ꗃ:: 033 ❜

399 40 0
                                    

Setelah cukup lama Jack dirawat inap, akhirnya dia sekarang sudah bisa pulang ke rumahnya dan kembali masuk sekolah hari ini. Jack dan Natala bersikap seperti biasanya. Berbeda dengan Jack dan Javier yang masih saling mendiamkan.

"Kau sudah masuk sekolah?" Max datang menghampiri Jack yang kebetulan berpapasan. Jack tersenyum dan mengangguk, pandangannya beralih pada Carrie yang dirangkul oleh Max menimbulkan kerutan tanda tanya pada dahi Jack.

"Kalian berpacaran?" Tanya Jack hati-hati. Carrie membulatkan matanya, dia segera melepaskan rangkulan Max dipundaknya.

"Dia bukan siapa-siapa aku." Ucap Carrie lalu melenggang pergi melewati Jack begitu saja. Max tersenyum menepuk pundak Jack, dia sempat berbisik saat melewati Jack meminta untuk disemangati sebelum akhirnya berlari mengejar Carrie.

Jack menggeleng-gelengkan kepalanya lalu segera melanjutkan langkahnya menuju ke kelasnya. Setelah bel berbunyi semua pembelajaran dimulai. Jack sepertinya sudah tertinggal banyak materi karena dia sakit. Mau tidak mau dia harus mengejar materi mulai sekarang.

Setelah melewati banyak jam pelajaran, sekarang bel berbunyi waktunya untuk murid-murid istirahat. Natala baru saja keluar dari pintu kelasnya, ternyata sudah ada Javier menunggunya disana.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Natala kebingungan. Javier tersenyum dan menggeleng, dia merangkul Natala untuk membawanya ke kantin.

"Natala!" Natala maupun Javier sontak menoleh ke belakang. Ada Carrie yang berlari ke arahnya. Carrie langsung menarik Natala membuat rangkulan Javier terlepas.

"Pria tua itu terus mengikuti aku." Ucap Carrie pandangannya menatap Max yang baru saja datang. Natala mengerutkan keningnya menatap Max dan Carrie bergantian.

"Bisa-bisanya kamu mengatakan orang setampan aku adalah pria tua." Ujar Max. Carrie menatapnya sinis, tanpa menjawab apapun dia menarik Natala meninggalkan Javier dan Max yang masih berdiri ditempatnya.

"Aku sudah menunggu kekasihku lama didepan pintu dan dengan seenaknya dia membawa begitu saja?" Celetuk Javier menatap punggung Natala dan Carrie yang sudah mulai menjauh. Max yang mendengar justru tertawa.

"Ayo bantu aku saja untuk meluluhkan gadis itu, akan aku buktikan bahwa aku dapat membuatnya tunduk." Setelah berucap seperti itu Max kembali tertawa dengan nada tertawa jahat bak di film film yang sering dia tonton. Javier menggeleng-gelengkan kepalanya menendang kecil kaki Max.

"Tidak usah banyak menghayal, Carrie tidak mau tunduk pada orang sepertimu." Ucap Javier lalu melenggang pergi meninggalkan Max.

"Sialan, tunggu aku!" Panggil Max yang tidak digubris Javier. Dengan segera Max pergi berlari menyusul Javier.

Natala terkejut saat akan duduk disamping Carrie namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh Javier. Bahkan Natala sendiri tidak menyadari bahwa Javier kini sudah disampingnya menatap Carrie datar.

"Kamu duduk bersamaku." Ucap Javier penuh penekanan. Sontak Carrie berdiri melipat tangannya didada menatap Javier yang tak kalah datarnya. Keduanya saling memberikan tatapan tajam seolah sebentar lagi peperangan akan dimulai.

"Natala hari ini akan duduk disini bersamaku." Carrie menarik tangan kiri Natala. Sedangkan tangan kanan Natala masih dipegang oleh Javier. Natala ditempatnya hanya bisa diam sambil menatap mereka bergantian.

"Aku sudah lebih dulu datang menunggunya didepan kelas sebelum bel istirahat berbunyi." Ujar Javier menarik Natala kembali. Natala menghela nafas berat, sebentar lagi dia akan menjadi korban tarik-menarik disini.

"Aku lebih dulu membawanya ke kantin." Jawab Carrie lagi. Max yang baru saja datang kebingungan melihat tatapan Carrie dan Javier yang sama-sama tajam. Natala sudah menatap Max meminta pertolongan.

"Aku tidak peduli apapun itu, Natala akan tetap duduk bersamaku." Kali ini Javier menarik Natala cukup kencang hingga Natala sendiri menabrak dada bidang Javier. Carrie membulatkan matanya hendak maju namun Max dengan cepat menahannya.

"Ada apa dengan kalian? Bukankah biasanya kita makan bersama?" Max menatap Carrie dan Javier bergantian. Javier tidak menjawab dia segera pergi menggenggam Natala.

"Apa yang kamu lakukan!" Sentak Carrie mendorong badan Max. Carrie nafasnya sudah memburu menatap Max tajam. Saat Max hendak merangkul Carrie dia urungkan niatnya, sepertinya Carrie sedang benar-benar serius sekarang.

"Jangan ganggu aku lagi!" Ucap Carrie penuh penekanan meninggalkan kantin. Max menghela nafas berat, dia tidak bisa mengejar Carrie kali ini. Akhirnya Max memilih untuk bergabung dengan anak-anak Demone, bukankah biasanya memang seperti itu? Namun apa yang terjadi pada Carrie?

"Javier.. aku khawatir dengan Carrie." Ujar Natala saat mereka sudah diparkiran untuk pulang. Natala nampak celingukan kesana kemari berharap ada Carrie.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ayo cepat naik." Kata Javier yang sudah menyalakan motornya. Natala menghela nafas berat, akhirnya dia ikut naik ke atas motor. Javier tersenyum lalu segera membawa motornya keluar dari pekarangan sekolahnya.

"Carrie?" Natala mengerjapkan matanya saat baru saja Javier menurunkannya didepan rumah, disana sudah ada Carrie yang sepertinya sudah menunggunya disana. Carrie tersenyum kecil tanpa menatap Javier.

"Kalau begitu aku akan pulang." Ujar Javier setelah Natala turun. Natala tersenyum dan mengangguk, dia melambaikan tangannya memperhatikan motor Javier yang mulai menjauh sebelum akhirnya beralih pada Carrie.

"Natala-" ucapan Carrie terpotong saat jari telunjuk Natala ditempelkan dibibirnya memberi kode agar dirinya diam.

"Kita bicarakan didalam, ayo." Natala menarik perlahan Carrie untuk masuk ke dalam lalu ke kamarnya. Dia cukup peka dengan ekspresi yang Carrie tunjukkan bahwa dirinya saat ini sedang tidak untuk bercanda. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika bercerita didalam daripada harus diluar seperti itu.

"Ada apa?" Tanya Natala setelah mengajak Carrie untuk duduk. Dia juga ikut mendudukan diri disampingnya. Carrie mendengus kasar, dia membuka ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Natala.

"Aku tidak tahu mereka maunya apa, rasanya ingin menangis." Carrie membalikan badannya merubah posisinya menjadi berbaring diranjang Natala dengan wajah yang dia benamkan dikasur.

Carrie selalu dituntut oleh kedua orang tuanya untuk pintar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carrie selalu dituntut oleh kedua orang tuanya untuk pintar. Dia anak satu-satunya, tidak memiliki kakak atau adik. Ayahnya kerja disalah satu perusahaan, dan ibunya bekerja menjadi dosen disalah satu universitas.

Lingkungan ayahnya dikelilingi oleh orang-orang cerdas. Apalagi mengingat profesi ibunya yang menjadi dosen, tentu Carrie juga selalu dituntut untuk menjadi pintar. Carrie selalu kebingungan, mengapa kedua orang tuanya pintar sedangkan dia sangat sulit untuk memahami materi saja.

Siapa yang tidak tertekan dengan tekanan orang tua yang selalu memintamu untuk pintar? Carrie sudah sering membantah kedua orang tuanya mengenai hal itu. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan dalam bidang seperti itu. Dia yakin dia memiliki kemampuan dan kesukaan dibidang lain.

Dan sekarang, tiba-tiba dirinya didaftarkan dalam sebuah olimpiade. Siapa yang tidak terkejut? Tanpa persiapan apapun bahkan Carrie sendiri tidak tahu materi olimpiade apa yang akan dia kerjakan nanti. Dia sudah tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya yang selalu menuntut dia untuk mendapatkan nilai sempurna. Padahal nyatanya di dunia ini mempunyai kelebihan masing-masing, dan tidak ada yang sempurna.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang