BESTFREND

48

Lisa Pov

Jika kebanyakan manusia membenci waktu pagi karena mereka harus memaksakan diri untuk bangun walaupun masih sangat mengantuk agar dapat beraktifitas sesuai tuntutan masing masing tapi tidak untukku. Aku dengan cepat membuka mata saat sinar matahari menyilaukan ku bukan matahari alasannya tapi aku ingin dengan cepat melihat wanita tercantik yang dimana mataku tidak pernah melihat perempuan lain lebih cantik lagi selain dirinya.

Aku sangat senang saat aku benar benar tidak bermimpi bisa bangun dengan dia yang ada dalam dekapanku sekarang dan yang lebih membuatku senang jennieku masih dalam keadaan telanjang. Aroma tubuhnya yang seperti bayi lebih tercium olehku saat dia bertelanjang seperti ini.

Aku mengelus pundaknya yang putih mulus dengan lembut sengaja agar dia tidak terbangun karena aku tau dan sadar diri bahwa aku telah membuatnya kelelahan. Hormon ku memang tidak bisa terkendali jika dengannya. Aku tidak akan cepat puas bukan karena dia tidak memuaskan namun karena dia begitu nikmat sehingga aku ingin lagi dan lagi mencicipinya.

aku mencium keningnya cukup lama lalu membawanya masuk dalam pelukan ku dengan lebih erat. Mungkin karena efek terlalu merindukannya sehingga kini aku tidak merasa rinduku berkurang bahkan dalam keadaan dia telah berada dalam dekapanku.

Hari terburuk dalam hidupku adalah berjarak dengan jennie dan semua orang. Aku benar benar membatasi diriku agar aku tidak terlena oleh kehidupan disana yang begitu bebas. Menjadi orang yang patah hati dan didukung oleh kebebasan mungkin saja aku masuk dalam pergaulan yang salah. Pergaulan yang tidak disukai untuk kekasih ku, keluargaku dan juga sahabat sahabatku.

"kau sungguh kelelahan sayang"

"bagaimana tidak kau memerkosaku dengan sangat sadis manoban" aku terkejut saat ucapan ku di tanggapi dengan cepat.

"Ternyata kau sudah bangun baby" aku melihat dia sedikit mengurai pelukan lalu mata indah itu sedikit demi sedikit terbuka. Mata kucing yang terlihat imut jika tersenyum namun jika marah jangan ditanya semenakutkan apa.

"Justru aku yang harusnya bertanya sayang tumben sekali kau bangun lebih awal" ucapnya lalu merapikan rambutku yang pasti berantakan.

"Aku fikir aku bermimpi jadi aku benar benar menantikan pagi karena aku takut aku bangun tanpa mu lagi seperti waktu waktu kemarin" dia hanya diam menatap wajahku.

"Aku minta maaf jika aku meninggalkan mu tanpa pamit" lanjutku dia tersenyum tapi matanya menyorotkan kesedihan. Aku tidak tau bagaimana sedihnya dia saat aku meninggalkannya namun melihat bagaimana kondisinya sekarang yang sedikit menirus itu menjadi bukti bahwa dia pasti sangat tersiksa.

"Aku tau kau pasti mengambil keputusan yang terbaik waktu itu jadi tidak perlu minta maaf sayang karena aku mengerti walaupun itu sungguh menyakitiku. Tiap hari rasanya aku tidak bisa bernafas dengan baik terlalu sesak untuk menjalani hari hari ku tanpamu. Ku mohon apapun alasannya lagi jangan meninggalkanku atau jika takdir kembali menguji kita biarkan aku yang pergi jauh aku tidak ingin di tinggalkan lagi ditempat ini dengan kenangan yang begitu menyakitiku" satu tetes air mata lolos dari mata indah itu membuat ku merasa sangat bersalah. Aku dengan cepat menghapus air mata itu lalu mengelus pipi manduku yang tidak segembung kemarin.

"Maaf jika dulu janji tak aku tepati dan memilih meninggalkan mu malam itu walaupun terlihat tanpa perjuangan namun percayalah sayang aku benar benar memikirkan segalanya sebelum keputusan ku bulat. Aku tidak akan pernah ingin melawan mommy kim dia orang tuamu sekaligus orang tuaku yang perlu aku hargai apapun keputusannya termasuk membuat ku kembali" dia mengerutkan keningnya.

"aku tidak membenarkan kau membentak mommy mu seperti itu-"

"dia lebih dulu-"

"aku tau tapi dia tetap orang tua yang harus kau hargai sampai kapan pun bahkan jika keputusannya menyakitimu. Kau terlahir sebagai seorang anak yang tidak tumbuh langsung sebesar ini dan mommy kim juga tidak mudah menjadi orang tua untuk membesarkan mu apalagi itu tunggal" di memanyunkan bibirnya sebagai tanda protes.