Jennie Pov
Aku sangat bersyukur karena tuhan Kembali memberikan ku kesempatan untuk melangkah dengan baik tanpa tongkat lagi walaupun aku memang tidak lagi bisa berdiri dengan lama ataupun kegiatan fisik tambahan kecuali anjuran dokter namun tak apa bagiku bisa berjalan saja aku sudah sangat bersyukur.
"kau sudah siap, mereka semua menunggu dengan tidak sabar. Yang ingin dilantik kita bukan mereka, menyebalkan" seseorang masuk kedalam kamarku menggunakan setelan resmi dibalut Jas kedokteran kami itu Sambil mengoceh karena hormonnya sedang diuji. Lisa sedang datang bulan dan aku perlu bersabar karena moodnya akan sangat berantakan. Kuharap tidak ada yang memancing emosinya.
"sudah cukup jennie kau sudah cantik" ucapnya lalu duduk diatas tempat tidur tepat dibelakangku yang masih sibuk merias. Sejak pertama kali dia mengungkapkan perasaannya sejak saat itu pula semua perlakuannya menjadi sangat romantis. Dulu dia bahkan tidak pernah memuji ku dengan benar pasti ada embel embel penyebalkannya yang akan membuatku marah namun dalam waktu beberapa bulan ini mulut manisnya selalu membuatku salah tingkah sama seperti sekarang.
"mulut mu itu" tegurku. setelah kurasa memang aku sudah cantik jelas saja aku cantik. Aku kembali merapikan sedikit pakaianku lalu berjalan kesisi depannya. Aku memperhatikan setiap apa yang digunakannya dia harus tampil menawan. Lisa bukan hanya seorang dokter saja tapi dia pewaris tunggal rumah sakit tersebut. Anak tunggal kaya raya ini adalah sahabat ku.
"ayo" ajakku namun dia tiba tiba menarik pinggangku hingga aku jatuh dipangkuannya. Karena tak ingin jatuh aku memperbaiki dudukku kini mengangkanginya dengan baik tanganku berada dikedua pundaknya.
"aku ingin merasakannya lebih dulu, kau tau moodku sangat berantakan" ucapnya sambil mengelus bibir bawah ku.
"aku harap bibirku ini bisa membuat mu sedikit tenang" Lisa hanya tersenyum menanggapi persetujuan ku. Lisa menatap ku sangat dalam netranya itu menandakan kekaguman mungkin karena aku memang memakai riasan tidak seperti biasanya. wajahnya kini mendekat padaku deru nafasnya mulai terasa sehingga-
Chuppp
Bibir kenyal berbau mint itu kini menempel dibibirku. Diam sejenak namun tidak selanjutnya kami saling melumat bergantian, tempo ini tidak buru buru dan aku sangat menyukai hal itu. Cukup lama bermain dengan bibir lidah lisa kini Sudah mengajak lidahku untuk bermain. Tanganku terulur untuk menarik tengkuknya agar lebih dalam menciumku begitupun dengan lisa yang semakin menarik pinggangku tak memberi jarak pada tubuh kami.
Eughhhh
Aku tidak kuat untuk tidak mendesah saat tangan lisa meremas payudaraku dari luar. Aku tau lisa sedang on sekarang apalagi deruh nafasnya sudah sangat berat.
"li-sahhh" aku mencoba menghentikannya saat dia telah melepaskan ciumannya namun Kembali mencium telingaku juga turun keleher. Lidah yang sangat hangat kini bisa kurasakan di kulitku, leher ada hal sensitive untukku. Aku tidak perlu khawatir lisa tidak mungkin menyisahkan tanda apapun.
"su-sudahhh ahh lisa" aku menarik paksa diriku untuk lepas dari pangkuannya dan juga dari serangannya. Kini wajah memerah lisa menjadi pandanganku saat ini. Lisa mengerucutkan bibirnya lalu menatap ku tajam yang kini sudah berdiri didepannya.
"hehehe mianhe hmm, tapi kita harus pergi atau tidak sama sekali" aku mendekatinya lalu menunduk membersihkan wajahnya dan juga poninya yang sedikit berantakan. Aku juga memberikan ciuman diseluruh wajahnya agar moodnya benar benar tidak rusak. Bahaya bisa saja dia membatalkan acara ini. Jelas dia memiliki kuasa akan hal itu.
"huffttt aku sungguh tidak bisa menahan nafsu ku padamu. Apa tak apa jika aku sering melakukan ini padamu ? aku takutnya kau tidak nyaman jennie" aku mengkerutkan keningku bingung mengapa ucapan itu terdengar kurang baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
BESTFREND
Romance"Jika aku ditakdirkan hanya sekedar menjaga dirimu sebelum kau di takdirkan bertemu jodoh mu, tak apa. aku akan......" L "aku memilih kau menjaga ku untuk selamanya, tak perduli status kita kedepannya. aku akan......." J