Bab 3

30.1K 433 19
                                    

Sore itu sekitar pukul 4, Jevano memutuskan untuk pulang lebih dulu dari kantor, walaupun jam pulang kantor masih setengah jam lagi, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah kepalang janji pada istrinya akan mengantar Malena membeli hp.

Jevano sudah sampai di depan pintu apartemennya sekarang. Entah kenapa dia malah jadi gugup dan ragu untuk masuk ke rumahnya sendiri, pikirannya sudah melayang-layang entah kemana soal Malena, dia berharap semoga saja Malena tidak sedang mengenakan tanktop lagi seperti semalam.

Ting
tong

Jevano menekan bell di depan pintu, padahal buat apa dia menekan bell kalau kode kunci apartemennya saja dia yang membuat? Jevano bena-benar jadi error hanya karena keberadaan Malena.

Sampai akhirnya pintu dibuka, menampakan Malena yang ternyata sudah berpakaian rapi. Jevano sedikit merasa lega, setidaknya dia tidak harus melihat adik sepupu istrinya memperlihatkan kemolekan tubuh lagi di hadapannya.

"Eh kak Vano, udah pulang kak?" sapa Malena agak canggung, karena dia merasa tidak enak harus mengganggu pekerjaan Jevano hanya demi membeli hp untuknya.

"Iya, kamu udah siap-siap? Teyana bilang minta tolong anterin kamu beli hp."

Malena makin menunduk saja mendengar itu.
"I-iya kak, maaf ya jadi ngerepotin." Sahut Malena.

"Oh nggak apa-apa kok, lagian sekarang weekend jadi aku emang pulang lebih cepat. Ya udah kalo gitu ayo kita jalan aja, takut kemaleman nanti."

"Iya kak, sebentar, aku ambil tas dulu."
Malena pun berlari ke kamarnya untuk mengambil sling bag-nya.

Sedangkan Jevano masih diam di depan pintu sambil melirik arlojinya. Pria itu mengira-ngira soal berapa lama mereka akan di luar, apakah Teyana akan menyusul atau tidak karena istrinya itu bilang akan pulang pukul 8 malam.

Tak lama kemudian Malena kembali, kali ini gadis itu mengenakan topi warna putih, dan itu membuat Jevano agak terkejut dengan penampilan gadis itu.

Kenapa jadi kelihatan sangat modis? padahal hanya ditambahkan sebuah topi biasa saja. Apakah mungkin karena postur tubuh dan warna kulit gadis itu yang memang sudah kelihatan bagus.

Jevano seperti bisa melihat seorang idol wanita Korea yang sedang nyasar di dalam apartemennya. Malena Sungguh punya sisi yang sangat mencolok, entah apapun yang dia kenakan di tubuhnya, pasti kelihatan cantik dan pas, pikir Jevano.

"Ayo kak!" Ajak Malena, Jevano pun tersadar dan langsung berjalan mendahului Malena menuju lif. Dia hanya berharap semoga selama perjalanannya dan Malena nanti tak ada momen yang akan membuatnya tegang lagi seperti semalam.

Sampai di dalam lif, ada 3 orang laki-laki yang juga akan turun ke bawah, tapi Jeno tak mengenalnya, mungkin penghuni salah satu unit di gedung apartemen, selayaknya kehidupan di kota, kebanyakan orang tak saling mengenal satu sama lain meskipun bertetangga.

"Oya kak, nanti kak Teya nyusul jam berapa jadinya?" tanya Malena.

"Kayanya jam 8, dia emang nggak bilang sama kamu?" Jevano.

"Nggak, tadi cuma minta aku siap siap jam 4 pas. Gitu aja." Jelas Malena.

"Oh yaudah, nanti kita telepon dia aja."

Malena hanya mengangguk, tak memerhatikan gelagat seorang pria yang berdiri di sampingnya. Tapi sayangnya Jeno memerhatikan kemana pandangan pria itu sekarang terfokus, dia sengaja berdiri di dekat Malena hanya untuk menikmati keindahan bentuk tubuh Malena yang terbalut oleh kaos kasual ketat dan celana jeans yang begitu memperlihatkan bentuk pantat serta pinggangnya yang ramping. Jevano bisa menebak pikiran kotor apa yang ada di dalam otak pria itu sekarang.

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang