36

3.2K 255 27
                                    

Jennie Pov

Aku masih berdiri disini didepan pintu apartemen sahabatku yang belum tertutup rapat sehingga tangisannya masih terdengar jelas di telingaku. Karena aku tidak sanggup mendengarnya menangis aku lebih memilih untuk pergi.

Pergi meninggalkannya dengan luka.

Aku menghela nafas saat aku sudah sampai di basement dari jauh aku bisa melihat kai yang sibuk dengan bukunya pantas saja lisa dapat melihat kami berciuman. Saat mataku menangkap mata kai yang tersenyum padaku saat itu pula senyumku terbit. Kai orang baik.

"sudah tuan putri" dia menyambutku seperti biasa.

"hmm sepertinya ini sedikit kacau, lisa melihat kita kissing" kai terkejut namun setelahnya dia tersenyum.

"tak apa. Lagian kau juga sudah melakukan yang terbaik. ini" kai memberiku sebuah kotak yang kami berdua siapkan. Aku melirik jam yang menunjukkan 23:55. Semangat ku seketika muncul kembali.

"terima kasih kai" aku tersenyum tulus dan diapun melakukan hal yang sama. aku keluar dari mobil kai sambil membawa kotak special itu. aku kembali berjalan keunit sahabatku yang aku tidak tau bagaimana keadaannya saat ini. aku menyakitinya tentu saja.

Jangan tanyakan dimana aku mendapatkan pass apartemennya karena si bodoh itu hanya memiliki satu kata sandi yang dia gunakan dimanapun dan tempat apapun. Aku telah sampai didepan pintu dengan lancar memasukkan kata sandi dan yah terbuka.

Hatiku terenyuh saat kulihat sahabatku tertidur diposisi yang masih sama bekas air matanya pun masih ada di wajahnya yang aku rasa cukup menirus. Aku menyimpan kotak itu lalu bergegas berjongkok didepannya.

"lisa" air mataku seketika menetes merasakan sakit yang dia derita akibat ulahku. Aku mengelus pipinya dengan lembut namun dia tidak bangun.

"lisayaa ayo bangun" aku mencium keningnya cukup lama namun aku rasa seseorang mendorong ku dengan perlahan. Aku kemudian menatap matanya yang tidak melirikku. Mata itu penuh luka namun kali ini dia jauh lebih tenang dibandingkan tadi. Dia mencoba untuk berdiri namun aku menahannya. Sehingga dia tetap didepanku namun tidak sama sekali ingin melihatku.

"lihat aku" pintahku dengan sangat lembut kedua tanganku berada di wajahnya. Namun bukannya melihatku dia malah menutup matanya dengan air mata yang perlahan menetes.

"jangan menangis, aku mohon" aku menggelengkan kepalaku aku benar benar merasa bersalah padanya.

"hei lisayah lihat aku" aku kembali memberinya arahan dan kali ini dia melihatku walaupun wajahnya benar benar basah karena air mata. Tangannya terulur untuk menghapus air mataku. Saat itu pula aku yakin dengan hal yang aku lakukan.

"happy birthday.. aku mencintai mu lisa. maafkan aku jika caraku meyakinkan diriku membuat mu terluka" aku memberikan senyumanku padanya sedangkan dia hanya terdiam namun matanya berkedip beberapa kali, mungkin sedang mencernah apa yang aku katakan .

Aku berbalik lalu mengambil kotak yang berisi kue ulang tahun yang pastinya bertuliskan Namanya. Aku menyalahkan lilin didepannya namun aku terkekeh melihat wajah bingungnya.

"terlalu serius tersakiti sehingga kau lupa kau sedang berulang tahunkan" aku memegang kue yang sudah berada didepannya lengkap dengan lilin lilinnya. Tangan ku satunya terulur untuk menghapus sisa air matanya.

"berdoa dulu" aku mencium pipinya gemesh karena dia benar benar masih bingung. Namun setelah beberapa detik dia menutup matanya. Wajahnya yang teduh dan Lelah Nampak didepan mataku. Aku bertanya tanya apakah tidurnya nyenyak selama beberapa waktu ini.

Dia membuka matanya lalu menatapku sangat dalam. Aku hanya terdiam didepannya sambil menantinya untuk meniup lilin dan dia melakukannya.

"bisa kau ulangi yang kau katakan tadi" aku mengerutkan keningku berpura pura bingung dan dia sepertinya menangkap itu. dia ingin merengek namun aku tau dia gengsi, itu lucu. Aku menyimpan kue tersebut cukup jauh lalu aku duduk dipangkuannya. Kakinya yang tersilang memudahkan kan ku untuk duduk nyaman.

BESTFRENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang