Ujian Praktek

25 2 0
                                    

Akmal dan Rayyan memakai sepatunya setelah usai menunaikan sholat dzuhur berjama’ah di musholla sekolah. Mereka lalu berjalan beriringan menuju kelas mereka.

“Yan, tadi aku dikasih tau sama kak Wafi kalau nanti pulang sekolah ada kumpulan buat bahas persiapan acara akhir tahun.” kata Akmal.

“harus pulang sekolah ya? Nggak bisa ntar malam aja?” Tanya Rayyan dengan raut agak kecewa.

“emang kamu mau apa?”

“tidur.” Jawab Rayyan seadanya.

Akmal mendorong pelipis Rayyan dengan jari telunjuknya. “yee…tidur.” Ledeknya.

“capek banget, Mal. Abis ngerjain tugas biologi sama sejarah yang setumpuk tadi.” Gerutu Rayyan.

“ya salahmu sendiri ada tugas dikerjakan di pondok malah kamu kerjain di sekolah.” Timpal Akmal.

“biarin, wleee…” Rayyan menjulurkan lidahnya pada Akmal yang kemudian menimpuknya dengan sajadah di tangannya.

“wahh, tuh! Pujaanmu nungguin tuh di balkon kelas!” seru Rayyan sambil menunjuk ke atas, ke arah balkon kelas. Akmal mengikuti arah tunjuk Rayyan, dilihatnya Zahra sedang duduk di sana sambil bercanda dengan beberapa temannya.

“kemarin dia panik banget pas dengar kalo kamu sakit.” Ungkap Rayyan.

Akmal melihat Rayyan dengan sedikit binar senang di matanya, “beneran?” tanyanya memastikan.

“iya.” Jawab Rayyan singkat. “soalnya aku bilang kalo kamu sakit gara – gara abis dipukulin orang.”

Ctakk!

Akmal menyentil dahi Rayyan karena kesal hingga sang pemilik dahi memekik kesakitan. 

“aku kan udah bilang, jangan kasih tau dia kalo aku baru aja dipukulin!” kesal Akmal.

“udah terlanjur nyeplos, gimana dong?” Tanya Rayyan, Akmal mendengus kesal sambil mengalihkan pandangannya dari Rayyan.

“lagian ya, Mal. Dia itu udah punya firasat kalo kamu lagi ada masalah.” Ujar Rayyan kemudian yang berhasil membuat Akmal kembali menatapnya.

“maksudmu?” Tanya Akmal.

Flashback

“Yan, mas Akmal mana?” Tanya Zahra pada Rayyan yang baru saja masuk kelas.

“emm.. dia nggak masuk, Ra. Lagi sakit.” Jawab Rayyan sambil meletakkan tasnya di bangku.

“yah, kok nggak masuk sih? Padahal Zahra udah lancarin semalam.” Lirihnya kecewa.

“lancarin? Emang mau ngapain sih?” Tanya Rayyan lagi seraya duduk di kursi yang ada tepat di depan bangku Zahra.

“jadi gini, kemarin tuh dia nyuruh Zahra ngafalin amtsilah shorof. Terus waktu setorannya mundur terus, jadi ya udah. Setorannya mau hari ini. Eh dianya malah nggak masuk.” Jelas Zahra.

Rayyan manggut – manggut mengerti. "kalo gitu setorannya ke aku aja!” kata Rayyan kemudian.

“emang kamu hafal?”

“nggak.” Jawab Rayyan enteng. Zahra nyengir mendengarnya.

“emang mas Akmal sakit apa?” Tanya Zahra sambil memasukkan buku catatannya ke dalam tas.

“kemarin itu, dia abis dipukulin orang.” Ujar Rayyan singkat. Namun detik berikutnya, ia langsung menutup mulutnya sendiri karena ingat kalau Akmal melarangnya memberitahu Zahra tentang ini.

Ikhlas atau Halal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang