Lisa Pov
Aku tidak pernah membayangkan sedikitpun akan terbawa nafsu terhadap sahabat yang ku jaga selama ini. sahabat yang selalu menemaniku dimana pun dan kapan pun. Ketergantungannya padaku membuatku terbiasa pula bergantung padanya. aku tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya dan aku tau jennie pun sama dengan ku.
pertama kali untukku menyentuh seseorang diluar batas dan untuk jennie pertama kali disentuh begitu pasrah oleh seseorang. menyesal ? tentu saja tidak. Aku menyukai saat tangan ku menyentuh dirinya, aku menyukai aroma tubuhnya yang ku kecup, aku menyukai bagaimana desahan itu keluar dari mulutnya yang begitu menikmati permainanku.
Aku tidak tau bahwa aku ternyata memiliki nafsu yang cukup besar saat menyentuh wanita. Aku juga tidak tau bahwa ternyata menyentuh wanita akan senikmat ini. sekarang aku sadar bahwa aku lebih dominan menyukai wanita. Entah itu jennie atau siapapun karena pada dasarnya aku tidak pernah punya bayangan akan hidup bersama lelaki.
Saat mataku terbuka di penghujung pagi ini orang pertama yang aku lihat adalah jennie yang masih tertidur nyenyak. Deruh nafasnya yang pulas membuat senyum ku melebar. aku melihat tanganku yang ternyata masih berada diatas payudaranya dan lagi bajunya sama sekali belum turun aku yakin aku menyusuh padanya sepanjang malam.
Tangan ku besar yang pas dengan ukuran payudaranya yang juga aku akui besar. Jennie memiliki tubuh yang sempurna dibandingkan perempuan yang selama ini aku lihat. jennie memiliki ke sexyan yang tidak biasa bahkan jika dia hanya menggunakan bahan baju overzise pun masih terlihat sexy.
Aku menatap setiap inci wajahnya, wajah yang semakin hari semakin cantik. Pipi yang cubby hidung yang kecil tapi mancung bibir yang merona merah itu kembali menggodaku. Tanpa sengaja aku kembali meremas payudaranya namun dia sama sekali tidak bergeming. Lucu
Sebelum hormon ku naik lebih baik aku melepaskan genggaman tangannku di payudaranya. Ini masih sangat pagi namun aku sudah terbangun. Aku berlahan bangun dari bed lalu menuju kamar mandi. Aku harus lebih dulu bersiap karena aku rasa hari ini akan cukup berat untukku dan juga jennie.
melupakan fakta semalam yang entah kategori salah atau tidak adalah hal yang paling baik untuk sekarang namun nyatanya aku menyadari fakta bahwa bestfrend tidak melakukan hal sepertu itu. sepertinya persahabatan kami tidak akan seperti sebelumnya.
"lisayaaaaaahh" suara serak itu menyadarkan ku untuk kembali bersiap.
"dikamar mandi, aku mandi dulu nee" tak kudengar suaranya kembali itu artinya dia hanya mengecekku bukan ingin sesuatu. tanpa fikir panjang aku bersiap. Beberapa menit pun selesai aku keluar dari kamar mandi. Tatapan kami bertemu senyum cerah darinya membuat ku ikut tersenyum. Vitamin terbaik ku adalah jennie.
"heyy sudah bangun hmm" aku berjalan kearahnya yang sudah duduk diatas bednya lalu menunduk mengecup dahinya. entah kenapa setiap kali aku mencium keningnya aku merasa sangat tenang.
"seseorang mengetuk pintu tadi" aduhnya.
"dan my baby terbangun hmm" dia mengangguk sepertu anak kecil dengan cepat membuatku gemes. Aku memegang wajahnya dengan kedua tanganku memberikan ciuman beberapa kali dipipi kiri dan kanannya yang membuta jennie terkekeh geli.
"baiklah saatnya membersihkan diri, tunggu bayi" aku berjalan kearah kamar mandi untuk menyiapkan peralatan untuk membersihkan dirinya. Setiap pagi pasti menjadi rutinitasku karena dokter masih melarangnya untuk bergerak terlalu banyak.
"ambilkan aku bra" peringatnya saat aku membuka bag yang menyediakan baju bajunya.
"kita akan mulai terapi jam berapa" tanyanya saat aku sudah berada di atas bednya kembali.
"entahlah kita tunggu dr.choi dulu bersiap diawal jauh lebih baik bukan" aku membuka bajunya tanpa canggung. Namun entah kenapa dia tiba tiba menutup payudaranya biasanya juga tidak.
"yak sebelum aku menikmatinya kau tidak pernah menutupinya kenapa sekarang kau menutupnya" tanyaku heran yang dapat tamparan tidak keras dari bibirku. Aku menatap wajahnya yang memerah seperti tomat tangannya masih tersilang untuk menutup payudaranya yang sebenarnya tidak muat.
"hahaha miss jennie kim sepertinya sedang malu hmm sangat lucu seolah olah kau tidak mendesah semalam" godaku dengan sangat lincah tangan mungil itu menarik poniku.
"hahha yaakkkk akkh sakit oke oke maafkan aku" tidak main main dia benar benar menariknya keatas itu perih. Namun tanpa dia sadari aku mendapatkan jackpot.
"ahhhhhhkkhh" desahannya keluar begitu saja saat aku menunduk membawa puting merahnya itu masuk kedalam mulutku lalu menghisapnya dengan kuat.
"Ssstt S-top lisahhhh"
"kau menikmatinya bukan" kekehku yang dapat tatapan tajam darinya lagi namun aku tidak perduli. nyatanya omongan ku tidak salah.
"kau tidak tau saja bagaimana aku berusaha untuk tidak menggerakkan kaki ku semalam" ucapnya dengan marah membuatku tersenyum diselah aku membersihkan tubuhnya. Banyak kemerahan yang aku berikan ternyata di bagian payudaranya.
"angkat lehermu" dia pun menurut aku menghela nafas ternyata dilehernya pun banyak.
"mianhe aku memberi bekas" dia hanya mengangguk.
"ambilkan foundation aku akan menutupinya" aku pun mengangguk namun seperkian detik aku menatapnya tajam.
"kenapa kau begitu santai, apa kau selalu-"
"yakk kau orang pertama yang menyetuhku brengsek" marahnya sambil memukul kepalaku kali ini cukup keras, bukannya marah aku malah tertawa oleh kebodohan ku sendiri. aku benar benar lupa bahwa aku yang pertama menyentuhnya. Mengetahui hal itu sebenarnya aku sangat senang.
"kenapa kau tersenyum seperti orang bodoh seperti itu pasangkan bra ku sebelum kau menyusuh lagi" keluhnya.
"hmm this mine"
"ahhh" aku terkekeh saat tangan nakalku kembali meremas dua anak kembarku sebelum akhirnya aku memakaikan branya. Tidak lagi main main aku mengganti baju dan juga celananya. Aku bahkan tidak sungkan saat mengganti celana dalamnya. Vagina merah itu terpampang nyata didepan ku setiap hari. Namun kali ini aku cukup menelan ludah mungkin ini efek dari semalam.
"jangan bermain disana kaki ku sama sekali belum bisa di gerakkan lisa, jangan macam macam"peringatnya membuatku mengangguk lalu dengan cepat mengganti celana dalamnya lalu perlahan memakaikan celana bahan kain tersebut.
Aku juga mengambil foundation untuknya lalu menutupi bekas kenikmatan ku ternyata itu sangat berguna. Entah dari mana dia mendapatkan ilmu tentang ini namun tak perlu heran jennie memang mempelajari segala hal dari ilmu wajib sampai ilmu diluar nalar.
Tok tok tok
"tepat sekali. Sudah cuci muka cuci gigi hmm harum dan cantik" ucapku lalu mencuri ciuman dibibirnya yang menjadi canduku sekarang lalu berjalan kearah pintu untuk membukanya.
"selamat pagi lisa" sapa akrab dr.choi yang ku balas senyuman.
"selamat pagi jennie" sapa kembali dr choi saat sudah di samping jennie.
"ceritakan keadaan mu sekarang" dokter choi kembali berbicara sedangkan aku hanya duduk dikursi sisi jennie.
"aku rasa kaki ku jauh lebih ringan sekarang dokter sudah beberapa kali juga lisa mengangkat kaki ku untuk sekedar berganti celana dan itu sudah tidak sakit sama sekali" jawab jennie dengan serius.
"itu baik aku melihat kaki mu sudah tidak membengkak tapi jennie tidak sakit bukan berarti tidak akan. Tidak sakit juga bukan berarti baik" peringat dokter choi kembali membuat jennie mengangguk.
"baiklah aku rasa kita sudah bisa melakukan terapi hari ini, tapi sebelum itu ada baiknya jika kau makan dulu lalu ini minum obatnya sehingga saat terapi kemungkinan sakitnya tidak terlalu terasa"
Mari sedikit memberikan semangat dengan memberi vote dan beri komentar disetiap paragraf...

KAMU SEDANG MEMBACA
BESTFREND
Romansa"Jika aku ditakdirkan hanya sekedar menjaga dirimu sebelum kau di takdirkan bertemu jodoh mu, tak apa. aku akan......" L "aku memilih kau menjaga ku untuk selamanya, tak perduli status kita kedepannya. aku akan......." J