ꗃ:: 029 ❜

406 39 2
                                    

"Ja-javier?" Natala gelegapan. Badannya mematung begitu dirinya dengan Jack yang baru saja selesai saat akan kembali disana sudah ada Javier yang menatapnya dingin.

"Pulanglah bersamaku." Javier menarik tangan kanan Natala dengan kasar. Namun segera ditahan Jack dengan cepat menarik tangan kiri Natala. Javier sontak memutar badannya, memperhatikan tangan Jack yang menahan Natala. Suhu atmosfir di tempat itu tiba-tiba berubah, angin sejuk yang melintasi mereka tidak mampu menghangatkan ketegangan di antara keduanya.

"Lepaskan." Ucap Javier penuh penekanan. Jack membalas tatapan Javier tak kalah dinginnya. Dia tidak menggubris ucapan Javier, dirinya sama sekali tidak takut dengan siapa dirinya berhadapan saat ini.

"Seharusnya kamu yang melepaskannya, ada urusan yang harus aku selesaikan dengan Natala." Ucap Jack menarik Natala untuk dekat dengannya. Javier mengangkat satu alisnya.

"Apa urusanmu sebenarnya? Urusan Natala adalah urusanku juga." Ujar Javier. Jack berjalan mendekati Javier lalu melepas paksa tangan Javier dari Natala.

"Ini hanya urusan kita berdua, kau tidak perlu ikut campur." Jack langsung menarik Natala begitu saja. Dan membawanya untuk segera naik ke motor. Sedangkan Natala sendiri kebingungan dia ragu untuk menaiki motor karena merasa bersalah juga terhadap Javier, apalagi saat Javier terus menatapnya.

"Jack, bukankah kita sebaiknya meminta bantuan pada mereka juga?" Ucap Natala pelan. Jack sontak menoleh padanya dan menggeleng tegas.

"Tidak bisa Natala, bisakah kau menuruti aku saja?!" Nada Jack mulai meninggi. Bahkan Natala sendiri terkejut saat tiba-tiba berucap dengan nada tinggi. Javier yang melihat itu sontak berjalan mendekati Natala dan menariknya kembali.

"Apa yang kau lakukan menyentak kekasihku?!" Javier mendorong Jack agar menjauh, dia begitu tak terima melihat Natala yang ketakutan saat tiba-tiba Jack menyentaknya. Jack mengacak rambutnya frustasi.

"Arghh, sialan kalian semua." Tanpa mengucap sepatah apa-apa lagi Jack segera membawa motornya pergi dari sana tanpa Natala. Natala hanya diam menatap sendu punggung Jack yang mulai menjauh.

"Javier, bisakah kita mengikuti Jack?" Pinta Natala. Rasa khawatirnya tiba-tiba muncul begitu melihat raut Jack. Dia yakin tadi sebenarnya Jack hanya tidak sengaja menyentaknya.

"Untuk apa? Lebih baik kau pulang." Javier menarik Natala. Natala menahan tubuhnya berontak dari genggaman Javier dan menggelengkan kepalanya ribut.

"Aku tidak mau Javier! Aku khawatir dengan Jack!" Pekik Natala membuat Javier geram membalikkan badannya menatap Natala.

"Ada hubungan apa kau sebenarnya dengan Jack?" Natala menggelengkan kepalanya.

"Nanti aku akan ceritakan, tapi aku mohon ikuti Jack." Pinta Natala dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Javier sebenarnya enggan jika Natala tidak memaksanya seperti ini. Akhirnya dia mengikuti ucapan Natala untuk mengikuti Jack. Disusul juga oleh Steven dan Max yang masih ada disana.

"Aku tidak dapat lagi menemukannya, lebih baik kita pulang." Ucap Javier setelah mengejar Jack. Namun mereka tidak dapat menemukan jejaknya pergi kemana. Natala begitu lesu mendengarnya, dia seharusnya tadi tidak menanyakan hal itu padanya.

Akhirnya mereka semua memilih untuk kembali pulang. Javier mengantarkan Natala ke rumahnya, namun Natala justru menolaknya. Hingga akhirnya Javier terpaksa membawa Natala ke rumahnya.

Untuk yang kedua kalinya setelah pertemuan pertama mereka, Natala datang kembali ke rumah Javier. Namun kali ini Javier justru langsung membawanya masuk ke kamar, tentu Natala terkejut namun akhirnya dia juga tetap masuk ke dalam kamar Javier.

"Kemarilah," Javier menepuk tempat duduk disampingnya setelah mendudukan dirinya diranjang besarnya. Natala menaiki ranjangnya perlahan lalu mendudukkan diri sesuai perintah Javier disampingnya.

"Javier," Natala memainkan jari-jarinya menundukkan kepalanya begitu takut untuk menatap Javier saat ini.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Javier lembut mengangkat dagu Natala agar menatapnya. Natala sendiri kebingungan apakah dia benar harus menceritakannya atau tidak. Natala menghela nafas panjang memilih untuk menceritakannya pada Javier sebelum semuanya semakin runyam.

Namun Natala hanya menceritakan bagian intinya saja, tidak begitu detail. Javier mendengarkannya begitu seksama bagaimana Natala menjelaskan semuanya.

"Yasudah tak apa, kemarilah." Javier menarik Natala untuk dipeluknya. Dia mengecup pucuk kepala Natala sayang.

"Jika memang Jack adalah Junie, sahabat kecilku menurutmu bagaimana?" Natala mendongakkan kepalanya menatap Javier.

"Tidak apa-apa, itu bukan masalah yang besar selama kamu masih bersamaku." Javier mengecup bibir Natala. Natala membulatkan matanya mendorong kecil dada Javier yang mencari kesempatan untuk mengecup bibirnya.

Ponsel Natala berdering, dia melihat Jack yang menelponnya. Natala sempat melirik pada Javier. Javier menganggukkan kepalanya sebagai jawaban agar Natala segera mengangkat teleponnya.

"Hallo?" Ucap Natala setelah telepon diangkat. Kedua matanya membulat sempurna begitu mendengar isi telepon tersebut. Setelah telpon dimatikan Natala segera bangun.

"Javier! Jack masuk rumah sakit karena kecelakaan!" Saat mendengar itu Javier tak kalah paniknya. Dia dengan Natala bergegas segera pergi ke rumah sakit yang baru saja menelponnya.

Setelah keduanya sampai dirumah sakit. Javier segera mengabari anak-anak Demone yang lain agar mereka juga datang. Tak lupa meminta pada salah satu diantara mereka untuk mengabari ibu Jack.

"Javier, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jack.." lirih Natala dengan keringat dingin yang turun perlahan dipelipisnya. Mereka sedang menunggu diruangan operasi, sedari tadi Natala terus memperhatikan ruangan yang tertutup rapat tersebut. Dia sangat khawatir saat tahu Jack harus sampai dibawa ke ruang operasi.

"Tidak akan ada sesuatu yang terjadi pada Jack." Javier menarik Natala ke dekapannya. Mengusap punggung kekasihnya lembut mencoba menenangkan. Dia menoleh begitu melihat anak-anak Demone yang baru saja jua datang bersama ibu Jack.

"Dimana putraku?" Ibu Jack langsung bertanya pada Javier saat baru saja sampai. Natala perlahan melepaskan pelukannya untuk menatap ibu Javier.

"Tante, Javier ada didalam. Kami sedari tadi disini menunggunya." Ujar Natala lembut. Ibu Jack begitu lesu, Steven yang disampingnya menuntun ibu Jack agar duduk dibangku yang tersedia disana agar tenang.

"Bagaimana bisa terjadi?" Max berjalan mendekati Javier dan Natala. Javier menggelengkan kepalanya.

"Kau tahu kita tadi mencarinya bersama, setelah aku dan Natala pulang tiba-tiba langsung mendapatkan telpon dari rumah sakit." Ucap Javier dengan tangan yang masih setia mengusap Natala.

"Kita harap dia tidak apa-apa." Max ikut mendudukan diri bersama Steven dan ibu Jack. Javier juga sempat meminta Natala agar duduk saja, namun Natala terus menolak enggan duduk. Dia begitu khawatir dengan keadaan Jack saat ini.

Hampir satu jam mereka menunggu diruangan operasi tersebut. Setelah dokter keluar semua langsung berjalan mendekati dokter untuk mengetahui apa yang sebenarnya Jack alami.

"Dia mengalami benturan cukup keras di kepalanya, syukurnya operasi telah berjalan lancar. Kemungkinan saat ini dia akan mengalami koma, kami tidak tahu sampai kapan berdoa saja agar dia segera cepat sadar. Pihak rumah sakit akan segera memindahkannya ke kamar lain." Ujar dokter tersebut sebelum meninggalkan mereka.

Natala langsung memeluk Javier erat dan terisak didalam pelukan Javier setelah mendengar pertanyaan tersebut. Dia begitu merasa bersalah karena seandainya saja tadi dia mengikuti Jack, semuanya mungkin tidak akan seperti ini.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang