34. Buronan Taehyung

166 28 11
                                    

Sejak kemarin Seohyun tak bersuara usai mengetahui fakta kalau janin yang ia kandung telah tiada, punggung rapuh itu bersandar ke kepala bankar dan retina hazel si nona Seo memandangi ke jendela rumah sakit dengan tatapan hampa. Sesekali ia memegangi perut ratanya lalu mengulum bibir dan menangis tanpa suara seperti semalam, hari beranjak siang namun sarapan yang ada di atas nakas sebelah bankar masih utuh. Seohyun melewatkan sarapannya, ia betah menatap ke luar jendela yang menampilkan langit biru cerah namun tak secerah kondisi batinnya saat ini.

Cklek!

Pintu ruang rawat yang dibuka dari luar tak membuat Seohyun mengalihkan pandangan barang sedetikpun, ia masih menatap ke depan seolah tak mendengar suara pintu juga langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

"Kenapa kau tidak sarapan?"

Suara berat itu terdengar, pelan dan lembut. Seohyun menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan tersebut membuat sosok yang bertanya berubah sedih.

"Untuk apa aku sarapan, Taehyung? Aku tak perlu nutrisi sebanyak saat aku mengandung, aku sendiri sekarang" jawabnya.

"Don't be like this, Seohyun, you'll get sick" Taehyung menggeleng sembari mengusap lembut surai sang istri, Seohyun menoleh.

"Aku tidak lagi hamil anak-mu dan bukankah seharusnya kau marah? Kenapa kau masih disini? Kenapa kau tidak menceraikan aku, Taehyung?"

Usapan itu terhenti, Taehyung menatap tepat ke manik hazel Seohyun yang begitu kentara menyiratkan luka juga rasa keputus-asaan akan kehilangan calon anak mereka. Si namja Kim mengulum bibir, ia tersenyum simpul lalu menggeleng dan tangan yang semula mengusap surai Seohyun beralih membelai pipi putih itu.

"I've told you before this, aku tak akan pernah menceraikan-mu. Jangan bahas tentang perceraian lagi, aku tidak menyukai itu. Until the end of the world, you'll forever be mrs. Kim and nobody can change that" Taehyung berujar, santai namun penuh penegasan dan penekanan.

Seohyun berkaca-kaca, entah mengapa ia merasa tenang mendengar kata-kata tegas dari Taehyung baru saja. Sekarang Seohyun merasa tak punya siapapun, ia hanya punya Taehyung dan apa jadinya dia jika namja ini tidak bersamanya?

"Jangan menangis, kau terlalu banyak mengeluarkan airmata sejak kemarin.. please, don't cry anymore" Taehyung menangkup kedua pipi Seohyun, menghapus airmata dari wajah sang istri.

"Dia membunuh anakku, Sehun membunuh anakku.." lirih Seohyun kemudian.

Taehyung menekan kedua bibir, rasa dendam itu benar-benar ada dan ingin Taehyung realisasikan pada sosok Oh Sehun. Jelas Taehyung harus menghabisi namja gila itu, dia melewati batasnya. Dengan menculik Seohyun saja, Sehun akan Taehyung habisi dan kini ditambah dengan penyebab kematian calon anaknya? Sehun akan menemui malaikat maut segera. Taehyung pastikan itu.

"Jangan sebut namanya, aku akan memberi namja sialan itu pelajaran yang setimpal, you don't need to worry. Okay, sweetheart?" Si namja Kim menampilkan senyuman simpul.

Seohyun tak punya pilihan lain selain mengangguk patuh, senyuman Taehyung melebar dan menarik Seohyun ke dalam pelukan yang hangat juga erat. Wajahnya menyusup masuk ke ceruk leher sang istri, menghirup aroma tubuh itu dalam-dalam dengan mata terpejam.

"Aku akan menjagamu lebih serius, please.. stay with me"

🖤🖤🖤

"Hahaha!!"

Tawa dari 2 yeoja itu terdengar sangat keras, Jennie dan Yoona tampak begitu bahagia dengan 1 berita yang baru mereka dapatkan.

"Excellent! Dia keguguran dan kehilangan calon anaknya? Bagus sekali!" Jennie berseru dengan raut sumringah

Two Side [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang