Chapter 1

2.1K 145 28
                                    

Sejuknya angin malam membuat mata kedua insan yang tengah serius mengerjakan sesuatu di laptop nya itu perlahan-lahan menutup dengan sendirinya, membuat mereka sesekali harus saling menampar untuk sekedar menyadarkan diri masing-masing.

Plak

"sakit bangsat" omel Gulf mengelus pipinya yang mungkin saja sudah memerah.

Mew menaikkan bahunya acuh karena ia sendiri juga di tampar sama kerasnya oleh sahabat satu-satunya itu.

iya...cuman sahabat, gak lebih.

Bisa di bilang Mew dan Gulf sudah kenal bahkan saat mereka belum melihat dunia luar, alias sejak dalam kandungan.

Rumah mereka yang berhadapan membuat hubungan kedua orang tua mereka sangat dekat, bahkan mereka sudah seperti layaknya saudara sendiri.

Sedari kecil Mew dan Gulf selalu berada di sekolah yang sama, membuat mereka sudah sangat terbiasa dengan kehadiran satu sama lainnya.

Persahabatan mereka kerap sekali membuat teman-teman di sekolah mereka merasa iri, bagaimana tidak setiap harinya baik Mew maupun Gulf akan saling menghampiri satu sama lain walaupun kelas mereka berbeda dengan jarak yang berjauhan.

Bahkan tidak memungkiri bahwa mantan-mantan mereka saja pun merasa terasingkan jika Mew dan Gulf sudah bertemu, karena mereka akan selalu menempel bagaikan magnet yang berbeda kutub.

Persahabatan mereka pun semakin kental semenjak mereka masuk ke perguruan tinggi, sejak masih duduk di bangku SMA mereka sudah memantapkan diri untuk belajar dengan rajin agar bisa di terima di universitas negeri yang mereka inginkan.

ah ralat, bukan yang mereka inginkan. Lebih tepatnya hanya Gulf lah yang memiliki rencana ini, sedangkan Mew ia hanya mengikuti Gulf saja karena ia sendiri tidak tahu harus berbuat apa dan memilih universitas yang seperti apa.

alhasil disinilah mereka sekarang, di sebuah kost-kostan yang tidak terlalu besar bahkan hanya memiliki satu kasur. Karena sudah terbiasa mereka sama sekali tidak protes dengan itu, itung-itung hemat uang jajan dari orang tua mereka.

Sama-sama berasal dari keluarga yang sederhana membuat mereka dapat mengerti perasaan satu sama lain, hingga akhirnya memutuskan untuk hidup bersama di kota yang dijuluki kota pelajar ini.

Walaupun bisa dibilang hubungan mereka terkadang tidak berjalan dengan baik karena adanya salah paham atau hal-hal lainnya, tetapi mereka akan selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah mereka secepat mungkin agar tidak berlanjut ke arah yang lebih serius.

Karena mau bagaimana pun mereka kini tinggal bersama dan sudah sepantasnya mereka menghilangkan ego masing-masing.

"sumpah Gulf ini kita lanjut besok aja dah yuk, udah tengah malem ini Gulf gak kuat lagi mata gua" adu Mew menjatuhkan kepalanya ke atas kasur.

Gulf yang berada di samping Mew menghela nafasnya, tidak bisa berbohong jika ia sama lelahnya dengan sang sahabat.

Dengan sisa-sisa tenaga nya Mew dan juga Gulf pun kompak mematikan laptop mereka masing-masing dan menaruhnya di atas meja.

Krrkk

Mew menoleh dengan cepat ke arah Gulf yang kini tertawa canggung sambil mengusap perutnya yang baru saja berbunyi.

"kan" satu kata tersebut keluar dari mulut Mew yang membuat Gulf seketika mengerucutkan bibirnya.

Beberapa jam yang lalu mereka memang sudah makan sore sekaligus makan malam, namun Gulf bilang ia sedang tidak berselera alhasil hanya mencicipi makanannya sedikit saja.

Mew sudah memperingati nya karena ia tahu Gulf memang suka kelaparan tengah malam seperti sekarang ini.

"hehe gua izin keluar dulu ya, lu tidur duluan aja tapi inget cuci kaki dulu baru naik ke atas kasur" ujar Gulf menyambar dompetnya lalu berjalan menuju pintu.

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang