[S2. Bab11//Hiraeth]

3K 179 23
                                    


Pagi hari sekali Malena sudah bersiap-siap di dapur untuk membuat sarapan seperti biasanya. Semalaman Malena tak bisa tidur lantaran kepikiran soal apa maksud Jevano melakukan hal tak senonoh padanya di dalam kegelapan. Wanita itu tak ingin berharap lebih, dia hanya berpikir mungkin Jevano melakukan hal itu memang hanya untuk bersenang-senang saja dengannya, bisa ia lihat bagaimana Jevano menyimpan kebencian padanya, dan entah bagaimana untuk ke depannya, jika Jevano terus melakukan hal seperti itu padanya, mungkin Malena akan benar-benar bersikap tegas.

Di saat Malena terhanyut dalam lamunannya, tiba-tiba terdengar suara tangis dari kamar Gio. Malena pun sontak naik ke lantai 2 dan memeriksa keadaan puteranya. Dan betapa terkejutnya Malena saat melihat Gio menangis dengan wajah yang pucat dan terkadang batuk.

Segera Malena memeriksa suhu tubuh anak itu, dan kedua mata Malena membola ketika ia rasa suhu tubuh Gio demam tinggi. Segera Malena mengambil termometer dan kompresan demam berupa strip faver yang langsung ia tempelkan di dahi Gio.

"Gio apa yang sakit sayang?"

Gio tidak menjawab, anak itu hanya memegang dadanya dan kemudian batuk berkali-kali sampai anak itu muntah. Malena membiarkan Gio muntah di roknya, sambil mengusap-usap punggung Gio Malena juga memasukan termometer ke dalam mulut Gio.

Malena terus mengusap punggung kecil Gio dengan perasaan sedih, karena baru kali ini dia melihat bagaimana saat puteranya mengalami kondisi kambuh dalam penyakitnya.

Namun Malena tak mau lama-lama terbawa perasaan panik dan sedih, dia segera membaringkan Gio di kasur.
"Gio tunggu di sini ya, suster ambilkan air dan obat untuk Gio."

Gio yang sedang batuk parah pun hanya bisa mengangguk, akan tetapi ketika Malena hendak keluar dari pintu, ia menoleh lagi pada anaknya, dia sangat tidak tega membiarkan Gio sendirian dalam kondisi seperti ini, dia sangat takut terjadi apa-apa pada Gio saat dirinya meninggalkan kamar.
Akhirnya Malena kembali ke tempat tidur dan menggendong Gio untuk ikut ke dapur.

Dari arah lantai 1 terlihat Jevano yang baru keluar dari kamarnya.
"Kenapa Gio?" tanyanya panik sambil menghampiri Malena di tangga dan sudah hampir sampai di bawah.

"Badannya demam, boleh minta tolong jagain Gio di sini? aku mau nyiapin air hangat sama obat."

Segera Jevano mengambil Gio dari gendongan Malena dan Malena bergegas ke dapur. Dengan cekatan wanita itu menyiapkan air hangat dan obat yang sudah diresepkan oleh Nic.

Ia lihat Jevano sedang memangku tubuh Gio sambil mengusap-usap rambut puteranya yang kelihatan lemas dan setengah memejamkan matanya.
Dan sedetik kemudian, ia melihat mata Gio membeliak ke atas disertai kejang-kejang.

"Malena! cepet kesini Malena! Gio Malena!" teriak Jevano sangat panik. Dia tak tahu harus berbuat apa sekarang.

Malena yang sedang menyiapkan obat pun segera berlari dan melihat keadaan Gio yang ternyata mengalami STEP. Ini menandakan kalau demam Gio sangat tinggi, karena di usianya yang sudah 8 tahun seharusnya hampir jarang terjadi STEP.

Segera Malena berlari mengambil tabung oksigen kecil, dan setelah itu dia mengambil Gio dari tangan Jevano, wanita itu menggendong Gio ke dalam kamar Jevano dan meletakan Gio di tengah-tengah kasur. Dan dengan menahan rasa paniknya Malena memanggil nama Gio berkali-kali.

"Gio... sayang... bangun nak... bangun Gio... sayang... tenang ya sayang..." kata Malena sambil berusaha mengusap dada Gio.

Jevano yang melihat hal itu tentu merasa apa yang dilakukan Malena sangat tidak membantu apapun.
Segera dia mengambil sapu tangan di atas meja kamarnya dan berniat memasukan sapu tangan itu ke dalam mulut Gio.

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang