Jennie Pov
"tak apa terima dia saja dulu pekerjakan dia dirumah sakit ternama setelah beberapa bulan buat dia tidak diterima oleh rumah sakit manapun, oleh siapapun bahkan untuk dirinya sendiri!! Dan pastikan dia tidak keluar dari negara ini bahkan dari kota ini!! Biarkan dia menghirup polusi kota ini jangan biarkan alam memberikan kesejukkan padanya. Panaskan dia bahkan saat hujan! Dan jangan biarkan dia hangat sedikit pun didalam kedinginan!!! Dan satu hal yang paling penting jangan biarkan dia tidak bernafas jika itu terjadi nafasmu pun ikut berhenti!!"
Terdengar jelas ditelinga ku suara datar nan tegas itu memberi arahan pada seseorang yang entah siapapun itu. Wajahnya yang mengeras terlihat lebih mengerikan dari samping. Lisa mematikan telfonnnya setelah memberikan perinta yang sangat mengerikan bahkan akupun merinding.
Sisi lisa yang bisa berubah jadi monster itu memang ada dan nyata. Tapi aku senang dia tidak pernah menyembunyikan sisi itu padaku. Kini aku terdiam menatap lisa yang juga diam menatap kosong hamparan bangunan bangunan tinggi dari balik kaca dalam ruangan ini.
Aku sangat tau dia pasti sangat marah karena terapi yang aku jalani tadi memang sangat menyakitkan untuknya juga apalagi itu tepat di depan matanya. Aku sangat menyadari setiap tetes air matanya yang tak berhenti keluar mengandung kebencian juga kesakitan yang teersirat.
Setelah ini aku yakin penderitaan miyeon akan di mulai..aku harap dia bisa melaluinya
"lisaa" panggilku, lisa berbalik dan menatapku dengan kecemasan mungkin dia menunggu ku sadar lisa lalu berjalan dengan cepat kearahku.
"kau sudah bangun apa masih sakit tunggu hmm aku panggilkan Dr.choi dulu" lisa mencium keningku cukup lama yang membuat ku merasa sangat nyaman namun saat dia ingin berlalu-
"aku lebih membutuhkan mu daripada Dr.choi. lisa bolehkah?" senyum itu terbit tidak ada lagi raut marah dan kecemasan dan itu pemandangan yang baik untukku.
"kiss" tanyanya dan aku mengangguk tanpa malu.
Chupp
Tanpa basah basi lisa menunduk memberikan bibir tebalnya itu untuk kukecup. Tidak ada pergerakan dari bibirnya seperti memberi waktu padaku untuk menikmatinya dengan puas lebih dulu dan ternyata itu sangat nikmat.
"dduukkan ak-aku" pintahku sambil terbata. Tanpa melepaskan ciumannya tangan lisa terulur untuk mengatur posisi bed untuk sedikit duduk dan bersandar. Lisa ikut duduk dibed posisi menyamping lalu mengambil alih ciuman ini untuk memperdalam kali ini bibirku yang pasrah. Aku bisa pastikan berciuman dengan lisa merupakan hobby baru yang lebih nikmat dan menyenangkan dari barang barang yang selalu di permsalahkan itu.
Saat lidahnya menyapu lidahku terdapat sengatan pada tubuhku. Aliran darah ku seperti berjalan sangat lancar bahkan kini bagian tersensitif ku dapat memberikan respon. Denyutan itu pertama kali aku rasakan.
Namun akhir akhir ini aku benar benar berfikir hubungan apa aku yang aku jalani dengan lisa saat ini. Saat ciuman pertama kami aku hanya menganggap itu sebagai pemberi kekuatan, namun tidak setelah malam itu. Aku mendesah untuknya jelas saja aku mendesah itu nikmat.
"maafkan aku yang tidak bisa menjaga mu dengan baik. Aku berjanji akan membuat hidup miyeon berantakan sehancur hancurnya. Sumpah demi apapun aku juga berjanji kejadian ini merupak akhir kau merasakan sakit dalam hidupmu" ucapnya dengan sangat tulus mata itu menunjukkan ketulusan.
"sebenarnya aku tidak pernah ingin membalas perbuatan miyeon. aku memang marah tapi itu karena rasa sakit ini bukan hanya aku saja yang menanggungnya. Ada kalian yang juga ikut sedih. Aku hanya membiarkan mu melakukan itu padanya agar sakit mu berkurang. Tapi ku mohon jangan dengan tangan mu sendiri dan jangan menghilangkan nyawanya" aku mengelus lembut wajahnya yang saat ini terlihat sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
BESTFREND
Romance"Jika aku ditakdirkan hanya sekedar menjaga dirimu sebelum kau di takdirkan bertemu jodoh mu, tak apa. aku akan......" L "aku memilih kau menjaga ku untuk selamanya, tak perduli status kita kedepannya. aku akan......." J