Tugas Seabrek

38 2 0
                                    

Zahra membereskan buku - bukunya dan bersiap untuk pulang. Setelah mengumpulkan lembar jawabannya, ia pun beranjak keluar dari kelas.

Ketika Zahra hendak mencapai gerbang sekolah, “Ra..!” Akmal memanggilnya sambil menuntun motornya.

Zahra menoleh sambil tersenyum, “kenapa, mas?” Tanya Zahra.

Akmal cengengesan memandang Zahra sambil menuntun motornya. “nggak papa sih.. Cuma mau ngingatin aja, jangan lupa lanjutin artikel aku yang kemarin ya? Sekalian dibendelin juga nggak papa kok. Hehee…” ujarnya sambil menaiki motornya.

Zahra tersenyum kecut pada Akmal. “oke..nggak masalah sih, mas. Tapi mas ingat ‘kan imbalannya?? Mas Akmal harus kasih uang jajan ke Zahra selama sebulan.”

“ahh, gampang! Jangankan sebulan, setahun, Ra! Hahhaa…" ujarnya dengan santai. "bangkrut dah kalo setahun.” Lanjutnya lirih sambil nyengir ke arah lain.

Zahra terkekeh mendengarnya. “bagus bagus.” Katanya sambil mengacungkan jempolnya ke arah Akmal. “terus ngumpulinnya??" Tanya Zahra kemudian.

"Awal masuk abis liburan." Jawab Akmal.

"Oke, siap bos!" Ujar Zahra aambil memberi hormat pada Akmal. "Ya udah deh, Zahra pulang ya? Zahra ngantuk banget ini." Kata Zahra kemudian.

Akmal tersenyum dan mengangguk.

🍀🍀

Liburan dimulai setelah ujian jarak 4 hari. Selama 10 hari liburan, bukannya istirahat, Zahra malah mendapat tugas lumayan susah dari guru Fisika untuk melengkapi nilai ujian hariannya yang kosong. Lalu ia juga harus menyiapkan lomba sholawat Al banjari yang akan ia ikuti bersama teman satu grupnya di sekolah. Ditambah lagi, selama seminggu itu madrasah Zahra sedang mengadakan Ujian Nisfussanah.

Suatu malam, Zahra baru saja mengawasi ujian di kelas atas bersama Isma. "Is, aku langsung pulang ya? Ntar aku ngoreksinya tak titipin Kayla. Tugasku lagi numpuk nih!" Kata Zahra.

"Iya, nggak papa. Ntar tak izinin ke mbak Sara." Ujar Isma kemudian.

Mereka pun berpisah di tangga paling bawah. Setelah memberikan semua lembar ujian yang dibawanya pada Kayla, Zahra langsung buru - buru pulang untuk menyelesaikan tugas fisikanya. Apalagi tugas artikel milik Akmal juga belum ia print semua.

Sesampainya di rumah, dilihatnya Zain masih sibuk mencetak daftar nilai untuk dibagikan para asatidz madrasah. "Abang masih lama nggak pake print-nya?" Tanya Zahra sambil menghampiri Zain kemudian melihat lembar demi lembar data yang dicetak oleh Zain.

"Emm..lumayan sih dek, ini tinggal 4 lembar, terus abis ini ngeprint rekapan nilai untuk dimasukin ke raport." Jelas Zain disela kesibukannya. "Kenapa? Kamu mau pake printnya?" Tanyanya kemudian.

Zahra mengangguk.

"Ya udah, tunggu bentar ya? Ntar kalo abang udah selesai, tak panggil.." kata Zain kemudian.

Zahra mengangguk mengerti. Ia lalu masuk ke kamarnya dan mengerjakan tugas fisikanya sambil menunggu Zain selesai mengeprint. Kebetulan Salfa juga sudah mengirimkan jawabannya.

Ketika Zahra hampir selesai mengerjakan tugas fisikanya, "Ra, abang udah selesai nih!" Teriak Zain dari luar.

"Iya, bang!" Jawab Zahra. Ia pun bergegas keluar kamar dan menyambungkan kabel print ke laptopnya lalu mulai mengeprint artikel Akmal sambil melanjutkan tugas fisikanya hingga selesai.

Esok paginya, Zahra langsung menuju musholla untuk berkumpul dengan teman grupnya untuk membahas festival Al banjari di pusat kota minggu depan. Beberapa anak sudah berkumpul semua, tinggal menumggu dua anak lagi, Dimas dan Deka. Biasanya mereka datang bersama. Tak lama kemudian, Dimas datang, namun ia hanya sendiri.

Ikhlas atau Halal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang