ꗃ:: 032 ❜

403 43 0
                                    

Lacey merasa dejavu begitu mendengar keadaan putranya yang saat ini sedang koma. Dia setiap hari selalu menunggu kesadaran Jack yang sudah satu minggu belum juga sadar.

Pintu rawat terbuka, disana ada Natala dan Javier. Mereka berjalan perlahan masuk dan menyimpan beberapa buah yang baru saja mereka beli. Natala tersenyum ramah pada ibu Jack sebelum pandangannya beralih pada Jack.

"Apakan tante sudah makan? Jangan lupakan untuk makan tante. Aku yakin Jack akan segera sadar." Celetuk Javier pada Lacey. Karena Javier begitu khawatir melihat keadaan Lacey saat ini.

Lacey tersenyum dan mengangguk. "Sudah, tenang saja. Tante pasti akan selalu menjaga kesehatan sambil menunggu kesadaran Jack." Ujar Lacey.

"Tangan Jack bergerak," Sahut Natala yang sedari tadi memperhatikan Jack. Spontan Lacey berdiri lalu memencet tombol untuk memanggil dokter kemari. Tak butuh waktu lama dokter segera datang dan memeriksa keadaan Jack.

"Syukurlah, keadaan Jack saat ini sudah membaik. Dia juga kini sudah sadar dari komanya." Ujar dokter setelah memeriksa keadaan Jack. Semua orang disana bernafas lega saat mendengarnya.

Perlahan Jack membuka matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk. Orang yang pertama dia lihat adalah ibunya. Tenggorokannya terasa begitu kering saat dia ingin mengatakan sesuatu. Untungnya Natala berinsiatif memberikan minum yang langsung diterima oleh Jack.

Lacey membantu Jack bangun untuk minum. Setelah Jack selesai minum dia menatap Natala sebentar sebelum beralih pada ibunya. "Ibu?" Lirih Jack pelan.

Dengan segera Lacey membawa Jack ke dalam pelukannya. Memeluknya begitu erat untuk menyalurkan rasa rindunya. Jack segera membalas pelukan itu, dan mengusap lembut punggung ibunya.

"Apakah kamu baik-baik saja? Ada yang sakit?" Tanya Lacey menatap Jack khawatir. Jack tersenyum kecil dan menggeleng.

"Tidak apa-apa ibu, ibu aku ingin bertanya sesuatu." Jack nampak ragu untuk mengucapkan hal itu. Sedangkan Lacey segera mendudukkan dirinya disamping Jack mengusap lembut pucuk kepala putranya.

"Katakan saja, apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Lacey lembut. Jack sempat melirik pada Natala lagi sebelum kembali menatap ibunya.

"Apakah aku punya seorang kakak?" Jack menatap ibunya yang kini terdiam. Lacey nampak terkejut dengan pertanyaan Jack, karena dia sama sekali tidak pernah menceritakan tentang kakaknya.

"Ibu.. saat koma aku bermimpi. Entah ini mimpi atau ingatan aku yang kembali, aku bisa mengingat semuanya. Mengapa ibu tidak pernah menceritakannya? Dan.. mengapa namaku Jack? Bukankah itu nama kakakku?" Begitu semua pertanyaan Jack terlontar, tangisan Lacey langsung pecah. Lacey segera memeluk putranya erat, rasa bahagia sekaligus rasa bersalah menyelimutinya saat ini.

"Maafkan ibu.." lirih Lacey sebelum melepaskan pelukannya. Dia mengusap jejak air mata dipipinya sebelum menatap putranya yang menjadi satu-satunya kebahagiaan dia saat ini.

"Saat ibu berpikir kamu akan sadar hari itu, ternyata ibu salah. Kamu kembali tertidur dan mengalami koma yang panjang. Namun untungnya, saat itu ayahmu sudah sadar dan bisa menemani ibu menjalani aktivitas sambil menunggu kesadaranmu." Ujar ibu. Dia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dulu, ibu belum benar-benar bisa menerima kepergian kakakmu. Saat kamu sadar, ibu meminta kesepakatan pada ayahmu untuk mengganti namamu menjadi Jack dan berpindah rumah memulai kehidupan baru lagi. Kami juga sangat berharap sekali kalau kamu akan pintar seperti kakakmu." Lanjut ibu terisak kecil. Jack segera memeluk ibunya kembali dan mengusap punggungnya.

"Maaf, ibu minta maaf tidak pernah menceritakannya. Maaf juga karena ibu sampai harus mengganti namamu." Ucap ibu disela-sela pelukannya. Jack menggeleng kecil.

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang