31. Pil

184 28 17
                                    

Sepasang manik dark brown itu sedari tadi diam memperhatikan manusia yang berlalu-lalang di lobi kantor, ia berdecak karena sosok yang ditunggu tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya. Namun tak lama kemudian senyuman miring menghiasi bibir tipis itu, ia beranjak mengikuti seseorang yang dia incar. Sempurna. Sosok itu melangkah sendirian ke basement, dengan gerakan cepat ia segera mendekat tanpa suara dan membekap mulut target dengan sebuah sapu tangan berisi obat bius.

"I got you" bisiknya pada si target yang kini tak sadarkan diri dalam dekapan.

🖤🖤🖤

Prang!

Jungkook berjengit kaget, buru-buru bangkit dari duduk santainya untuk mendatangi ruang kerja si sulung Kim yang berada di sudut ruang tengah. Jungkook mengerjap begitu ia membuka pintu, ruang kerja Taehyung sangat kacau. Berkas berserakan, pecahan kaca ada di setiap sudut dan si pemilik ruangan berdiri di dekat jendela membelakangi pintu masuk.

"Hyung?" Jungkook bergumam.

Taehyung berbalik, manik hitam legam itu menatap lurus pada si adik yang kini menampilkan raut bingung. Taehyung masih menjadi Kim Taehyung, Jungkook berpikir dia berubah menjadi si bajingan Steven Kim. Namun kenapa ini? Dia merusak semua barang.

"Are you okay, brother?" Jungkook bertanya sembari melangkah masuk.

"I'm great" Taehyung menjawab singkat.

Alis Jungkook menyatu, ia gelengkan kepala sambil terus mendekati si sulung. Pandangan Jungkook melirik komputer milik Taehyung yang menampilkan sebuah tempat, basement kantor milik keluarga mereka. Apa Taehyung tengah memeriksa cctv kantor?

"Kau penasaran kenapa aku melihat cctv?"

Jungkook mendengus malas, Taehyung selalu dapat dengan tepat menebak apa yang ada di otak sang adik. Kekehan ringan keluar dari mulut yang lebih tua, Taehyung menoleh pada layar komputer. Tatapannya berubah tajam, Jungkook jadi was-was.

"Seseorang baru saja menculik kakak ipar-mu, Jungkook-ah" ujar Taehyung pelan, sarat nada tak senang.

"What?" Jungkook terkejut.

Si bungsu Kim menelan saliva susah payah ketika menyadari kalau Steven Kim muncul usai Taehyung berujar, manik biru itu beralih pada Jungkook yang membeku. Ia tersenyum miring.

"Turunkan anggota, cari dan habisi siapapun yang telah berani menyentuh kakak ipar-mu itu, Kim Jungkook" titah Steven Kim.

"Ne"

Tak ada yang bisa Jungkook lakukan selain mengangguk patuh, lagipula ia jelas akan memberi pelajaran pada manusia yang telah berani mengusik istri dari hyungnya. Hell ya, berani sekali ada yang menculik noona iparnya seperti itu. Jungkook pergi dari ruang kerja yang sangat berantakan, si mata biru berbalik menatap ke luar jendela dengan kedua tangan masuk ke saku celana.

"Jika sampai istri dan anakku terluka sedikit saja.. aku akan memutilasi mereka semua!" Desis Steven Kim, ia menyusul Jungkook keluar dari ruangan.

🖤🖤🖤

Jennie-Yoona berencana akan menculik Seohyun hari ini, sejak siang kedua yeoja itu telah berdiam diri di seberang kantor Taehyung. Menunggu sosok Seohyun lewat, mereka akan mencegat si nyonya Kim dan membawanya pergi. Rencana telah disusun dengan matang, namun, hingga hari menjelang sore tak ada terlihat Seohyun sama sekali.

"Tsk! Apa jalang itu tidak masuk kantor hari ini?" Desis Jennie.

"Maybe? Atau kita terlewatkan?" Sambar Yoona.

"Tidak mungkin, dia tak masuk kantor hari ini! Aku melihat dengan pasti semua manusia yang lewat di lobi itu!" Jennie melirik Yoona datar.

"Rencana-mu gagal, terlalu sederhana" gumam-nya kemudian, Yoona menoleh dengan raut tak senang.

Two Side [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang