[S2. Bab 16//Hiraeth]🔞

9K 194 21
                                    

Warning🔞

•••

Jevano sudah duduk di atas kasurnya sambil menatap ke arah layar TV. Setelah berganti pakaiannya dengan piama, pria itu menunggu Malena yang sedang mandi, seperti yang selalu Malena lakukan sebelum tidur.

Namun karena dirasa terlalu lama, Jevano pun mematikan TV lalu mengetuk pintu kamar mandi, karena ini sudah 20 menit sejak Malena mulai masuk kamar mandi.
"Sayang! udah belum mandinya?" panggil Jevano dari luar.

Tak lama pintu pun dibuka, menampakan Malena dengan rambut yang dibungkus dengan handuk dan bathrobe di tubuhnya.
"Kenapa kak?"

"Oh enggak, aduh... istriku udah wangi dan cantik banget, apa aku harus mandi juga?" goda Jevano membuat Malena mengulum senyumnya karena dia paham apa maksud Jevano.

"Ciee... malu-malu nih istriku. Tapi kenapa sih harus malu-malu? sebelumnya kan kita udah pernah ngelakuin hal itu? ekhem... bahkan yah aku sering ngajak kamu kan kemarin kemarin."

Mata Malena langsung mendelik tak terima. "Ngajak apanya? orang aku dipaksa kok."

Jevano langsung menyengir tak tahu malu. "Hehe, iya juga ya. Maaf ya sayang, kemarin itu aku udah kasar banget ya sama kamu," kata Jevano sambil menuntun Malena untuk duduk di kasur bersamanya.
Setelah itu Malena mengambil hair dryer dan mulai mengeringkan rambutnya.

"Iya, tapi kenapa sih kak bisa sampe segitunya? aku kan jadi mikirnya kakak emang benci dan pengen nyakitin aku." keluh Malena.

"Ya... sebenernya kemarin itu berawal dari waktu aku lihat kamu pelukan sama Hanky di depan gerbang. Siapa sih yang terima kalo istrinya dipeluk sama cowok lain?"

"Oohh... Itu sebenernya aku nggak berniat mau dipeluk sama dia, cuma dia aja yang peluk aku duluan."

Jevano sekarang gantian mendelik dengki. "Yah gitu deh, padahal kan udah jelas kamu nolak dia, tapi masih aja maksa. nyebelin."

Malena menghela napasnya dan menatap Jevano lembut.
"Sabar ya kak, suatu saat dia pasti bakalan sadar kok kalo aku emang bukan jodohnya."

"Ck! susah banget buat dipahami orang-orang kaya gitu."

"Iya, tapi trus kenapa kakak nggak bilang langsung? malah matiin lampu dan ngapa-ngapain aku secara diam-diam. Gengsi kah?"

Yah akhirnya Jevano harus menahan rasa malu atas perbuatan konyolnya kemarin-kemarin. Untung saja Malena adalah wanita yang tak suka mengejek, jika iya, pasti Jevano akan terus merasa malu dengan tindakam bodohnya itu.

"Itu... ekhem! hmm... bukan gengsi juga sih sebenernya, tapi lebih ke aku butuh waktu aja buat nerima kepulangan kamu. Jujur aja aku emang sempet ngerasa kecewa banget sama kamu karena udah ninggalin aku, aku berpikir kenapa sih kamu nggak percaya sama aku kalo aku bisa selesaikan masalah kita sama Teyana? tapi setelah kemarin Teyana ngomong sama aku dan aku juga tau detilnya soal keadaan kamu waktu di Singapur dari Lucas, aku baru sadar kalo ternyata di antara kita nggak ada yang bahagia sama sekali. Kamu juga udah ngelaluin masa-masa sulit. Dan akhirnya aku pikir buat apa aku nyimpen terus rasa kecewa yang nggak seharusnya ada. Toh semua ini bukan salah siapapun. Maafin aku ya Malena?"

Senyuman lembut terbit di wajah Malena, kemudian dia mengangguk. Rasanya baru kali ini Malena merasa bisa bernapas dengan lega setelah sebelumnya dia selalu memendam apa yang dia inginkan.
Malena baru tahu, ternyata mendapatkan apa yang dia inginkan bukanlah sebuah kesalahan meski sebelumnya ia berpikir telah melakukan kesalahan yang fatal.

Setelah itu Malena mematikan dan menaruh hair dryer di atas meja dan ia ikut naik ke kasur duduk di sebelah Jevano.
"Aku juga minta maaf ya kak. Mungkin dulu aku masih terlalu muda. Setelah ibu meninggal, aku kaya ngerasa hidupku hancur aja. Padahal sebenernya aku masih bisa nerima kenyataan itu dan maafin diriku sendiri. Aku bener-bener belajar tentang semua itu sekarang, dan aku rasa aku nggak salah kan kalo mau mengambil posisiku sebagai ibunya Gio dan istri kakak seperti sebelumnya?"

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang