32. Hospital

183 27 10
                                    

Irene tiba-tiba gelisah, benaknya tak tenang dan satu nama terlitas di pikiran. Seo Joohyun. Irene segera meraih ponsel, mendial nomor sang sahabat satu-satunya dengan ekspresi cemas. Ia merasakan sesuatu yang tak enak terjadi pada Seohyun, decakan hadir darinya ketika nomor yang dihubungi dalam keadaan mati. Seohyun tak bisa di hubungi dan itu menambah kecemasan yang Irene rasakan sekarang.

"Ck! Hyun, where are you" gumam Irene kembali mencoba untuk menghubungi Seohyun namun hasilnya sama, tetap nomor si sahabat tidak aktif.

"Kim Taehyung.."

Buru-buru Irene mendial nomor Taehyung, ia harus memastikan keadaan Seohyun.

"Diman--"

"Sahabatmu di culik, aku akan menemukannya segera jadi kau tak perlu khawatir. Aku akan mengabari jika ada perkembangan"

Tut

Mata Irene membola, ia bahkan belum bertanya namun telah mendapatkan sebuah kenyataan kalau sang sahabat di culik? Irene menekan kedua bibir, siapa yang menculik Seohyun? Berani sekali. Irene semakin cemas, takut sesuatu yang buruk menimpa Seohyun.

"Astaga.. siapa yang berani menculik Seohyun seperti ini? Apa dia tak tahu kalau Taehyung itu monster?" Keluh Irene menggigit bibir bawahnya.

Tiba-tiba Irene teringat dengan sosok Sehun, mungkinkah? Namja bermarga Oh itu dalang dibalik semua ini?

🖤🖤🖤

Suasana bangunan yang disebut rumah oleh Kai tampak kacau, para bawahan tergeletak bersimbah darah di hampir semua sudut rumah. Kai menekan kedua bibir dengan tangan terkepal, di belakangnya ada Sehun yang menghela nafas melihat pemandangan kotor tersebut. Sudah pasti ini adalah ulah Taehyung, Sehun berdecak membuat Kai berbalik ke arahnya.

Drrt drrt!

Sehun merogoh saku, ia berdecak lagi sebelum menyimpan kembali ponsel tersebut.

Bajingan Kim

Meet me at 8 pm
Street xxx
Alone

"Bagaimana sekarang?" Tanya Kai.

"Kumpulkan yang lain, si bajingan itu menantangku untuk datang seorang diri menemuinya" jawab Sehun.

"Kau akan menemui dia?" Alis Kai terangkat.

"Of course, but i will not show my self karna aku tak mau berurusan dengan si gila itu, i just wanna kill him. Not with my own hands" Sehun menyahut santai.

"Call the Puma's core member, Kai. Habisi Kim Taehyung, aku tak mau dia mendapatkan Seohyun-ku kembali" desisnya kemudian.

"Bagaimana dengan kehamilan Seohyun? Dia mengandung anak si keparat itu, Hun" Kai bersuara.

"Anak itu tak akan lahir, she will never give a birth to the child of the bastard" Sehun tersenyum misterius.

"What?" Kai menyatukan alis.

Sehun tak menyahut lagi, ia hanya menyunggingkan sebuah seringai penuh maksud dan meminta Kai untuk menurunkan anggota agar membereskan kekacauan yang ada. Di mansion milik Sehun, ada Seohyun merasakan nyeri di perutnya, ia membawa kedua tangan naik memegangi sisi kepala yang terasa berdenyut. Kepala si yeoja Seo menjadi sangat pusing, kenapa ini? Perutnya semakin sakit dan terasa di lilit begitu erat. Seohyun menggigit bibir bawah, astaga, ini sakit sekali hingga Seohyun meringkuk di atas ranjang meremas pakaian di bagian perutnya sendiri.

"Uhh.. kenapa ini.." lirih Seohyun.

Mendadak ia merasa mual, perlahan Seohyun bangkit menuju ke kamar mandi. Usai mengeluarkan isi perut, Seohyun terduduk di ambang pintu kamar mandi, ia lemas dan nyeri di bagian perutnya masih terasa bahkan semakin terasa sakit. Manik Seohyun mengerjap ketika ia melihat sesuatu mengalir di sela kaki jenjangnya, sesuatu yang berwarna merah pekat. Apa itu? Darah? Seohyun meringis, ia butuh seseorang saat ini dan wajah Taehyung terlintas di otaknya.

Two Side [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang