14

1.9K 166 6
                                    

Outhor Pov

Setelah memberi jamuan minum pada ahjumma yang bertamu di ruangannya. Lisa bergegas ikut duduk disamping kanan jennie karena disamping kiri jennie ada rose sedangkan di samping kanan ada jisoo yang duduk sendiri sedangkan ahjumma itu duduk di didepan rose.

"Mi-mianhe dokter jennie atas apa yang terjadi tadi" ucap ahjumma itu sambil menatap tulus mata jennie yang masih sembab akibat menangis.

"sebenarnya ayahku punya trauma dengan tindakan CPR beberapa tahun lalu, saat itu ibuku juga mengalami serangan jantung tiba tiba sehingga ayah melakukan pertolongan pertama namun sayang ibuku tidak selamat, hal itu membuatnya tidak percaya dengan CPR" ucap ahjumma itu dengan sedih.

"sehingga saat dia tau dia mengidap penyakit jantung juga dia berpesan untuk tidak melakukan CPR. awalnya Kami menolaknya karena kami percaya bahwa CPR bisa membantu. Namun ternyata ayahku bukan tidak percaya dengan CPR dia menyesal karena dia melakukan CPR yang menyakiti ibuku. baginya CPR merupakan kegiatan memaksa katanya dia ingin pergi dengan tenang" ahjumma itu menunduk saat sejenak melihat jennie meneteskan air matanya. Lisa jisoo dan rose juga ikut bersedih akan cerita ahjumma tersebut.

"anakku juga seorang dokter saat dia tahu keputusan kakeknya dia benar benar marah sekaligus sedih dia bahkan tidak masuk bekerja beberapa hari baginya untuk apa dia menjadi dokter jika dia tidak bisa menolong kakeknya. Saat aku melihat dokter jennie berlari sambil menangis aku benar benar merasa bersalah sekaligus takut kau akan seperti anakku. Kau masih sangat mudah aku tidak ingin karirmu berhenti karena kegoisan ayahku" ucap ahjumma yang tetap menunduk merasa sangat bersalah apalagi melihat jennie yang kini menangis di bahu lisa.

"aniyoo ahjumma itu bukan keinginan yang egois. Kita memang tidak tau kapan kita akan mati dan seperti apa tapi sebagai manusia aku yakin semua diantara kita punya impian seperti apa saat menghembuskan nafas terakhir" ucap lisa menatap sedih sosok ahjumma yang tidak berani menegakkan kepalanya. Disisi lain Lisa juga tidak henti hentinya mengelus kepala jennie yang terus menangis. Sudah lisa katakan jennie memiliki hati yang sangat lembut.

"princess ayoo diam, kasihan ahjumma merasa bersalah padamu, kepalamu juga akan sakit kau sudah lama menangis" bisik lisa sangat lembut ditelinga jennie sampai tidak ada satupun dari mereka yang mendengarnya. jennie sedikit mendongak melirik sosok ahjumma yang setia menunduk. merasa kasihan jennie mengangguk lemah sambil terus berusaha menghentikkan tangisnya dibantu dengan lisa yang mengelus lembut kepalanya dengan satu tangannya mengusap lembut dada atas jennie berharap memberikan sedikit ketenangan. Setelah tenang jennie kembali memperbaiki duduknya kini menghadap ahjumma sepenuhnya yang tak melihatnya.

"mianhe ahjumma" mendengar suara jennie ahjumma itu mendongak sambil menggeleng.

"kau tak salah dokter, ahjumma yang harusnya minta maaf padamu karena keputusan itu pasti membuatmu merasa sedih" ucap ahjumma itu dengan tulus. dengan mata lebih sembab lagi jennie berusaha untuk tersenyum.

"aniyoo, seharusnya sebagai dokter aku bisa menerima keputusan pasien apapun itu karena mereka juga memiliki hak. Alih alih memberikan belasungkawa aku malah memikirkan kegagalan yang sebenarnya tidak ada. terima kasih ahjumma disaat kau sedang bersedih seperti ini kau masih sempat memikirkan perasaan ku bahkan karirku, ahjumma mianhe hmm" jennie kembali meneteskan air matanya disatu sisi dia benar benar marah pada keadaan disisi lain juga dia bersimpati.

"tak apa. ahjumma cukup legah jika dokter tidak menganggap semua ini kegagalan. terima kasih karena dokter memiliki niat hati yang baik untuk menyelamatkan ayah saya" ucap ahjumma memandang jennie yang kini telah tersenyum tulus padanya. bukan hanya ahjumma saja yang legah ketiga wanita cantik yang hanya diam sejak tadi itu juga merasa legah. Bukan hal yang gampang untuk mereka berada di titik ini. sama dengan mahasiswa lainnnya mereka juga belajar mati matian, jenuh, capek bahkan mereka kadang menangis jika banyak tugas. Terlahir sebagai orang kaya keempatnya benar benar tidak memanfaatkan keadaan itu dalam bentuk pendidikan. Menjadi dokter murni karena usaha mereka sendiri.

"kalau begitu saya permisi dokter" ucap ahjumma itu lagi, keempat wanita itu ikut berdiri saat ahjumma telah berdiri.

"kami ikut berduka cita ahjumma" ucap rose menunduk sejenak diikuti oleh jennie, lisa dan juga jisoo.

"terima kasih" ucap ahjumma setelah itu dia melangkah keluar. setelah melihat ahjumma itu menghilang dari balik pintu mereka berempat serentak duduk kembali. Menghela nafas berat seakan-akan melampiaskan kelegahan sekaligus kelelahan.

"pftttttttt aigoo jenniyahh kau lihat dirimu sekarang, bibirmu membesar, hidungmu seperti tomat lihat lihat pipi mandu mu sebentar lagi jatuh dan mata mu hahhahaha tidak seperti kucing lagi itu terlihat seperti hmmm kodok hahhaha" jisoo tertawa terbahak bahak melihat wajah jennie yang memang sepenuhnya membengkak. Rose dan lisa serentak melihat wajah jennie untuk memastikan ucapan jisoo namun karena mendapatkan tatapan tajam lisa dan rose tidak berani tertawa tapi membenarkan.

"yakk pendek diam kau!" balas jennie dengan sedikit berteriak.

"what! Pendek yakk jennie kim kau makhluk terpendek diantara kita, kau yang paling nakal, kau paling cengeng dan kau yang paling jelek wleeee hahaha" jisoo kembali tertawa mengejek jennie. melihat jennie marah memang sangat menyenangkan bagi jisoo karena itu terlihat sangat lucu.

"lisayyaahh tidak bisa tidak bisa aku ingin menangis lagi jika begini, isshhhhh jisoo unnie menyebalkan" bukannya menghampiri jisoo, jennie malah merengek sambil memeluk lisa. Menaikkan satu kakinya di paha lisa menyimpan kepalanya di dada lisa agar tidak bisa melihat wajah jisoo yang baginya sangat menyebalkan.

"jangan jangan menangis lagi hmm, chipmunk bawa keluar si bunglon itu" perintah lisa yang langsung disetujui oleh rose tanpa mengatakan apapun rose menarik tangan jisoo yang masih saja mengejek jennie

"Jennie jelek wlee wlee, jennie genduttt" itu adalah ucapan terakhir sebelum jisoo dan rose menghilang dari pintu membuat lisa kembali legah. Baru saja urusan ahjumma itu selesai jisoo malah menambah lagi dan lisa takkan membiarkan jennie menangis kembali

"apa aku benar benar terlihat seperti kodok" tanya jennie yang tak merubah posisinya. Mendengar itu lisa terkekeh.

"yak lisa aku tidak memiliki tenaga untuk marah padamu jangan tertawa seperti itu, jawab pertanyaanku. Apakah benar benar wajahku terlihat seperti kodok" tanya jennie kembali sedikit mendongak menatap wajah lisa yang tersenyum sangat lebar.

"hmmm coba kita lihat yang mana dari bagian wajah ini yang seperti kodok jelek itu" ucap lisa yang kini telah menggenggam wajah jennie dengan kedua tangannya, mengoyangkan kiri dan kanan membuat jennie memutar matanya malas.

"hmm kodok ini tidak jelek tapi lucu, ini sangat menggemaskan muach muachh muacch" lisa menggoda jennie dengan cara mencium pipi jennie kiri dan kanan berulang kali membuat jennie tidak tahan..

" hahaha yahhh lisayaahhh hahaha gelihhhh, ber- haha BERHENTI MANOBAN!!!"

Mari sedikit memberikan semangat dengan memberi vote dan beri komentar disetiap paragraf

BESTFRENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang