[S2.Bab 18//Hiraeth]

3.1K 153 12
                                    


Jevano baru saja menginjakan kakinya di dalam kantor, setelah bicara dengan sekretarisnya di luar pun tadi sepertinya hari ini jadwal Jevano tidak terlalu padat seperti biasanya. Namun suasana hati yang cerah itu harus sedikit terusik dengan kedatangan Rena yang sudah siap menuntut penjelasan darinya tentang kenapa kemarin Jevano tidak masuk ke kantor.

"So, kamu kemarin sakit? kok nggak bilang sama aku?" tanya Rena sambil duduk melipat pahanya angkuh.

"Yah... mana ada waktu, orang sibuk sakit," jawab Jevano singkat.

Rena tak menjawab lagi, wanita itu langsung saja bergerak memeriksa kening Jevano dan itu langsung ditepis oleh Jevano yang jengah.

"Kamu baik-baik aja kayanya. Kamu bohongin aku ya?" tuduh Rena.

Jevano memutar bola matanya malas. "Terserah deh mau mikir gimana. Yang jelas sekarang aku lagi banyak kerjaan, dan aku yakin kamu juga lagi banyak kerjaan kan?"

"Kamu ngusir aku?" Rengek Rena tak terima.

"Bukan, tapi emang aku lagi banyak hal yang harus dikerjain, kamu bisa nggak ngertiin pekerjaan orang lain?"

"Nggak, kenapa sih Van kamu jadi dingin banget gini sama aku?"

"Dingin apanya? bukannya aku emang kaya gini?"

"Okay, kalo gitu biarin aku cium kamu." Rena hendak mencium Jevano, namun Jevano lekas menghindar dengan cara yang lembut.
"Rena, please, kamu tau kan aku paling nggak suka diganggu kalo lagi kerja? lagian ini di kantor."

"Ya tapi nggak ada yang lihat Van, ayolah... aku kangen banget sama kamu. Dari kemarin kamu nggak ada bales chat atau telefonku."

"Bukannya kamu tau, aku emang biasanya juga jarang bales chat atau telefon."

"Yaudah kalo gitu kasih aku ciuman sekali aja."

Jevano tersenyum kecut, demi apapun dia merasa sangat risih dengan sikap Rena yang seperti ini. Entah apa yang disukai wanita itu darinya, Jevano juga bingung. Seingatnya dia selalu bersikap dingin pada wanita itu.

Dan karena Rena terus memaksanya, Jevano pun terpaksa mengecup singkat pipi wanita itu, agar setelah ini Rena bisa pergi. Tapi sialnya pemikiran itu salah, sekarang Rena malah memeluknya dan menuntut ciuman bibir darinya. Tentu saja itu membuat Jevano dengan tegas menolaknya.

"Please ya Rena, jangan kaya gini! Jangan bikin aku marah pagi-pagi." Tegas Jevano dengan ekspresi marah yang akan siapapun takuti.
Dan akhirnya Rena pun mau menyerah.

"Okay, tapi nanti siang kita lunch bareng ya? aku udah bilang sama papa kita mau makan bareng."

"Nggak bisa. Aku sibuk," jawab Jevano tak acuh sambil mulai duduk di kursinya dan memeriksa pekerjaannya.

"Kan jam makan siang, emang kamu nggak makan?"

"Kayanya nggak, aku makan di sini. Masih banyak kerjaanku."

Rena tidak menjawab, namun matanya teralihkan oleh sebuah paper bag berukuran sedang, tanpa izin Rena pun memeriksa isi paper bag tersebut dan mendapati sebuah tempat makan berisi makanan berat dan buah-buahan.

"Kamu bawa bekal?" Rena langsung menatap curiga pada Jevano.

Jevano yang sedang memeriksa pekerjaan lekas menatap Rena yang sedang menenteng paper bag beridi makanan yang Malena bawakan untuknya.

"Ya, tadi pagi ada mami ke rumah, dia bawain aku makanan," kilah Jevano berusaha menjawab setenang mungkin agar Rena tak curiga.

"Mami? tumben banget dia datang pagi pagi ke rumah kamu?"

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang