Baru saja sejak 5 menit postingan twitternya, tiba-tiba pintu rumah Natala diketuk pada larut malam seperti ini. Natala yang tahu ibu ayahnya sudah tertidur, maka dialah yang membuka pintunya.
Dan ketika dibuka Natala sedikit terkejut dengan kedatangan Javier tiba-tiba. Natala celingukan ke belakang berharap saja orang tuanya tidak terbangun. "Apa yang kamu lakukan malam-malam seperti ini?" Tanya Natala keheranan apalagi melihat bagaimana ekspresi Javier yang tengah mengatur nafasnya.
"Astaga Natala, apa maksud dari postingan twitter?" Tanya Javier setelah nafasnya kembali netral. Natala mengingat kembali postingan terakhirnya 5 menit yang lalu, dia merasa tidak ada yang salah?
"Bagaimana jika nanti ada seseorang yang benar-benar mendatangi rumahmu sambil membawakan mu ice cream?" Lanjut Javier bertanya. Natala sekarang mulai mengerti dan tersenyum kikuk.
"Apakah kamu cemburu?" Natala justru berbalik bertanya yang membuat Javier tidak habis pikir dengan pertanyaan nya.
"Tentu saja! Aku tidak akan membiarkan siapapun datang sambil membawakan mu sesuatu." Kata Javier tegas. Dan Natala justru terkekeh sambil mengangguk kecil.
Javier menyodorkan sebuah kantung plastik yang dia bawa pada Natala. "Ini ice cream pesananmu. Jika ada yang kamu mau katakan padaku, jangan mengatakannya di twitter." Lanjut Javier.
"Baiklah terima kasih Javier!" Ucap Natala. Javier hanya mengangguk sambil terus berdiri didepan pintu menatap Natala.
Natala tidak mengerti apa yang Javier tunggu? Bukankah seharusnya dia pulang karena ini sudah larut? Natala membalas tatapan Javier dengan kening sedikit mengkerut. "Apa yang kamu tunggu? Ini sudah larut Javier kamu harus segera pulang." Ujar Natala.
Reaksi Javier tampak kecewa. Dia membuka ponselnya lalu menunjukkan postingan Natala agar Natala kembali membacanya. "Mana bayaranku?" Tanya Javier membuat Natala membeku.
Dalam hatinya Natala merutuki dirinya sendiri karena mengatakan itu. Sejujurnya awalnya Natala hanya sekedar becanda, dia yakin tidak mungkin ada yang benar-benar datang mengingat malam yang sudah larut. Namun siapa sangka justru Javier yang melakukannya, jika begini mau tidak mau Natala harus menepati janji nya.
"Aku.." belum sempat Natala berucap tengkuk lehernya sudah lebih dulu ditarik Javier untuk menempelkan kedua belah bibir mereka. Javier menarik pinggang Natala agar jarak semakin dekat. Javier melumat lembut bibir tipis Natala.
Setelah cukup tidak mau berlama-lama Javier akhirnya melepaskan ciuman mereka sambil tersenyum. "Terimakasih, cantik. Selamat menikmati ice cream nya." Kata Javier berpamitan.
Sebelum benar-benar pergi Javier mengambil kesempatan mengecup sekilas bibir Natala kembali sebelum akhirnya benar-benar pergi mendekati motornya. Natala tersenyum menatap punggung Javier yang menjauh. Tangannya melambai-lambai saat Javier mulai melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah Natala.
Natala kembali masuk ke dalam lalu mengunci kembali rumahnya. Dia segera masuk ke dalam kamar untuk menikmati ice cream pemberian Javier sebelum mencair. Ternyata seperti ini rasanya mempunyai seorang kekasih? Tak pernah terbayangkan untuk Natala jika dirinya akan mempunyai seorang kekasih seperti ini.
ー 🏴☠️ ー
Hari ini rutinitas mereka kembali seperti biasa masuk ke sekolah. Javier tengah menunggu didekat pintu kelas Natala untuk mengajaknya pergi istirahat. Tidak ada alasan apapun Natala untuk menolak ajakan Javier. Dan Javier pun tidak mau jika Natala harus melewatkan makan siangnya.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kantin untuk bergabung bersama anggota demone dan Carrie. Makanan untuk Natala dan Javier sudah mereka bantu bawakan. Sehingga Natala dan Javier bisa langsung memakannya.
"Nat, apa yang bayarkan pada Javier semalam? Sepertinya aku melihat dia datang ke markas dengan senyumannya yang tak luntur." Harry membuka suara sambil menaik turunkan alisnya menatap Natala.
Natala menatap Javier, dia tidak tahu harus menjawab bagaimana. "Aku-" belum sempat Natala menjawab ucapan Javier memotongnya lebih cepat.
"Jangan mengurusi rumah tangga orang lain." Kata Javier enteng. Max sedikit tersedak saat mendengar kata 'rumah tangga' yang keluar dari mulut Javier.
"Kalian masih anak sekolah, menikah saja belum. Sudah menyebut nya rumah tangga." Ucap Max. Javier sontak menoleh.
"Aku akan segera menikahinya." Balas Javier membuat teman-temannya kembali terkejut. Masa depan mereka saja masih panjang, sedangkan Javier sudah memikirkan pernikahan dengan Natala astaga.
Natala tersenyum malu lalu menatap teman-temannya satu persatu. "Jangan kalian anggap serius. Aku yakin Javier hanya bercanda." Ucap Natala membuat alis Javier menukik tidak suka sambil menoleh ke arahnya.
"Sejak kapan aku bercanda, aku bersungguh-sungguh." Kata Javier membuat Natala kehabisan kata-kata. Tiba-tiba Max menyahut. "Tidak apa-apa Natala, kami semua mengerti. Javier memang sudah tergila-gila padamu."
Javier menjentikkan jarinya menyetujui ucapan Max. Natala hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, apakah mereka akan benar-benar sampai pada jenjang pernikahan?
"Apakah nanti setelah kita lulus, kita masih dapat berkumpul seperti ini?" Tiba-tiba Michael membuka suara. Mereka hanya tinggal menghitung bulan untuk sampai pada kelulusan.
Javier mendengus. "Aku harap kita masih dapat berkumpul, meluangkan waktu sesekali untuk berkumpul tidak akan membuat waktu kalian terbuang bukan?" Max mengangguk setuju.
"Setidaknya kita masih dapat bertemu untuk seminggu sekali, jangan sampai karena setelah lulus kalian melupakan dimana rumah kalian dulu," tambah Max.
"Aku setuju, bagaimana dengan kalian berdua?" Jimmy menatap pada Carrie dan Natala. Dan Carrie dan Natala berpandangan sebelum akhirnya mengangguk ragu.
"Kita masih dapat bertemu." Ucap Carrie walaupun dalam hatinya dia ragu. Kita tidak tahu bagaimana kedepannya jadi sementara ini Carrie hanya menganggukkan kepalanya.
Javier mengusak rambut Natala membuat Natala mendongak menatap Javier disamping nya. "Tetaplah bersamaku." Ucap Javier. Tangannya dibawah menarik tangan Natala untuk Javier genggam.
"Ekhem, aku mempunyai ide. Waktu kita bermain mungkin semakin menipis karena kita mulai mendekati ujian. Aku ingin mengajak kalian berlibur akhir pekan nanti, bagaimana menurut kalian?" Ucap Steven menatap teman-temannya satu persatu.
Semua menganggukkan kepalanya setuju. "Tapi, kemana kita akan pergi?" Tanya Carrie. Steven tersenyum berpikir sebentar.
"Bagaimana jika kita melakukan camp? Bukankah menyenangkan saling bercerita sambil menyalakan api unggun?" Jack menganggukkan kepalanya cepat.
"Itu adalah wishlist ku, kita bisa pergi kesana." Sahut Jack setuju. Akhirnya mereka semua sepakat melakukan liburan akhir pekan nanti melakukan camp disebuah bukit. Mereka tidak berniat untuk menaiki gunung, hanya camp disebuah bukit saja.
Karena tujuan utama mereka adalah bisa menyalakan api unggun sambil melakukan permainan, atau mungkin sekedar bertukar cerita mengingat kelulusan yang semakin dekat. Mereka harus semakin banyak menciptakan moment sebelum nanti mereka menyesal karena tidak memiliki moment yang bisa mereka kenang di masa depan.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) Innocent | nomin
Genç Kurgu┈┈ Javier, berkepribadian kuat dan penuh keberanian, telah menjadi figur yang dikenal luas sebagai "The King of Racing" yang tak terkalahkan dalam setiap balapan sebagai ketua gang motor Demone. Namun, segala hal itu berubah saat dia menemukan seora...