26

2.8K 207 11
                                    

 Author Pov

Setelah jennie melakukan semua yang diperintahkan oleh dr.Choi kini mereka sudah berada didalam ruangan yang cukup menyakitkan untuk keduanya. terlihat bagaimana kesedihan dan amarah dari sorot mata jangkung serta ketakutan dan rasa sedih dari sorot mata wanita mungil.

Kini Keduanya masih terdiam didepan pintu dengan jennie yang berada diatas gendongan lisa bak koala. Sejak tadi sosok mungil itu tidak ingin berada di kursi roda. Keduanya sibuk menatap sekeliling ruangan yang terdapat banyak alat untuk melatih otot kaki walaupun tidak mengetahui Namanya namun rasa dari alat itu sangat melekat pada mereka terlebih jennie yang harus merasakan rasa sakit itu dua kali.

"jika kau tak bisa menemaniku tak perlu paksakan. Turunkan aku disana saja" ucap jennie yang kini menatap intens mata sang sahabat.

"jangan bicara yang tidak masuk akal seperti itu" balas lisa yang menatap datar wajah jennie.

Sejak tadi memang jennie melarang lisa untuk ikut. Namun lisa masih juga kekeh, yang awalnya lisa membujuk dengan manjanya namun karena jennie juga ngotot tidak memberi izin akhirnya lisa berubah menjadi marah dan tegas. Jika sudah seperti itu bahkan jennie pun tak bisa apa-apa. Lisa jika marah memang tak ada yang bisa menghentikannya.

"sumpah lisayah aku hanya tak ingin kau bersedih, kumohon hmm" bujuk jennie Kembali dengan lembut sambil merapikan poni sang sahabat yang sedikit berantakan.

"tidak ada yang menemanimu jennie" lisa

"jika seperti itu lebih baik terapi ini kita tunda Biarkan mommy kim yang menemaniku saja nanti kita hanya perlu menunggu mereka pulang hmm" jennie Kembali membujuk namun lisa mengartikan hal lain

"kau tak ingin ditemani oleh ku" tanya lisa yang tidak merubah tatapan datarnya.

"bukan seperti itu lisayah lihat dirimu sekarang rahang mu bahkan sudah mengeras sejak kau melihat ruangan ini. Aku takut jika kau emosi kau akan berbuat yang tidak tidak terhadap miyeon. Lisa tidak ada yang bisa menghentikan mu bahkan Mr.siwon ikut daddy ke new Zealand" jelas jennie mengelus rahang tegas lisanya yang memang mengeras.

Jennie benar benar berusaha untuk lisa tidak ikut menemaninya karena jauh dilubuk hatinya dia kasihan sama sahabatnya yang mungkin akan lebih sakit darinya. Rasa bersalah yang masih singgap di hati sang sahabat masih terlihat jelas olehnya.

"kita lewati Bersama itu janji kita bukan kau tenang saja aku tidak akan melakukan hal yang kau takutkan. Telfon mommy dulu dia tadi menelfon ku untuk memberi kabar sebelum kau terapi" lisa sadar maksud jennie seperti apa namun dia tetap tidak akan membiarkan jennie sendirian. Lisa berjalan ke meja yang tidak ada apapun diatasnya. Walaupun wajahnya masih datar namun caranya bicara sama jennie masih saja lembut. Setelah mendaratkan bokong sintal jennie dimeja lisa memberikan handphonenya pada jennie. Jennie hanya pasrah kalah telak untuk membujuk lisa.

Tutt Tutt Tuutt

"Halo anak mommy" suara lembut disana membuat jennie seketika tersenyum. Melupakan fakta dia telah gagal membujuk seseorang yang lebih keras kepala darinya.

"mom baby akan terapi sekarang, sangat mengesalkan mommy tak disini menemaniku. Tapi tak apa mommy cari uang saja disana hmm, baby ingin liburan setelah sembuh mungkin itu akan menyita harta mommy 50%" ucap jennie menyandarkan keningnya diperut lisa yang masih berdiri didepannya.

"maafkan mommy sayang, minggu depan mommy akan menemanimu hmm" jennie mengangguk lemas walaupun tak terlihat.

"princess coba jelaskan ke daddy apa yang kau rasa dengan kakimu sekarang" seketika jennie bersemangat membuat lisa heran, tumben sekali.

"oh ada daddy ku yang tampan hmm, kakiku seperti kram daddy setiap ada pergerakan. Aku susah menjelaskannya karena sakitnya kadang ada kadang juga baby merasa itu membesar" jelas jennie sedangkan lisa hanya diam sambil terus mengelus kepala jennie.

BESTFRENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang