Author Pov
Seminggu pun berlalu Setelah malam yang tidak mengenakkan itu dipagi hari lisa dan jennie bangun masih melakukan aktifitas seperti biasanya, pagi itu lisa memilih terlambat bangun untuk mengetahui bagaimana reaksi jennie. Jika pagi hari siapa yang lebih dulu bangun dia yang akan lebih dulu memberi ciuman dan sapaan selamat pagi.
Dan lisa sangat bersyukur jennie tidak mengubah kebiasaan tersebut, jennie mencium lisa diseluruh wajahnya bahkan melumat bibir lisa yang nyatanya hanya pura pura tertidur. Dengan itu saja lisa sudah bisa meredahkan rasa kecewanya di malam hari.
"kau akan pergi ke ruangan jennie unnie" lisa tersentak saat tiba tiba rose muncul disampingnya yang sedang begitu serius berjalan sambil membawa bunga berwarna biru yang begitu indah.
"aku harap kau bisa menyembuhkan ku jika aku terkena serangan jantung" lisa memutar bola matanya saat mendengar rose terkekeh.
"sekarang kau begitu mahir memutar bola matamu padahal aku tidak berharap melihat hal menyebalkan itu diorang lain lagi kau tau cukup jenni unnie yang melakukannya" lisa tertawa mendengarnya jennie dengan rolling eyesnya memang sangat menyebalkan.
"aku rasa aku bukan tandingannya, kau tau terlihat menyebalkan dia ahlinya" dan mereka pun tertawa tidak perduli banyak pasang mata menatapnya. keduanya kini berjalan dari lorong kelorong rumah sakit dengan menggunakan jas dokter bahkan rose masih dibalut dengan baju operasi. Langkah kaki mereka yang jenjang wajah yang begitu senang terlihat lebih cantik menambah kekaguman disekelilingnya.
"aku harap kita tidak terlambat" rose memegang erat bunga yang sama dengan lisa hanya saja warnanya berbeda.
"dan kucing itu akan mengamuk" lisa menambahkan.
Setelah kaki Panjang itu berjalan dengan cepat agar tidak diamuk oleh jennie tibalah mereka didepan pintu ruangan jennie tanpa sopan santun yang ada mereka membuka pintunya dan menampilkan jennie yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan bathrobenya.
"kebiasaan yang buruk jennie" tegur lisa dengan bermaksud tidak mengunci pintu.
"kau tau tidak ada dokter laki laki yang akan masuk di ruangan ini" jawab jennie dengan santai lisa hanya menghela nafas lalu berjalan kesisi jennie yang sudah selesai memakai pakaian gantinya.
"selamat atas operasi pertama mu dokter jennie, semoga kariermu senantiasa menjadi lebih baik" lisa memberikan bunga yang disambut dengan antusias oleh jennie. Senyuman itu tertahankan sampai dimana lisa memberikan kecupan sayang dikeningnya.
"unnie selamat atas operasimu" rose menyusul setelah lisa duduk disofa. Rose memberikan bunga tersebut dan juga mencium pipi gembul jennie membuat jennie tambah Bahagia. Siapa yang tidak bahagia jika dikelilingi oleh sahabat sahabat yang romantis.
"dimana pecinta ayam itu" jennie menyimpan bunga bunga tersebut di mejanya setelah itu dia duduk dikursinya mengambil berbagai macam kebutuhan wajahnya yang sebenarnya tidak memerlukan apa-apa.
"jisoo unnie saat ini sedang berada diantara sukses dan hancur dalam kariernya" lisa dan jennie seketika mengerutkan keningnya menuntut rose untuk kembali berbicara.
"jisoo unnie sedang melakukan operasi yang katanya penyakit itu cukup Langka. dia menghabiskan waktunya di atas meja menyelami buku buku selama seminggu. Kalian tahu siapa yang dia tangani" lisa dan jennies sama sama menggelengkan kepala. Cermin yang ditangan jennie tidak bergerak begipun dengan bedak yang akan menempel di pipinya. Saking penasarannya.
"anak dari wakil presiden korea selatan" mereka pun tertawa Bersama. Bagi seorang dokter menyembuhkan pasien biasa saja sudah memberi beban yang cukup berat. takut jika terjadi sesuatu yang salah apalagi berada di posisi jisoo yang menangani pasien yang sangat penting. Tidak ada simpati yang jisoo dapatkan dari ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BESTFREND
Romance"Jika aku ditakdirkan hanya sekedar menjaga dirimu sebelum kau di takdirkan bertemu jodoh mu, tak apa. aku akan......" L "aku memilih kau menjaga ku untuk selamanya, tak perduli status kita kedepannya. aku akan......." J