Zain pergi ke kantor pengurus untuk melihat persiapan ujian madrasah setelah mengantar Zahra istirahat di kamarnya sepulang dari puskesmas. Namun ketika sampai disana, ia terkejut melihat dua laki - laki yang berdiri di depan kantor pengurus putri. Sepertinya mereka melihat - lihat persiapan pengurus untuk ujian madrasah seminggu yang akan datang. Zain pun menghampirinya.
Betapa senangnya ia ketika tahu bahwa 2 orang itu adalah adik bungsunya yang kembar, Zikri dan Fikri. Mereka pun berjabat tangan dan saling berpelukan.
"ya Allah, dek... kalian kapan datangnya?" kata Zain.
"Sekitar 2 jam yang lalu sih, bang.." ujar Zikri.
"Bang Zain dari mana sih? Kok baru kelihatan sekarang?" Tanya Fikri kemudian.
"itu..tadi abis jemput si Zahra dari puskesmas, Fik.." Jawab Zain.
"puskesmas? Emang mbak Zahra sakit ya? Kok ibu' nggak ngasih tau kita ya tadi, Fik?" Tanya Zikri sambil melihat ke arah Fikri yang disusul anggukan dari Fikri.
"nggak papa sih. Mbak Zahra Cuma pingsan di sekolah tadi."
"pingsan? Tumben mbak Zahra bisa pingsan?" lirih Fikri sambil menahan tawa, sementara Zikri sudah tertawa mendengarnya.
Zain menarik telinga kedua adiknya itu. "kalian ini masih aja nakal ya?" kata Zain.
"aduduh! Ampun bang!" ujar mereka bersamaan sambil memegangi telinganya. Zain lalu melepas telinga mereka setelah mendengar ponsel dalam kantongnya berbunyi. Ada pesan dari ibunya yang memberitahunya tentang kepulangan Zikri dan Fikri.
"bang, kita ngopi di warung depan yuk! Aku pengin cerita banyak sama bang Zain nih!" ajak Fikri. Zain tersenyum setuju dan mengangguk pada mereka, lalu mengajak mereka keluar menuju warung di seberang jalan depan madrasah mereka.
🍀🍀
Zahra baru saja terjaga dari tidurnya. Ia melirik benda bulat yang menempel di dindingnya. Sudah jam 10 malam. Lumayan lama juga ia tertidur, fikirnya. Ia hendak ke kamar mandi. Namun ketika melewati sebuah kamar, ia menghentikan langkahnya, kemudian mundur beberapa langkah dan berhenti tepat di depan kamar yang setengah terbuka itu.
Ia masuk setelah melihat sebuah koper dan beberapa barang disana. "jangan bilang itu tuyul kembar lagi liburan, ya Allah.." lirih Zahra dalam hati. Dengan langkah gontai ia keluar dari kamar itu dan menuju kamar mandi.
Setelah kembali dari kamar mandi, Zahra langsung menutup pintu kamarnya. "jangan sampai mereka masuk kamar ini. Bisa berantakan semua privasi Zahra." Lirihnya. Ia mengunci pintu kamarnya. Namun ketika ia berbalik, matanya membulat sempurna ketika melihat Zikri dan Fikri sudah ada disana. mereka sedang bercanda di ranjang sambil makan setoples camilan yang ada di meja belajar Zahra.
Zikri tersenyum dan melambaikan tangannya pada Zahra. "pasti mbak ngunci pintunya biar kita nggak masuk kesini 'kan? Tapi lihat deh, kita udah masuk dari tadi, mbak. Udah ngemil juga kok. Nih..." ujar Fikri sambil menunjukkan toples itu pada Zahra. Zikri tertawa kecil kemudian beranjak dari ranjang Zahra dan menghampiri kakaknya itu.
"lagian mbak nih kayanya nggak suka deh kalo adek kembarnya pulang." Katanya sambil menyalami dan mencium tangan Zahra.
"ihh, sok manis." Lirih Zahra.
Fikri juga melakukan hal yang sama seperti Zikri. "iya tuh. Mbak nih kenapa sih kok nggak seneng kalo kita pulang?" tanyanya pada Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlas atau Halal?
RomanceMuhammad Nazeef Akmal "Cukuplah kucintai kamu dalam hati, menyalurkannya lewat untaian doa, dan menjagamu melalui Allah"