9

1.9K 181 11
                                    

Lisa Pov

Saat ini aku sedang berkeliling untuk mengecek kondisi pasienku satu persatu. Kadang mereka membuatku terharu sebagaimana mereka yang sudah cukup berumur begitu semangat menjalani hidupnya. Selang infus ditangannya tidak menjadi penghalang untuk mereka tetap tertawa, bermain dengan cucu cucunya, bercengkrama dengan anak anaknya di gazebo yang kakek siapkan untuk mereka. Kakek begitu telitih jika ingin melakukan sesuatu. penjenguk bahkan disterilkan kembali setelah selesai bertemu dengan pasien sehingga keluarga mereka tak perlu khawatir untuk membawa anaknya untuk menemui sang kakek atau nenek.

"kau sangat cantik" ucap salah satu pasien yang aku periksa selang infusnya aku terkekeh menanggapinya.

"kau sangat genit untuk usia mu saat ini kakek" aku mengedipkan mataku membuatnya ikut terkekeh.  Aku mengambil kursi lalu duduk disampingnya lagian shift ku akan selesai karena kakek genit ini adalah pasien yang terakhir yang perlu aku periksa. Berbicara dengannya sambil menunggu akhir shift yang sepuluh menit lagi akan berakhir jika tidak ada hal serius sepertinya bagus.

"aku ingin lebih genit lagi jika begitu, bisakah aku menikahimu" ucapnya mengangkat tangan yang sudah mengkerut itu kelenganku mengusapnya lembut, aah aku jadi merindukan kakekku.

"sayang sekali kakek genit yang yaaah.. cukup tampan aku sudah mencintai orang lain" ucapku berpurah purah sedih.

"aigoo aku patah hati dokter" ucapnya lalu mengelus dadanya dramatis. Kami saling memandang beberapa saat setelah itu kami berdua tertawa.

"apa dia tampan" tanyanya lagi membuatku tersenyum lebar.

"ku fikir dia lebih cocok di katakan cantik" aku melihat wajahnya seperti sedang berfikir karena ucapan ku setelah itu dia tersenyum.

"aku paham sekarang, cukup lambat untukku berfikir kau tau dunia kita berbeda anak mudah. Semoga kau bahagia dengannya. siapapun dia aku yakin dia sangat cantik sepertimu" ucapnya dengan tulus.

"dia bahkan jauh lebih cantik dariku tapi aku ingin membagikan rahasia padamu" ucapku sedikit berbisik. Kakek tersebut begitu antusias menanggapiku. Dia mencondongkan kepalanya karena aku menunduk bersiap membisikkan sesuatu ditelinganya.

"dia sangat Sexyyy" kakek melototkan matanya lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. mata kami saling bertemu dan saat itu kami tertawa bersama lagi . kami terus bercerita hal hal random dia juga bercerita betapa bahagianya dia saat mengetahui cucunya sudah lahir. Dia sangat antusias untuk bertahan hidup demi melihat cucunya. Tak henti senyuman ini terbit di wajahku begitupun wajah kakek. Sampai tidak sengaja aku melihat seseorang yang sudah lama aku cari.

"sepertinya shift ku sudah berakhir kakek dan kau akan diperiksa lebih lanjut lagi bukan, semoga hasil CT scan mu baik. minum obat mu dengan teratur patuhi larangan dokter agar kau bisa bersama dengan cucu mu lebih lama" ucapku kini berdiri dari dudukku, lalu merapikan selimutnya. Kakek hanya diam sambil tersenyum juga menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Setelah meninggalkan kakek itu kini aku sibuk berjalan dari lorong kelorong, karena harus berpamitan kepada kakek terlebih dulu aku tidak sempat melihat kemana arah orang yang ku cari itu, saat aku berbalik kebelakang dan kembali ku lihat punggung itu berjalan keluar dari rumah panti. Tak ingin kehilangan aku bergegas berlari keluar karena jaraknya lumayan jauh.

"Miyeon!!" panggilku saat aku berlari turun dari tangga depan pekarangan rumah panti. Kulihat miyeon berhenti tanpa berbalik setelah itu dia kembali berjalan.

"hah hah miyeon tungguuu" kini aku berhasil menarik tangannya namun dia menghempasnya dengan kasar. Lalu berbalik kearahku yang sedang mengatur nafas.

"aku sedang piket dokter lisa, permisi" ucapnya membungkuk lalu kembali berjalan. Namun bukan aku namanya jika tidak ngotot. Aku berjalan lebih cepat sehingga kini aku sudah berada didepannya. Langkahnya terhenti karenaku.

BESTFRENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang