Kecurigaan Mayra

2 0 0
                                    

“Assalamu’alaikum…” ucap Mayra.

Hening.

Gadis itu tak peduli, langsung saja ia masuk ke dalam rumah itu. Karena bunda Zahra pernah bilang, "kalau njemput Zahra dan gaada jawaban, langsung masuk aja, nduk.. gapapa.. anggap aja rumah sendiri.." kata bunda saat itu. Bahkan ia juga sudah dekat dengan adik kembar Zahra.

Semula ia hanya duduk – duduk di kursi depan. Karena sedikit terganggu dengan para kang – kang santri yang sedang lalu lalang membersihkan halaman, ia lalu masuk ke dalam kamar Zahra yang kebetulan tidak ditutup rapat.

Namun baru saja duduk, gadis itu dikejutkan oleh seorang pemuda yang keluar dari kamar mandi. Ia pun langsung mengambil langkah seribu keluar dari kamar Zahra.

BRUKKK!!

Mayra malah menabrak Zahra yang baru saja dari dapur. Mereka sama – sama terkejut.

“astaghfirullah, Mayra!!” pekik Zahra.

“ya Allah, Ra…! Kaget aku beneran!!” kata Mayra sambil mengelus dada. “heh, siapa yang ada di kamarmu itu tadi? Mana habis mandi. Kupikir yang mandi itu kamu.”

“bukan, itu tuh mas Akmal baru mandi.” Ujar Zahra.

Di detik berikutnya, Zahra langsung menutup mulutnya ketika menyadari sesuatu. Mayra membelalakkan matanya tak percaya.

“mas Ak- mas Akmal?? Ustadz Nazeef? Ngapain beliau disini?” Tanya Mayra.

“nggenah barusan mandi..” jawab Zahra asal sambil memikirkan alasan yang tepat.

“ya maksudnya, apa yang beliau lakukan disini? Ngapain nginep?”

“ada apa, dek?” Tanya Akmal yang tiba – tiba keluar dari kamar sambil mengancingi bajunya. Namun langsung masuk lagi ketika sadar bahwa sang istri tidak sendiri, ada Mayra juga di situ sembari melirih istighfar karena terkejut. Hal itu memantik rasa penasaran Mayra yang saat ini mulai menatap serius Zahra seolah meminta penjelasan.

“bisa jelaskan sesuatu padaku, ning?” Tanya Mayra kemudian.

Zahra melirik arlojinya lalu langsung masuk ke kamarnya tanpa memperdulikan pertanyaan Mayra. Ia memberikan kopi yang sudah ia siapkan untuk Akmal kemudian langsung pamit berangkat karena jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit, dimana artinya 15 menit lagi muhafadzah akan segera dimulai dan mereka tidak boleh sampai terlambat jika tidak mau dapat ta’ziran.

Dalam perjalanan, Mayra terus mendesak Zahra, menagih jawaban Zahra atas pertanyaannya tadi.
“nanti aja, May.. ntar pas pulang aku ceritain.”

“hiiih! Ngapain pake’ nunggu nanti pas pulang sih? Keburu penasaran tau akunya!” gerutu Mayra.

“focus dulu nyetirmu, bambang! Iya ntar aku ceritain, yang penting sekarang sampai pondok dulu!” ujar Zahra tak mau dibantah. Mayra pun menurut dan mengemudikan motornya sedikit ngebut karena waktu semakin mepet.

Setelah muhafadzah kubro telah usai, ternyata kelas Zahra kebetulan kosong, Karena Gus Alif sedang bepergian bersama keluarga kecilnya. Tidak ada yang berani mbadali, khawatir jika pemahamannya berbeda dengan Gus Alif. Karena dulu pernah ada mbak – mbak yang nekat mbadali namun akhirnya dimarahi karena berbeda pemahaman dengan beliau. Kesempatan itu pun digunakan oleh Mayra untuk mengintimidasi Zahra dan menagih jawaban atas pertanyaannya tadi.

“jadi, May….” Akhirnya Zahra menyerah, dan menceritakan semuanya pada Mayra.

“ih, ngeri banget! Jadi abis kamu kesurupan pas di pondok waktu itu, masih berlanjut?” Tanya Mayra setelah Zahra menuntaskan ceritanya.

Ikhlas atau Halal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang