Kuasa Tuhan

55 25 0
                                    

"Ini kita sampai, Sanggar Seni Peri Bumi kan infonya", ucap Mas Yangsa seakan memastikan kembali. "Iya, kalau sesuai catatan yang dikasih petugas WO tadi sih sepertinya benar di sini", jawabku tanpa keraguan pada Mas Yangsa. Saat itu kami pun memutuskan untuk segera masuk dan berharap bisa menemui langsung sang kakek yang membuat kami begitu penasaran. Syukurnya seperti Tuhan mempermudah segala urusan, tanpa menunggu lama kami pun bisa langsung menemui Aki Japar. Tanpa basa-basi Mas Yangsa pun langsung menanyakan apa maksud dan tujuan tempo hari kakek itu mendatangiku secara tiba-tiba dan menyampaikan hal-hal aneh. Awalnya Aki Japar itu seakan mengelak dan tidak mau mengakui apa yang sudah dia lakukan padaku sebelumnya. Namun setelah didesak beberapa kali dan dijamin tujuan kami hanya bertanya tanpa bermaksud apa-apa, akhirnya sang kakek pun menjelaskan semua kebenaran yang ada. "Saya cuma dibayar untuk bilang begitu sama nona. Maaf saya gak sampai niat untuk nakut-nakutin. Cuma, saya butuh uang saat itu kebetulan ada yang minta saya buat bilang begitu sama nona dan bayarannya cukup besar. Jadi saya gak pikir panjang, saya lakukan aja apa yang orang itu minta", ucap Aki Japar dengan wajah memelas dan tak hentinya meminta maaf. Mendengar kenyataan yang sebenarnya sontak aku dan Mas Yangsa saling pandang. Tanpa mengungkapkan namun kami seakan sudah mengetahui dan benar-benar yakin siapa dalang dari semuanya. Namun, seakan kembali ingin memastikan kami pun kembali bertanya pada Aki Japar siapa orang yang telah menyuruhnya waktu itu. Tak ingin berkelit lagi, Aki Japar pun langsung menyampaikan siapa orangnya dengan penuh keyakinan. "Dia perempuan, penampilannya mohon maaf agak terbuka (sexy). Dia datang sama temannya laki-laki tapi agak kemayu. Namanya, sebentar kalau gak salah Gerah apa Gerah ya. Ada Gerah Gerahnya gitu deh kalau saya gak salah dengar", ucap Aki Japar dengan sedikit terbata-bata dan berusaha mengingat kembali semuanya. Aku dan Mas Yangsa pun sontak saling pandang. Tanpa ragu-ragu aku pun memastikan perempuan yang dimaksudkan. "Anika Gerah? Ini bukan orangnya? Sama laki-laki yang agak kemayunya ini kan?", tanyaku pada Aku Japar sambil menunjukkan foto Anika Gerah dan Raja Medusa yang diketahui adalah Managernya di postingan sosial media. Mendengarku menyebutkan namanya dan menunjukkan fotonya dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan sedikit pun Aki Japar mengatakan semuanya adalah benar. Aku dan Mas Yangsa lagi-lagi saling pandang. Dengan menarik napas panjang kami pun seakan lega mengetahui fakta yang sebenarnya.

"Jadi mau diapain orangnya? Mau langsung dilaporin aja?", tanya Mas Yangsa kepadaku. Sejenak aku terdiam dan berpikir. "Bukan aku nuduh, tapi aku yakin dalang dari keributan ayah dan ibu juga pasti dia", jawabku berusaha santai. Mendengarku Mas Yangsa pun tertawa. Seakan meledekku, Mas Yangsa tak menyangka aku benar-benar berurusan dengan perempuan yang benar-benar nekat melakukan hal-hal gila dan tak terduga. Aku pun ikut tertawa, juga merasa tak menyangka. Efek keributan yang aku dan Jelita lakukan ujungnya malah kembali merugikan keluargaku. Bukannya berhenti perempuan itu malah semakin tertantang untuk mengganggu. Pada akhirnya aku memutuskan sesuatu dengan keyakinan yang penuh. "Kita diemin aja. Nanti juga orang itu capek sendiri. Percuma diributin atau bahkan dilaporin. Nanti yang ada dia makin menjadi", ucapku santai namun dengan tegas. Mendengarku Mas Yangsa seakan tak percaya. Dengan senyum lebar dan bangga di wajahnya, kemudian Mas Yangsa membelai lembut rambutku. "Dewasa banget calon istriku ini. Coba dari kemarin kamu berpikiran begini", ucap Mas Yangsa sembari meledekku. Mendengarnya seketika aku tertawa. Tak ingin pusing dan kembali bermasalahan. Aku pasrahkan saja semuanya pada Tuhan. Saat itu aku hanya ingin kembali dan terus fokus mengurus segala persiapan lamaran dan pernikahanku dengan Mas Yangsa.

"Berita hari ini cukup menggemparkan. Kabar mengejutkan kembali datang dari seorang selebgram inisial A.G yang dikenal kontroversial. Dia diciduk di sebuah hotel bersama seorang pengusaha yang diduga terkait kasus prostusi online. Selain itu dikabarkan sang Manager dengan inisial R.M bertindak sebagai muncikari yang bertugas menawarkan jasanya. Diketahui A.G dan R.M memasang tarif sebesar Rp 10 Juta untuk sekali kencan dengan pria hidung belang. Polisi masih terus mengusut kasus tersebut dengan mengamankan dan mendalami keterangan dalam pemeriksaan ". Mendengar dan melihat berita mengejutkan itu aku yang sedang makan malam bersama dengan ayah, ibu, kak Miraj, Jelita dan Mas Yangsa langsung dibuat begitu terperangah. Seakan "Kena Tulah", tak disangka, tanpa harus bersusah payah dan melakukan keributan. Tuhan begitu menujukkan kuasanya dengan membalas kelakukan tak menyenangkan si Anika Gerah kepada aku dan keluargaku dengan menghukumnya secara demikian saat itu.

"Waw, keajaiban Tuhan luar biasa. Makanya adik dan kamu (Jelita) ke depannya gak usah ikut-ikutan ribut lagi ya", ucap kak Miraj sembari meledek aku dan Jelita istrinya. Seketika kami yang sedang kumpul dan makan bersama pun jadi terbawa. Iya, malam itu kami berkumpul untuk dinner bersama sekaligus menjadi makan malam terakhir sebagai tanda aku dan Mas Yangsa akan segera melepas masa lajang kami berdua. Besok pagi, aku dan Mas Yangsa akan menjalani proses lamaran dan kemudian dilanjutkan acara pernikahan. Iya, tak seperti kebanyakan orang yang memisahkan acara lamaran dan acara pernikahan menjadi hari yang berbeda. Aku dan Mas Yangsa juga keluarga kami semuanya sepakat untuk menyatukan semua rangkaian acara menjadi satu hari saja. Mulai dari pertemuan keluarga, melamar, seserahan dan kemudian dilanjutkan proses akad nikah dan resepsi. Hari esok mungkin akan menjadi hari yang panjang dan mungkin cukup melelahkan namun sebanding dengan kebahagiaan yang akan segera kami rasakan.

Pada malam itu aku dan Mas Yangsa saling pandang, kami hanya terdiam sejenak. Tanpa mengungkapkan dengan kata-kata namun seakan mata kami dapat saling bicara. Hari pernikahan kami besok akan menjadi hari paling penting dan tak akan terlupakan di hidup kami berdua. Dengan keyakinan penuh dan rasa cinta yang utuh, kami siap untuk terus melangkah. Secara tiba-tiba Mas Yangsa menghampiriku dan kemudian meraih tanganku. Meskipun sudah tahu jawabannya, namun dengan gayanya yang pecicilan Mas Yangsa tak hentinya bertanya kepadaku malam itu.

"Kamu yakin kan menikah sama aku? Sudah siap kan?

(Bersambung)

Belum SiapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang