untuk mendapatkannya?" Natala mengepalkan tangannya. Natala berjalan memberanikan diri mendekati Liana.

"Jaga bicaramu Liana, bukankah ibumu yang sempat menjual dirinya untuk menafkahi anaknya sendiri?" Liana yang kali ini diam. Natala menghempaskan pundaknya ke pundak Liana sebelum menarik Carrie pergi dengan cepat.

"Apa-apaan itu? Semenjak dia mempunyai teman semakin berani saja." Cibir Bianca. Liana masih mematung ditempatnya. Tangannya terkepal saat dengan santainya Natala menyebutkan mengenai ibunya.

"Arghh sial, aku tidak membawa motor Natala. Bagaimana kita melarikan diri?" Pekik Carrie frustasi saat dirinya sudah diluar. Dia lupa mengatakan pada anak-anak Demone tadi kalau dia tidak membawa motor.

Tiba-tiba dua orang laki-laki datang menghampiri mereka. Menawari tumpangan dan mengatakan bahwa mereka adalah anggota Demone yang diperintah Javier. Natala sempat ragu mempercayai hal itu, ingat bukan Natala pernah datang ke markas Demone dia bisa melihat semua anggota Demone. Berbeda dengan Carrie yang saat itu dengan keadaan pingsan.

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang