Fighting

42 25 0
                                    

"Bapak sudah bangun? Terimakasih ya Tuhan!", ucap Mas Yangsa sambil terisak memandangi bapaknya yang sudah kembali sadar. Bersyukur saat itu kami dengan segera membawa bapak Mas Yangsa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Terlihat dengan wajah pucat bapak Mas Yangsa terus menangis meratapi kesedihannya karena kembali menghadapi ujian berat dari ulah anaknya sendiri. "Megan, kenapa nak. Kok kamu tega terus sama bapak! Gak kuat nak, bapak gak kuat!!", ucap bapak Mas Yangsa berulang kali sambil menangis tersedu-sedu. Melihatnya aku dan Mas Yangsa jadi ikut menangis. Begitu tersiksa rasanya menghadapi Megan yang terus begitu tega dengan sengaja lagi dan lagi menyusahkan hati orang tuanya. "Sudah pak, jangan ditangisi terus anaknya. Mamas gak mau bapak sakit dan sampai kenapa-kenapa", ucap Mas Yangsa berusaha untuk terus menguatkan bapaknya. Saat itu aku pun tak bisa melakukan apa-apa. Beberapa kali aku hanya menepuk-nepuk bahu Mas Yangsa agar setidaknya dia tak merasa sendiri. Ada aku yang selalu berusaha untuk terus mendampinginya.

"Berita hari ini, lagi dan lagi berupa kabar mengejutkan yang datang dari pasangan konten kreator yang cukup terkenal dengan image anak baik. Mereka adalah Kasih dan Mas Yangsa. Dikenal selama ini dengan berbagai video-video kontennya yang bermanfaat dan berisi pembelajaran. Nyatanya kali ini mereka harus tersandung dengan kasus yang membuat beberapa orang mungkin merasa kecewa. Usut punya usut saat melakukan rangkaian acara pernikahan keluarga secara tiba-tiba juga harus menelan pil pahit karena sang pengantin yang diketahui merupakan adik dari Mas Yangsa harus dijemput paksa polisi terkait kasus penyalahgunaan narkoba. Wah, wah wah berita itu begitu menggemparkan dan..", Mendadak kumatikan televisi yang sedang ditonton ayah ibu juga kak Miraj saat itu. Meskipun terkesan tak sopan, tujuanku hanya tak ingin mereka jadi terprovokasi dengan terus mendengarkan berita liar yang kembali beredar. Dengan sekuat tenaga, aku pun berusaha untuk meminta mereka agar dapat dengan bijak menyerap semua berita-berita di luar sana. "Maaf kalau jadi seperti ini. Adik juga gak nyangka ceritanya bakal kayak gini!", ucapku sembari tak kuasa menahan tangis di depan ayah, ibu dan juga kak Miraj. Seketika mereka semua langsung memelukku dan berusaha untuk tetap menyemangatiku. Kehadiran dan kekuatan dukungan mereka sangat begitu berarti untukku saat itu.

Susah payah aku dan Mas Yangsa berusaha memberikan dan menunjukkan berbagai hal baik nyatanya dapat dengan mudah dihancurkan dalam satu malam saja. "Adik sabar, segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Hadapi semua dengan kuat, karena adik dan Mas Yangsa adalah anak-anak yang hebat!", ucap Ibu berusaha menyemangatiku, disertai ayah dan kak Miraj yang mengangguk setuju. Mendengarnya aku hanya terus menangis. "Kring kringg kringgg", terdengar ponselku tiba-tiba berdering menunjukkan panggilan telepon dari Mas Yangsa. Dengan suara serak karena menangis semalaman aku pun langsung menjawabnya. "Iya Awi?", ucapku dengan pelan. Seakan tahu aku sedang tidak baik-baik saja, terdengar Mas Yangsa langsung meminta maaf dan berusaha untuk juga menyemangatiku untuk kuat menghadapi segala pemberitaan kejam yang kembali beredar. Saat itu aku pun semakin menangis, suasana pun menjadi sendu. Tak ingin aku sedih berkepanjangan, dengan sekuat tenaga Mas Yangsa pun berusaha untuk terus menghiburku.

Waktu demi waktu pun terus berlalu, kujalani keseharianku dan Mas Yangsa seperti biasanya. Tak ingin terpengaruh dengan berita-berita kejam yang terus beredar di luar sana, kami seakan kompak untuk terus saja berusaha bergerak maju menjalani masa depan kami berdua. Seakan tak terjadi apa-apa, kami tetap membuat berbagai konten video yang bermanfaat dan berusaha untuk tetap menghibur banyak orang. Meskipun masih saja kami temui berbagai hujatan di kolom komentar sosial media yang ada. Namun, tetap kami berusaha untuk fighting menghadapi segalanya. Hingga satu waktu, aku dan Mas Yangsa menerima sebuah tawaran yang cukup istimewa. Yakni menjadi bintang tamu di sebuah podcast yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Tanpa berpikir panjang kami langsung menerima saja tawaran itu. Tujuannya hanya satu, mungkin di sanalah kami bisa mengungkapkan yang selama ini kami rasakan, dan menjelaskan fakta-fakta sebenarnya yang sudah lama seharusnya diketahui semua orang.

"Satu dua tiga, tutup pintunya mari kita bicara!", ucap Papi selaku host atau pembawa acara di podcast yang saat itu kami datangi. Berusaha untuk santai dan menunjukkan kesiapan kami untuk melakukan sesi interview bersama. Mulanya aku dan Mas Yangsa diminta untuk masing-masing memperkenalkan diri, menceritakan keseharian kami, sampai pada akhirnya menjawab beberapa pertanyaan yang sedang hangat diperbincangkan oleh banyak orang. Aku dan Mas Yangsa sangat bersyukur saat itu, podcast yang dibawakan oleh Papi selaku host terkesan menenangkan dan tidak sampai menyudutkan. Saat itu juga kami diberikan kesempatan untuk menceritakan dan menjelaskan segala kontroversi yang selama ini ramai menjadi pemberitaan liar dan akhirnya menggiring opini juga menimbulkan hujatan-hujatan yang kejam. Tak sampai di situ, aku dan Mas Yangsa pun dipersilahkan untuk mengungkapkan harapan-harapan kami di masa depan. "Pertama-tama saya dan Kasih mau memohon maaf yang sebesar-besar kalau ada beberapa pihak yang merasa kecewa dengan berbagai pemberitaan yang menyudutkan kami sebelumnya. Kami juga mau mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang sudah selalu support dan percaya bahwa tujuan kami hanya ingin menjadi baik dan bermanfaat untuk banyak orang. Harapan kami cuma satu yakni bisa terus berpegangan tangan bersama menghadapi apapun yang terjadi. Sekali lagi terimakasih semuanya!", ucap Mas Yangsa dengan penuh keyakinan dan permohonan maaf dari hati yang paling dalam. Podcast hari itu pun pada akhirnya ditutup dengan tujuan agar kami semua bisa terus melakukan hal-hal positif dan produktif yang kemudian dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Seperti keajaiban yang datang saat waktu yang telah ditentukan. Tak disangka banyak respon positif yang kami dapati setelah podcast aku dan Mas Yangsa tersebut ditayangkan dan ditonton oleh banyak orang. Seperti rejeki yang turun dari langit, begitu banyak tawaran-tawaran kerjasama untukku dan Mas Yangsa. Mulai dari tawaran endorse dan iklan juga kesempatan untuk menjadi brand ambassador berbagai produk terkenal dan bahkan sebuah e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Dengan penuh rasa syukur, pundi-pundi tabungan kami pun semakin bertambah. Kami pun lebih dikenal banyak orang juga mendapatkan kehidupan yang semakin mapan dan sukses. Dalam hitungan bulan, aku dan Mas Yangsa bisa sama-sama mewujudkan semua impian dan keinginan. Pada akhirnya kami bisa membeli rumah dan mobil mewah dengan begitu mudahnya. Pelan-pelan aku dan Mas Yangsa pun berusaha untuk bisa membuka berbagai macam usaha. Salah satunya di dunia kuliner dan kecantikan. Namun, tak akan ada kebahagiaan yang sempurna. Sampai satu waktu kami seakan menghadapi ujian kembali dengan segala kemudahan dan kesuksesan yang sudah kami raih. Aku dan Mas Yangsa tak lagi berfokus pada kami berdua. Seringkali kami sibuk masing-masing dan jadi terbiasa mengabaikan satu sama lain. Seakan tak peduli dengan kelanjutan hubungan kami ke depannya. Dan kemudian aku juga Mas Yangsa berada di satu titik jenuh dengan segalanya. Saat itu kami sama-sama berusaha merenung dan saling bertanya.

"Inikah tujuan sebenarnya yang selama ini kami inginkan? Apakah kami memang ditakdirkan untuk terus bersama?"

(Bersambung)

Belum SiapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang