Janji Suci

41 25 0
                                    

"Iya mau gak mau harus siap lah!", jawabku santai dan meledek Mas Yangsa. Seketika kami pun tertawa malam itu. Aku pribadi begitu bersyukur, meskipun sudah melalui berbagai hal dari mulai kesulitan, permasalahan dan keributan-keributan kecil karena adanya perbedaan pandangan. Namun, pada akhirnya aku dan Mas Yangsa akan benar-benar melangkah ke jenjang pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Segalanya jadi begitu sempurna. Sedikit banyak bekal kami untuk kehidupan di masa depan pun sudah dirasa cukup. Rumah yang sementara berfungsi sebagai lokasi basecamp dan tempat produksi tim kreator akan siap kami huni dan akan segera menjadi tempat tinggal kami bersama nantinya. Aku dan Mas Yangsa masing-masing sudah memiliki mobil sebagai alat transportasi untuk kami kemana-mana. Sedangkan untuk persiapan pernikahan pun dirasa sudah 100%, hanya tinggal menunggu pelaksanaannya saja.

Dan kalau ditanya bagaimana dengan mahar atau mas kawin pernikahan. Ada sedikit cerita dan makna tersendiri dibalik arti mahar dan mas kawin yang akan Mas Yangsa berikan kepadaku di pernikahan kami. Dengan melewati berbagai perbedaan pandangan dan mengungkapkan keinginan akhirnya kami pun sepakat untuk menjadikan emas 100 gram dan uang tunai sebanyak 1 Miliar Rupiah sebagai mas kawin pernikahan. Mungkin terdengar cukup fantastis atau bagi sebagian orang terkesan pamer dan berlebihan. Sama dengan pemikiranku sebelumnya. Pada awalnya aku menolak permintaan dan kesanggupan Mas Yangsa untuk memberiku mas kawin yang kurasa jumlahnya terkesan berlebihan, meskipun sebagian besar itu merupakan hasil dari tabungan kami bersama namun tetap saja aku tak ingin terkesan memberatkan atau membuatnya jadi kesusahan. Berulang kali aku meminta Mas Yangsa untuk kembali memikirkannya dengan lebih matang. Jangan sampai hanya ingin dilihat wah dan hebat di pandangan banyak orang pada akhirnya malah menyulitkan. Seakan tak ingin aku berpikir kemana-mana Mas Yangsa berusaha untuk meyakinkanku. Apapun yang dia lakukan dan dia berikan kepadaku semata-mata tak lebih karena dia begitu mencintaiku. Baginya, apa yang ada di dunia ini tak berarti apa-apa dan yang terpenting adalah kami bersama selamanya. Mas Yangsa yang mengaktifkan mode puitis nan romantis akhirnya membuatku tak dapat kembali menolaknya. Pada akhirnya kami pun sepakat dengan jumlah mahar dan mas kawin yang akan diberikan pada hari pernikahan kami.

"Saya terima nikah & kawinnya, Rasakasih Kamelia binti Bapak Samat Bharata dengan mas kawin 100 gram emas dan uang sebesar 1 Miliar Rupiah dibayar tunai. SAH!". Hari itu tepat di hari ulang tahunku, 14 Februari 2022. Aku dan Mas Yangsa resmi mengucapkan janji suci. Perasaan bahagia yang luar biasa. Menikah dengan si cinta pertama dan kuharap bisa menjadi cinta terakhirku. Sesaat kami saling pandang. Terlihat Mas Yangsa menatapku dengan begitu dalam. Saat itu pertama kali aku mencium tangannya dan kemudian dia mencium keningku sembari membisikkan doa. Tak ada kebahagiaan yang lebih terasa membahagiakan selain hari itu. Melihat lagi perjalanan cinta kami ke belakang, rasanya tak menyangka akhirnya aku dan Mas Yangsa bisa menikah dan bersama dalam ikatan yang seutuhnya. "Kini, aku adalah seorang suami, dan kamu sudah resmi jadi istriku. Janji ya, kita akan bersama selamanya. Bahagia sampai hari tua", ucap Mas Yangsa berbisik padaku sembari menahan air mata saat itu. Suasana begitu haru. Terlihat ayah, ibu, kak Miraj, Jelita, bapak dan Kristal adik Mas Yangsa bergantian memeluk kami sembari mengucapkan selamat dan memberikan doa juga harapan terbaik untuk kami berdua.

Acara pernikahan kami saat itu berlangsung cukup meriah, menjalani berbagai rangkaian adat sunda seperti penyambutan tamu (lengser), sungkeman, saweran, membakar harupat, menginjak telur, melepaskan merpati, suap-suapan dan kemudian saling tarik menarik ayam bekakak utuh. Lucunya pada prosesi adat tarik-tarikan bekakak aku mendapat potongan yang lebih besar. Pembawa acara atau mc pernikahan kami saat itu pun tak hentinya menggoda juga meledek-ledek kami berdua. Dia mengatakan dari potongan bekakak besar yang kudapatkan itu menandakan rejeki yang kudapat mungkin akan lebih besar dari suamiku Mas Yangsa. Kami pun jadi tertawa dan saling pandang. Melihat kami yang terus lirik-lirikan juga tak hentinya saling pandang, Lagi dan lagi MC pernikahan kami pun kembali menggoda aku dan Mas Yangsa yang membuat kami malu dan jadi salah tingkah. Tak henti-hentinya kami ditanya,

"Sudah siap malam pertama?"

(Bersambung)

Belum SiapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang