Bab 1

47K 563 24
                                    


••••

Seorang gadis dengan perawakan tinggi, kulit yang putih mulus dan tubuh ramping tengah berjalan sendirian menelusuri jalan dalam sebuah stasiun kereta dalam kota. Namun ia tampak risih, karena beberapa orang lelaki yang dilewatinya kerap mencuri pandang pada gadis tersebut, di kampungnya mana ada pemandangan seperti itu, maka dari itu dia sekarang jadi merasa lebih gugup dari sebelumnya.

Sebenarnya orang-orang memerhatikannya bukan karena pakaiannya yang aneh, atau si gadis tampak seperti orang gila, melainkan karena bentuk tubuh dan wajah gadis itulah penyebabnya. Meski hanya berbalut kemeja denim warna krem yang kebesaran serta celana jeans biasa, tapi gadis itu mampu menarik perhatian banyak orang seperti tokoh utama dalam sebuah drama populer.

Dia baru saja datang dari desa, panggil saja dia Malena atau lebih simpelnya Nana.
Di desa Nana memang merupakan kembang desa yang sudah diakui banyak orang tentang kecantikannya, namun sayangnya predikat kembang desa itu tak bisa menjamin kehidupannya akan bahagia di masa depan jika dia hanya menetap di kampung, paling maksimalnya dia hanya bisa menjadi istri dari salah satu juragan tanah di sana, setelah itu kehidupannya akan sangat membosankan karena selamanya dia akan menjadi ibu rumah tangga tanpa kemampuan lainnya.

Meski dari kampung, Malena tidak memiliki pemikiran yang sempit, dia ingin menjadi orang sukses yang suatu hari nanti akan membanggakan ibunya yang sudah tua.
Malena adalah anak tunggal, maka dari itu dia harus sukses demi ibunya.

Kini gadis itu sudah berjalan melewati pintu keluar stasiun. Dari kejauhan ia melihat ada dua orang--sepasang suami istri--tengah melambaikan tangan padanya. Mereka ialah Teyana dan suaminya. Teyana adalah saudara sepupu Nana yang akan menjadi wali Malena selama gadis itu tinggal di kota.

"Ya ampun Na, kamu udah jadi anak gadis, mbak nggak nyangka banget kamu bisa setinggi dan secantik ini," kata Teyana terkejut melihat sosok asli Malena yang sudah lebih tinggi darinya sekarang.

"Hehe, iya kak. Udah lama ya nggak ketemu. Maaf ya kak agak lama, tadi aku nyariin pintu keluarnya sempet nyasar, hehe."

"Iya nggak apa apa, oh ya, kenalin, ini suami aku, namanya Jevano, tapi kamu bisa panggil dia kak Vano atau kak Nono juga boleh."
Jevano langsung merengut saat istrinya itu menyebut kata Nono.

"Vano atau Jeno aja nggak apa-apa." tegas Jevano.

"Iya iya Vano, kalo nggak Jeno aja. Ih gitu aja protes kamu, yank." goda Teyana sambil mencolek dagu suaminya. Sedangkan sang suami menghela napas malas.
"Yaudah kalo gitu ayo kita langsung ke apartemen aja." ajak Jevano.

•°•°•°

Singkat cerita, mereka pun sudah sampai di rumah Teya, Malena langsung diajak masuk untuk melihat kamar barunya oleh Teya.

"Wah, ini gede banget kak, nggak kaya kamarku di kampung." Kata Malena dengan ekspresi khas orang kampung yang baru melihat bagusnya interior kamar orang kota. Malena menatap takjub dan sangat senang pada kamar barunya. Bagaimana tidak senang, dari mulai ranjang tidur, barang-barang dalam kamar, bahkan sampai kamar mandi pun sudah tersedia di dalam kamar itu.

"Ada kamar mandinya pula, jadi kalo malem aku kebelet bisa langsung ke kamar mandi tanpa harus ke WC umum lagi ya kak. Hehe." katanya polos.
Teyana tersenyum sambil mengusak rambut adik sepupunya.
"Iya, pokoknya di sini kamu akan aku jamin kehidupannya, tapi dengan syarat kamu harus belajar yang rajin biar beasiswamu nggak dicabut, oke?"

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang