Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiranpenulis. Seluruh adegan dan pemerandisesuaikan dengan kebutuhanpenulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakandiambil dari Pinterest.
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hazel Sabine Gauthier yang berarti keturunan perempuan Gauthier yang bijaksana dan penuh inspirasi. Lahir di rumah sakit Mount Elisabeth Hospital sekitar pukul 14.50 lewat proses persalinan normal. Lahir dengan berat 3.8 kg dan panjang badan 51 cm, sang ibu menghabiskan tenaga yang cukup banyak untuk membawanya lahir ke dunia.
Liam yang beberapa jam lalu masih terihat pucat karena melihat secara langsung proses melahirkan yang istrinya lewati, kini sudah terlihat lebih baik dengan semu bahagia yang tidak bisa disembunyikan dari wajahnya. Sejak anaknya selesai di observasi dan di bersihkan, Liam tidak pernah sekalipun melepaskan Hazel dari gendongan kecuali jika Chery ingin menyusui.
Chery yang baru saja bangun dari tidurnya, diam-diam mengamati sang suami yang sedang menatap wajah damai anak mereka. Hazel sangat tenang sejak merasakan udara di luar rahim Chery. Putri mereka terus saja tertidur dan hanya akan bangun sambil merengek tanda ia haus dan ingin di susui. Putri mereka itu bahkan hanya terdengar menangis saat lahir dan selanjutnya, hanya rengekan gemas yang terdengar.
"I love you already. We just met for 5 hours, and i'm falling for you Hazel." bisik Liam yang bisa dengan jelas Chery dengar. Sebuah senyum haru muncul di wajah cantiknya.
"One day i'll be your first love honey. You'll learn how to be loved and you'll have a really high standard for you future man. I promise. "
Chery tersenyum lembut saat ia melihat dengan jelas, Liam yang diam-diam mengusap air mata di sudut matanya sambil terkekeh kecil. Tatapan yang ia berikan pada Hazel terlihat takjub dan penuh kasih sayang. Senyum tidak pernah redup dari wajahnya sesaat setelah ia bisa melihat langsung sosok malaikat mereka yang sejak masih di dalam kandungan, sering ia ajak bicara tentang banyak hal.
"Are you happy?" bisik Chery tidak ingin mengejutkan Liam. Dengan senyumnya, Liam menoleh dan mengangguk beberapa kali sebelum kembali menatap wajah Hazel.
"She's so me." Chery terkekeh saat mendengarnya. Tapi memang benar, walaupun kata orang wajah bayi akan terus berubah hingga umur tertentu, tapi sesaat setelah lahir semua orang sepakat kalau Hazel sangat mirip dengan Liam.
"She's so lovely." bisik Liam lagi. Sentuhan dan cara menggendongnya terlihat sangat amat hati-hati dan lembut. Ia bilang, kulit Hazel terasa sangat lembut dan kenyal. Liam takut akan membuatnya terluka jika memegangnya terlalu erat.
"She's gonna grow so fast, right babe? One day i'll see her going to prom and left me home." satu tetes air mata mengalir di pipi Liam walaupun senyumnya masih tetap merekah. Anaknya baru lahir dan Liam sudah memiliki kekhawatiran bahwa bayinya akan segera tumbuh dan sibuk dengan dunianya sendiri.