ꗃ:: 003 ❜

1K 93 1
                                    

Seisi markas dikejutkan saat tiba-tiba Hugo dan Jimmy datang ke markas dengan keadaan babak belur. Tentu hal ini menjadi pertanyaan termasuk untuk Javier sebagai ketua.

"Apa yang terjadi pada kalian?" Tanya Javier berjalan mendekati keduanya sambil menuntun Hugo disusul Steven yang ikut menuntun Jimmy.

"Kami tiba-tiba dikeroyok oleh anak-anak gang Thundero." Ujar Hugo setelah mendudukkan dirinya.

"Tiba-tiba? Tanpa alasan?!" Sahut Max bertanya yang diangguki Hugo.

"Sialan, mereka memang selalu mencari masalah. Kita tidak akan membiarkan hal ini, Hugo dan Jimmy istirahatlah disini. Untuk anggota inti yang lain cepatlah ikuti aku." Javier melangkahkan kakinya keluar markas yang lalu diikuti semua anggota inti Demone gang.

Javier segera melajukan motornya ke tempat biasanya anak Thundero berkumpul. Mereka sudah hafal sekali karena bukan sekali dua kali mereka semua saling berkelahi.

Setiap berkelahi Thundero yang selalu memancing anak-anak Demone. Padahal mereka tidak pernah membuat keributan seperti anak-anak Thundero.

Javier turun dari motornya menatap nyalang satu persatu anak-anak Thundero yang begitu terkejut saat anggota inti Demone gang datang.

"Kalian ternyata kemari juga." Ujar Paul, dia ketua gang Thundero. Dia mendekati Javier sambil menyeringai.

"Apa maksudmu melukai anak-anak Demone gang?" Tanya Javier to the poin dengan wajah yang datar.

"Mungkin karena bosan, kau sama sekali tidak cocok menjadi seorang ketua Jav." Ucap Paul mencoba memancing emosi Javier.

"Siapa kau mengatur-atur ketua demone gang?" Cibir Steven membuat Paul menoleh.

"Oh, baiklah maafkan aku." Paul berjalan ke arah Steven di belakang Javier.

Javier mengangkat kakinya santai membuat Paul terjatuh. Javier menyeringai, dia menduduki punggung Paul dan menahan kedua tangannya dipunggungnya.

Semua teman-temannya terkejut menatap Javier. Javier menahan Paul yang berontak, dia mendongak menatap teman-temannya menggerakkan kepalanya ke samping sekilas memberi kode untuk segera menyerang anak-anak Thundero.

"Balas mereka!" Desak Paul pada anak-anak Thundero. Javier menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mendorong kecil kepala Paul membuat kepala itu berbenturan dengan aspal jalanan.

"Kau ini baru gini saja sudah kalah, tapi banyak gaya ingin melukai anak-anak Demone gang."

"Sakit kepalaku bodoh!" Paul semakin memberontak agar Javier melepaskannya.

Diam-diam salah satu anak Thundero berjalan ke arah Javier dan berhasil memukul punggung Javier dengan kayu hingga membuat Javier terjatuh dan bibirnya sedikit tergores dengan aspal.

"Fuck!" Umpat Javier terduduk sambil memegangi bibirnya.

Paul mengambil kesempatan untuk segera bangun dan hendak menendang Javier yang terduduk. Namun dengan cepat Michael datang dan menyerangnya.

"Cepatlah bangun Javier!" Kata Max yang sibuk berkelahi dengan anak Thundero.

Javier perlahan bangun, menegakkan tubuhnya walaupun rasa sakitnya masih terasa. Javier meregangkan tubuhnya lalu membalas perbuatan anak Thundero yang barusan memukulnya.

Setelah berhasil membuat anak itu tumbang, Javier berjalan ke arah dimana Michael yang berkelahi dengan Paul. Javier memegang pundak Michael untuk mundur.

"Biar dia aku yang urus." Ucapnya sambil menatap Paul tajam. Michael mengangguk dan menyerang anak-anak Thundero yang lain.

"Kemarilah bung." Kata Javier menyeringai, tanpa basa-basi lagi Paul segera menyerang Javier.

Javier berhasil menendang kaki Paul membuat Paul kesulitan untuk berdiri tegak. Untuk terakhir dia menendang perut Paul membuatnya terdorong dan terjatuh. Javier berjalan mendekati Paul yang berbaring sambil memegangi perutnya.

"Sudah berkali-kali aku mengucapkannya, jika lemah tidak usah memancing." Ujar Javier mencengkeram kuat kerah baju Paul.

"Aku tidak akan pernah berhenti sampai aku menang." Jawab Paul dengan sedikit kesusahan.

"Jika itu yang kau mau silahkan." Javier melepas cengkramannya secara kasar berdiri menginjak tangan Paul lalu berjalan ke arah teman-temannya yang ternyata anak-anak Thundero juga sudah berhasil mereka buat tumbang.

"Kita kembali." Kata Javier segera membawa motornya pergi diikuti teman-temannya di belakang.

Javier menepi di salah satu minimarket untuk membeli minuman. Setelah selesai mengambil soda dia berjalan ke arah kasir dan merasa sempat tidak asing saat seorang gadis didepannya.

Javier mendekat tepat disamping gadis itu, yang sesuai dugaannya dia Natala. Saat kasir selesai mengecek total harga, Natala hendak memberikan beberapa lembar uang yang langsung ditahan oleh Javier.

"Sekalian dengan ini, biar saya yang bayar." Ucapnya sambil menyodorkan botol soda dan kartu miliknya yang bisa dibilang unlimited disini sampai membuat raut kasir itu terkejut.

Natala hanya diam memperhatikan semuanya. Hingga setelah selesai saat Javier keluar tiba-tiba Natala menghalangi jalannya dan menyodorkan uang lembaran sebelumnya.

"Aku tidak mau berhutang budi, terimalah uang ini." Ucap Natala. Javier hanya memandangi uang itu dengan satu alis yang terangkat.

"Tidak perlu, aku mentraktir dirimu." Ujar Javier sambil menurunkan tangan Natala lalu melanjutkan langkahnya menuju motornya.

"Kau ingin pulang bersama?" Tawar Javier sambil merapihkan rambutnya untuk memakai helmnya kembali. Namun pergerakannya terhenti saat tiba-tiba Natala berlari mendekat dan menahan kedua tangannya.

"Ada banyak luka diwajahmu, apakah terjadi sesuatu?" Tanya Natala sambil memperhatikan wajah Javier yang penuh dengan luka-luka kecil hingga disudut bibirnya.

"Bukan urusanmu." Jawab Javier singkat.

"Aku tahu, namun itu harus diobati. Bolehlah aku mengobatinya?" Javier menggeleng.

"Tidak perlu, cepatlah naik jika kau ingin pulang bersama. Aku sudah biasa babak belur seperti ini." Ujar Javier lalu memakai kembali helm full facenya.

"Yasudah kalau begitu." Natala ikut naik ke motor Javier. Dia terkejut saat tiba-tiba Javier menarik kedua tangannya agar melingkar diperutnya.

"Aku akan kebut-kebutan, pegangan erat." Ucap Javier membuat Natala membulatkan matanya.

Belum sempat dia kembali bersuara Javier sudah menyalakan motornya dan melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Natala sudah tidak asing dengan ini, karena seperti saat pertemuan pertama mereka.

Namun tak lama tiba-tiba ada 3 motor yang mengikuti mereka dari belakang. Javier tidak mengenal, biasanya mereka hanya orang-orang yang selalu meminta uang atau semacamnya.

Javier segera semakin menambah kecepatannya. Sambil berkali mengumpati orang-orang itu, dia sudah lelah berkelahi dengan anak-anak Thundero tadi.

Untung saja dia adalah seorang pembalap membuatnya lolos dari kejaran orang-orang tadi. Kini mereka sudah sampai dikediaman Natala.

"Kau membawa motor seperti akan membunuhku." Ujar Natala setelah turun dari motor Javier.

"Kau tidak lihat saat kita tadi dikejar? Mereka orang-orang yang akan memeras semua harta kita, bahkan bisa melecehkan kamu."

"Benarkah?" Javier mengangguk.

"Iya, sekarang cepatlah masuk." Natala segera masuk ke rumahnya.

Javier memperhatikan punggung Natala hingga menghilang. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat apa yang baru saja dia lakukan, namun sepertinya sekarang dia harus segera pulang kembali ke markas.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang