BESTFREND

5.

Author Pov

Saat ini lisa sedang berada diruangannya, jam piket mereka telah tiba kembali dan lisa sangat bersemangat. Bertemu dengan lansia-lansia membuat dia merasa sedang bersama dengan nenek dan kakeknya yang telah tiada. Masa kecil lisa memang dia habiskan bersama kakek dan neneknya saat sang mommy dan daddynya sibuk bekerja. Walaupun seperti itu lisa tidak pernah merasa kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya. Mommy dan daddynya sangat pandai mengatur waktu disela sela kesibukannya untuk menghargai setiap moment masa pertumbuhan lisa. Apalagi yang menjadi pelengkap ada kakek dan neneknya yang selalu mengajarkannya banyak hal.

Saat ini empat sekawan itu sedang berada di ruangan masing – masing. sudah sangat jelas itu akan terjadi karena mereka memilih spesialis yang berbeda. katanya agar mereka saling mengobati hanya saja  jennie sedikit berbeda dia mengambil ahli bedah umum yang dimana dia lebih bisa melakukan banyak hal disetiap spesialis.  walaupun jennie sangat nakal namun isi otaknya sangat cerdas. saat ini Lisa begitu serius menganalisa lembar demi lembar diagnosis pasiennya. Namun tiba tiba sebuah dobrakan pintu menghancurkan segala analisanya.

"yak park chaeyoung!! Aku tau kau dokter spesalis jantung tapi bukan berarti kau bisa membuatku menjadi pasienmu" lisa berteriak sambil mengelus dadanya. Kedatangan rose dengan sangat tiba tiba benar benar membuatnya terkejut.

"ahh uhh uhh lisayyaa, mianhe. Tapi kau harus ketaman sekarang. Kucing betina mu sedang berkelahi disana aku tidak bisa menghentikannya" rose mengelus dadanya sambil menunduk memegang lututnya. sebagaimana terlihat dia pasti berlari dan jaraknya cukup jauh. Mendengar itu lisa buru buru bangkit dari duduknya lalu mengambil jasnya.

"kucing itu berkelahi dengan siapa" tanya lisa saat kini sudah berlari kecil bersama rose disampingnya. Langkah kaki dari kedua manusia jenjang itu seirama.

"dengan perawat yang kita temani makan siang waktu lalu, dia di taman belakang bangunan spesialis jisoo unnie"

Setiap spesialis memiliki bangunan yang berbeda beda, itu mempermudah jalannya pemeriksaan. Pasien juga di bagi atas penyakit masing masing. dengan seperti itu bangunannya memang tidak terlalu besar namun pekarangan rumah panti ini sangat luas. Jarak ke spesialis masing masing cukup jauh. Itulah mengapa Kedua manusia dengan kaki panjang itu sudah berkeringat sekarang.

Dari jauh lisa sudah bisa melihat banyaknya orang yang menonton. Perawat dokter dan pasien bercampur menonton disana. Sedangkan sang pelaku masih sibuk saling menarik rambut, berguling guling dan juga saling mencakar. Ciri khas saat perempuan berkelahi.

"KIM JENNIE RUBY JANE" Teriakan lisa mengalihkan atensi orang orang disana. Jennie mematung mendengar suara berat dari sang sahabat yang baru kali ini terdengar di telingahnya. Jennie berdiri dari atas miyeon yang juga menatap lisa dengan takut. seketika perkelahian berhenti. 

"kalian bukan preman! Kau seorang dokter jennie dan kau miyeon seorang perawat! Apa kalian bisa bertingkah seperti ini di depan pasien kalian! Kalian memiliki tugas untuk menyembuhkan pasien bukan untuk memberi contoh bagaimana cara berkelahi! Kalian benar-benar tidak memiliki etika. Apalagi kau jennie kim! Kau sangat tau tempat apa ini dan milik siapa!" lisa benar benar sangat emosi sampai tak menyadari dia membentak jennie untuk pertama kalinya. Saat melihat langkah jennie mundur sedikit sambil menunduk terlihat takut. Lisa menyadari bahwa sahabatnya itu tidak bisa di bentak. Lisa menghela nafas lalu berjalan ke jennie.

"ayo" lisa menarik tangan jennie sedikit lembut, membuat jennie yang tadi menunduk kini berani menatap lisa. Jennie berfikir bahwa lisa akan pergi begitu saja meninggalkannya karena tadi lisa benar benar terlihat marah. Tapi tidak, bahkan lisa masih sempat mengambil jas jennie yang terletak di taman. Jas putih itu sudah tidak sebersih tadi pagi. Namun sebelum benar-benar pergi lisa kembali berbalik lalu menatap miyeon yang jauh lebih berantakan dari pada jennie.