Bab 15

13K 224 5
                                    

Setelah malam yang begitu panas dan melelahkan, akhirnya Malena dan Jevano bersiap kembali ke kehidupan normal mereka yang sebelumnya, yaitu kembali ke apartemen Teyana dan berpura-pura lagi berperan sebagai suami dan adik sepupu Teyana.

Pagi ini Jeno tengah menunggu Malena bersiap-siap di kamar, istri keduanya itu akan pergi ke kampus seperti biasa, dan Jevano akan pulang untuk memberikan penjelasan kepada Teyana tentang kenapa semalam dia tidak bisa pulang.

"Kak!" tiba-tiba Malena muncul di hadapannya dengan ekspresi wajah agak bingung.

"Iya sayang, kenapa?" tanya Jevano sambil menghampiri sang istri.

"Kakak kasih alesan apa ke kak Teya kita nggak pulang semalem?" tanya Malena dengan ekspresi wajah yang masih suram.

"Kamu tenang aja, aku udah bayar salah satu orang buat ngaku-ngaku jadi temen kamu di kampus, namanya Santi. Nanti kalo Teyana tanya bilang aja kamu nginep di rumah Santi buat ngerjain tugas kampus. Tapi sebelum kamu pulang nanti sore, aku akan pulang duluan ke rumah," Jelas Jevano.

Tapi Malena penasaran, apakah hari ini pria itu tidak ke kantor?

Dan seperti bisa membaca pikiran Malena,
"Hari ini aku izin nggak masuk kantor dulu, badanku lumayan capek setelah minggu kemarin udah sering lembur. Selain itu Teyana juga minta aku untuk libur hari ini buat nemenin dia shopping. Udah lama juga aku nggak nemenin dia jalan-jalan sih."

Mendengar itu Malena hanya diam, walaupun dalam hatinya ada perasaan yang agak sedikit kontra.

Bukan karena cemburu, tapi Malena berpikir ternyata apa yang Jevano katakan sebelumnya, soal pria itu mencintainya dan akan lebih memilih dirinya daripada Teyana itu tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Buktinya pria itu masih peduli pada Teyana. Namun di sisi lain Malena merasa senang karena Jevano masih memerhatikan Teyana.

"Kamu jangan mikir kalo aku ngelakuin ini karena aku masih cinta seperti dulu sama Teyana, aku ngelakuin ini karena kewajibanku sebagai suaminya aja. Dan selain itu biar dia nggak curiga," Jelas Jevano yang seolah-olah memang benar bisa membaca pikiran Malena.

"Aku pahitin kamu dari mulai sekarang, dan karena ini juga pasti akan kamu setujui, yaitu meski aku mencintai kamu lebih dari aku mencintai Teyana, tapi aku akan tetap kasih Teyana nafkah lahir batin, tapi kamu tenang aja, semua itu cuma karena tanggung jawabku aja, hatiku tetep ada di kamu. Jadi jangan pernah mikir aku bisa balik kaya dulu lagi sama Teyana."

"Trus gimana kalo misalnya kak Teya bisa berubah? gimana kalo dia kembali perhatian dan mencintai kakak kaya dulu? Apa kakak akan kembali sama dia?"
Tanya Malena, itu cukup membuat Jevano diam beberapa saat.

"Denger ya Na, seorang laki-laki mungkin emang bisa kelihatan mencintai semua wanitanya, berapa banyak pun wanitanya. Tapi asal kamu tau, pasti cuma ada satu wanita yang paling dia cinta, dan untuk aku itu tetep kamu."

Malena menyeringai saat mendengarnya, karena dia berpikir semua ucapan Jevano itu pasti omong kosong, pada akhirnya Jevano akan tetap kembali pada Teyana dan tetap menjadikan Malena mainannya.

"Kamu pikir aku bohongin kamu? it's okay, aku nggak akan susah payah buat ngeyakinin kamu sekarang, aku akan buktiin, walaupun suatu saat nanti kamu minta kita pisah, tapi kamu harus tau, hati yang pernah sakit karena sesuatu nggak akan bisa kembali seperti semula. Sama dengan yang aku alami tentang Teyana. Mungkin kalo Teyana kembali kaya dulu aku juga bisa balik sama dia, tapi belum tentu perasaanku bisa sama kaya dulu ke dia, karena secara di hatiku pun udah ada kamu sekarang."

Entahlah, Malena tak ingin ambil pusing lagi soal siapa wanita yang ada dalam hati Jevano, karena sebenarnya dia tak ingin tahu ataupun peduli juga.
Dia hanya ingin permainan gila ini cepat selesai.

"Malena, dengerin aku!" tegas Jevano, pria itu menatap Malena tajam seakan ingin menjelaskan kalau dirinya tak main-main.
"Aku akan bikin kamu percaya kalo aku nggak main-main sama kamu," lanjut Jevano.

Malena menghela napasnya sambil melepas pegangan tangan Jevano di lengannya.
"Akan lebih baik kalo kakak kembali ke kak Teyana, anggap aja aku cuma orang yang kebetulan lewat dan ngalihin perhatian kakak sebentar," ungkap Malena yang kemudian bergegas pergi, namun sebelum wanita itu melangkah, Jevano lebih dulu menahan tangannya dan menatap instens pada mata Malena.

"Kamu boleh aja nggak percaya sama aku, tapi kamu akan tau nanti, gimana cara aku mencintai kamu sampe rasanya aku pun nggak pengen berpisah dari kamu apapun alasannya." penegasan penuh obsesi itu membuat Malena muak.

"Kakak jangan ngada-ngada, kita udah sepakat, setelah aku ngelahirin anak kakak, hubungan kita akan langsung selesai. Kakak harus inget tentang kesepakatan itu."

Jevano melemahkan pegangannya pada lengan Malena, kemudian dia mengusap punggung sang istri lembut.

"Iya aku tau kok. Makasih ya kamu selalu ingetin aku soal itu, seenggaknya kamu udah bantu aku untuk berhenti jadi laki-laki serakah. Sekarang mungkin aku emang udah serakah, aku pengen anak dari kamu sekaligus hati kamu, dan aku terus-terusan berusaha kaya orang gila, walaupun aku tau endingnya aku bakalan kehilangan kamu, tapi tolong biarin aku menikmati dulu kebahagiaanku memiliki kamu selama pernikahan ini. Aku cuma pengen ngerasain punya keluarga yang lengkap dan bisa aku jaga sampai akhir, meskipun akhirnya kamu juga yang akan berkorban paling banyak."

Malena nyaris meneteskan air matanya saat mendengar kata-kata Jevano. Ia tak menyangka kalau Jevano berpikiran seperti itu tentang hubungan terlarang mereka ini.

"Love you, Malena." Jevano mengecup singkat dahi Malena dan setelah itu merangkul wanita itu untuk ikut berangkat dengannya.












Selama di perjalanan Malena hanya diam menghadap ke arah jendela mobil, wanita itu sedang berpikir tentang apa yang harus ia lakukan setelah ini.

Pernikahan sirihnya dan Jenvano sudah terjadi, kini hanya tinggal dirinya saja yang harus cepat hamil.
Akan tetapi dia memikirkan juga bagaimana kalau dalam waktu dekat ini dia hamil? itu pasti akan menyulitkan masa semester awal kuliahnya.

"Inget, nanti di kampus kamu harus hati-hati ya, jangan terlibat hubungan apapun sama laki-laki mana pun, termasuk si Hanky itu," Celetuk Jevano yang rupanya masih belum puas membuat Malena muak.

Malena melirik ke arah Jevano tak suka dan tentu Jevano menyadari itu.
"Jangan ngelirik aku kaya gitu, aku bicara sama kamu sekarang ini sebagai suami kamu."

"Tapi dari awal kita udah perjanjian kalo kita nggak akan ikut campur persoalan pribadi masing-masing. Kakak bisa kok bebas pergi sama wanita mana pun yang kakak mau, begitupun aku."

Jevano kesal mendengarnya dan akhirnya dia menepikan mobilnya di bahu jalan.

"Mungkin kamu pikir aku tipe laki-laki yang bisa pergi sama perempuan mana pun karena aku udah berani ngehianatin istriku sendiri dan selingkuh dengan adik sepupunya, tapi asal kamu tau, aku bukan laki-laki kaya gitu. Aku cuma akan pergi dengan kamu dan Teyana, nggak dengan wanita lain, walaupun aku bejat karena udah ngajak kamu selingkuh di awal, tapi aku paham kalo aku nggak boleh mainin perasaan kamu dan Teyana dengan alesan main gila sama perempuan lain. Aku akan buktiin kalo aku bisa jadi suami yang baik buat kalian."

Penegasan Jevano itu makin membuat Malena was-was. Entah kenapa semakin kesini Malena merasa Jevano tak akan menepati janjinya jika sikapnya terus begini, dan itu akan bahaya untuk dirinya.

Sebenarnya cukup bodoh kalau Malena percaya akan kata-kata Jevano tentang janji pra-nikah mereka sebelumnya, namun apa lagi yang bisa ia lakukan sekarang selain percaya pada pria itu? posisinya saat ini sedang buntu.

Malena tak akan peduli, dia tidak akan mendengarkan apa yang Jevano katakan barusan. Dia tak ingin dalam hidupnya hanya ada satu laki-laki yang bisa dekat dengannya, walaupun itu akan membuatnya berdosa, tapi apa boleh buat, Malena harus fokus pada tujuan utamanya, yaitu menyatukan Teyana dan Jevano kembali. Maka dari itu dia tak boleh terfokus pada Jevano saja, dia harus memiliki seseorang yang akan dia jadikan sebagai tujuan lain dalam hidupnya, agar hatinya bisa tetap terjaga dan tak berakhir mencintai suami orang lain.



Bersambung.

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang