Malam Jum'at

18 2 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Tanpa terasa sudah satu minggu pernikahan mereka berjalan.

Siang itu, Akmal baru saja selesai mengikuti musyawaroh kelasnya. Ia pun bergegas menuju madrasah putri. Tadi pagi, Akmal memberi pesan pada Zahra agar menunggunya di kamar tamu hingga ia selesai mengikuti kelas musyawarah.

Sesampainya disana, dilihatnya Zahra tertidur di pojok ruangan sambil memeluk kitabnya. Akmal tersenyum geli melihatnya. Ia lalu menghampiri sang istri dan membangunkannya. “dek.. bangun, dek..” ucapnya lembut sambil mengelus lembut pipi Zahra.

Tak berselang lama, Zahra pun terjaga. Gadis itu duduk diam sejenak kemudian mengucek kedua matanya sambil menguap. Akmal terkekeh pelan ketika melihat pelipis Zahra blontengan karena terkena celak.

“kenapa ketawa?” Tanya Zahra polos.

Akmal tidak menjawab, ia lalu mengusap lembut pelipis Zahra kemudian menunjukkannya pada Zahra. “nih, celak kamu mleber kemana – mana.” Jawab Akmal kemudian.

“lhooo.. bersihin mas, tolong..” pinta Zahra sambil menggosok – gosok pelipisnya sendiri.

Akmal tersenyum, ia lalu membantu Zahra membersihkan pelipisnya dari warna hitamnya celak Zahra.

Setelah bersih, “udah, ayuk pulang!” ajak Akmal.

“eh, bentar.. ini udah bersih, mas?” Tanya Zahra memastikan.

“sudah..” jawab Akmal santai. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka fitur kamera lalu diarahkannya pada Zahra. “nih..” ucapnya kemudian setelah Zahra melihat gambarnya sendiri.

Zahra cengingisan sambil membenahi jilbabnya kemudian mengikuti sang suami yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari ruang tamu pesantren sambil membawakan kitab – kitabnya.

🍀🍀

Malam itu adalah malam jum’at, malam dimana kegiatan pesantren diliburkan. Malam jum’at adalah hari minggunya para santri. Namun meskipun libur, mereka tetap memiliki kegiatan. Malam ini waktunya bahtsul masail. Namun berbeda dengan kegiatan Bahtsul masail di pesantren – pesantren besar yang menggunakan dasar kitab – kitab syarah, di pesantren Zahra masih menggunakan kitab – kitab yang masih dasar. Jadi hanya si Pembina Bahtsul Masail yang membuka kitab syarah, dan Pembina pun harus alumni pondok besar. Kegiatan ini diikui oleh santri putra dan putri, dengan dibatasi oleh satir.

Zahra mengajak Akmal melihat aktivitas anak santri saat ini. Gadis itu menjelaskan aturan main di kegiatan ini karena Akmal tampak heran dengan para santri yang tidak membawa apapun. Jadi mereka mendengarkan materi kemudian menyampaikan unek – uneknya tentang materi itu. Apalagi materi saat ini sedikit menantang, yakni membahas tentang pernikahan dan juga merembet pada topic memiliki istri lebih dari satu alias poligami.

“pembahasan yang menarik untuk pemula.” Gumam Akmal.

“dasar cowo’! suka banget kalau bahas kaya gini.” Cibir Zahra, apalagi melihat antusias para santri putra yang sudah mulai menyiapkan pertanyaan.

“baiklah, ada yang ingin ditanyakan? Silakan!” ucap Ustadz Khoirul.

Ada banyak santri putra yang bertanya tentang hak – hak dan juga kewajiban di dalam pernikahan. Para santri putri mulai bergumam ketika seorang santri menanyakan tentang tugas – tugas rumah yang biasa dikerjakan oleh seorang istri. Dimana bisa ditarik kesimpulan kalau sebenarnya tugas – tugas rumah itu merupakan kewajiban dari pihak suami, sedangkan istri hanya membantu meringankan.

“Ustadz! Saya ingin bertanya.” Kata seorang santri putra lagi setelah mengangkat tangannya.

“silakan!”

Ikhlas atau Halal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang