Lisa Pov
"Tumben kau sendirian"
Jisoo unnie duduk didepanku ku sambil membawa nampan yang berisi makanan, saat ini kami sedang berada di kantin rumah sakit yang di khususkan untuk dokter dan perawat saja.
"hmm jennie mungkin memiliki jadwal operasi dan si cipmunk itu belum selesai dengan operasinya" ucapku sambil memakan makanan ku.
"jennie sedang bersama dokter kai, aku tadi keruangannya mereka sedang makan siang" jisoo menyangkali yang memang pada dasarnya aku lebih dulu mengetahuinya. Itulah alasanku berada disini sendirian. Semenjak kejadian dia menolak aku menyentuhnya hari itu pula aku putuskan untuk tidak akan tidur dengannya lagi.
Sudah dua bulan aku tidak pulang kerumah tentu saja daddy dan mommy ku sangat khawatir namun aku menjelaskan bahwa aku baik baik saja. Jika kalian berfikir aku menghindar dari jennie itu benar. Aku tidak tau cara menolak dia memelukku, menciumku di pagi hari karena dia melakukannya pada malam harinya setelah dia menolakku. Dia datang seperti orang yang tidak memiliki beban apapun. Dia tidur disampingku dan bangun seperti biasanya.
Kemarin aku bersyukur dia tidak berubah namun hari itu aku tidak nyaman. Jennie tidak pernah menolakku bahkan jika semalaman aku menyusu padanya. Penolakannya sangat berpengaruh padaku.
Kami bertengkar hebat saat aku mengatakan padanya bahwa aku akan tinggal di rumah sakit. Rumah sakit yang menyediakan tempat istirahat yang berbaur dengan banyak orang tapi itu hanya alasanku saja nyatanya aku membeli apartemen dekat rumah sakit.
Semingguan dia protes selebihnya dia mengalah. Dia beberapa kali meminta ciuman namun aku menolaknya secara halus. Dia sempat bertanya padaku namun aku menjawab aku sariawan padahal nyatanya aku mengurangi minum agar bibir ku pecah pecah sehingga aku dengan mudah membuatnya terluka.
Tapi kami masih sering Bersama, berbicara dan juga bercanda namun untuk bermanjaan atau saling menyentuh aku sangat menghindarinya. Namun nyatanya aku juga tersiksa dengan itu namun entah kenapa tubuhku menolaknya.
"aku lihat kalian jarang Bersama, jennie lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kai. Aku harap kau bisa mengatasi perasaan mu" aku terkejut lalu menatapnya dengan tuntutan. Namun dia tersenyum.
"aku tidak sebodoh itu mengetahui perasaan mu yang melampui persahabatan. Semenjak kai hadir ceria mu tidak setulus kemarin. Aku tau banyak hal yang berbeda, kau jadi jarang pulang bersamanya, kau berbohong padanya bukan kau tidak tinggal disini tapi apartemen" aku hanya diam.
"kau sangat mencintainya" tanya jisoo unnie menggenggam tanganku, makanan kami tertinggal tak lagi menjadi sedap dimata. Aku mengangguk dan sial air mata ku jatuh namun aku menghapusnya dengan cepat.
"aku seperti kehilangan separuh dari diriku. Unnie aku dan jennie sering berciuman itu bukan dipipi ataupun di kening tapi itu dibibir, aku fikir jennie juga memiliki rasa yang sama karena dia selalu membalas ciumanku bahkan sesekali meminta lebih dulu" aku menghela nafas saat kurasa dadaku sesak.
"tapi saat aku mengatakan aku mencintanya, bertanya apa hubungan ku dengannya, jawabannya adalah diam. Dia diam membisu lalu menjalani hari harinya dengan orang lain. Namun ada waktu aku mengetahui fakta bahwa ternyata ciuman itu tidak berarti apa apa untuknya" unnie mengerutkan kening bingung. Namun aku hanya tersenyum "itu tidak perlu unnie tau" dan dia menangkapnya dengan baik.
"tidak semua perasaan yang kita rasa harus terbalaskan bukan" aku mengangguk dan kulihat jisoo unnie menghela nafas lalu melihat kesamping menampilkan bangunan bangunan yang bersaing membangun ketinggiannya.
"sepertinya hatimu juga kurang baik unnie"
"aku akan menikah" aku yang sedang minum itu tersedak karena terkejut. Dia tertawa lalu memberikan ku air minum.

KAMU SEDANG MEMBACA
BESTFREND
Romance"Jika aku ditakdirkan hanya sekedar menjaga dirimu sebelum kau di takdirkan bertemu jodoh mu, tak apa. aku akan......" L "aku memilih kau menjaga ku untuk selamanya, tak perduli status kita kedepannya. aku akan......." J