[S2.Bab4//Hiraeth]

2.1K 112 3
                                    


A/N
Hari ini aku up 2 bab ya sesuai janji. Alhamdulilah bisa nepatin janji ^^
Happy reading...

••••

Malena berdiri di depan cermin rias yang sejak tadi dipandanginya, ia melihat pantulan bayangannya sendiri dengan seragam seorang suster, wajah Malena juga tampak sangat cerah karena hari ini dia akan bertemu lagi dengan Gio.

Hanky yang diam-diam mengintip dari balik pintu pun mengetuk dan setelah itu masuk dengan membiarkan pintu kamar Malena tetap terbuka.
"Kamu udah mau berangkat? ini kan masih pagi banget, lagian dokter Lucas juga bilang jam 8 kan?" kata Hanky sambil duduk di sebuah kursi dekat dengan tempat tidur.

"Justru itu aku harus siap-siap dari sekarang, sampe lebih dulu itu lebih baik," jawab Malena tanpa melihat ke arah Hanky.

"Iya sih, tapi apa nggak kelamaan nunggunya? aku yakin Gio juga pasti masih tidur kalo jam segini."

"Nggak masalah, yang penting aku udah nepatin janjiku sama dia akan datang hari ini," jawab Malena tegas.

Yah, Malena memang sudah berubah. Malena yang sekarang terkesan lebih bisa menentukan apa keinginannya dibanding Malena yang dulu. Wanita itu juga terkesan tegas saat bicara dengan Hanky, seakan dia harus membuat batas di antara mereka.

"Jadi kamu pengen cepet-cepet ketemu sama Gio, atau..."
Malena paham kemana arah pembicaraan Hanky, maka dari itu sekarang dia perlahan menatap Hanky.

"Atau kamu mau cepet-cepet ketemu sama kak Vano?" lanjut Hanky yang sudah tak bisa menahan rasa khawatirnya.

Malena tersenyum simpul.
"Justru aku takut kalo harus ketemu sama dia. Aku takut dia malah akan nolak kehadiranku, walaupun aku  cuma ibu yang niat mau ngurusin Gio aja."

"Nah itu kalo dia nolak, tapi kalo malah sebaliknya?"

"Maksud kakak?"

"Yah kamu tau sendiri kan gimana tergila-gilanya kak Vano sama kamu dulu?" nada bicara Hanky jadi semakin kelihatan gusar.

"Ooh... soal itu, hmm... yah itu kan dulu, lagian sekarang dia udah punya tunangan kan? jadi aku rasa dia udah berubah."

Meski Malena sudah mengatakan hal itu berulang kali, namun Hanky tetap saja tidak bisa tenang, pria itu justru semakin memperlihatkan sikap posesifnya terhadap Malena.

"Ya tapi apa kamu bisa jamin?"

Malena tak langsung menjawab pertanyaan Hanky, dia pun mulai menyadari kalau obsesi Hanky padanya bahkan semakin besar dari hari ke hari, namun Malena juga tak bisa melarang pria itu untuk terobsesi padanya, maka dari itu Malena hanya bisa menghindari situasi seperti ini.

"Hmm... Dimana Lindha?" tanya Malena mengalihkan pembicaraan.

"Hey! aku di sini," kata Lindha dari arah pintu sambil membawa segelas susu untuk Malena. Kebetulan sekali gadis itu baru saja selesai menyiapkan sarapan.

"Oalah, kenapa repot-repot segala Lin?"
Kata Malena sambil mengambil nampan berisi susu di atasnya.

"Nggak apa-apa dong, kan biar kamu semangat ketemu sama Gio, makanya minum susu dulu ya." Jawaban Lindha itu membuat Malena ikut tersenyum.
Setelah itu Lindha membantu Malena untuk menyisir rambut.

"Rambut kamu masih bagus aja Na, padahal kamu udah punya anak, tapi kok nggak rontok sih?"

"Iya kah? entahlah, aku nggak merhatiin Lin."

"Rambut kamu tuh masih aja tebel, beda sama rambutku yang rontokan, udah gitu badanku juga jadi agak gemukan lagi, padahal belum punya anak. Suka malu kadang kalo lagi jalan berdua sama kak Nic."

Simpanan Sepupu Iparku//Nomin GS🔞 END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang