48. Emosional

148 17 4
                                    

Jimin menghela nafas, menatapi meja di depannya dengan sorot jengah. Jimin bosan dan ia ingin bertemu Jennie, apa yang tengah wanita itu lakukan? Segera Jimin merogoh saku, mengambil ponsel pintarnya dan menghubungi Jennie.

"Kenapa kau menghubungi-ku? Ada hal penting?

Jimin tersenyum simpul, Jennie memang selalu to the point padanya.

"Tidak, aku hanya sedang bosan dan aku butuh hiburan"

"Huh? Then why you call me? Kau fikir aku wanita penghibur?"

"Bukankah iya?"

Jimin bisa mendengar decakan Jennis di seberang sana.

"Sialan kau, itu masa lalu!"

"Calm, girl. Bisa temani aku? Aku sungguh bosan dengan kerjaan kantor"

"Menyusahkan saja, apa yang kau inginkan?"

"A little music and drink, maybe?"

"Kau mau minum? I mean, we going to the bar?"

"You know me so well, dear"

"Tsk! Fine, kau dimana?"

"Apartemen"

"Pick me up, then"

"On my way, see you"

"Hm"

Tut

Senyuman tampan muncul di bibir Jimin, tahu bahwa Jennie akan selalu menuruti apa yang ia inginkan. Well, pertemanan mereka memang membuat banyak orang mengira keduanya merupakan sepasang kekasih. Jimin yang penuh perhatian dan Jennie yang selalu mengalah, serasi bukan? Jimin bergegas bangkit, berjalan keluar dari apartemen untuk menjemput sang pujaan hati tentu saja. Mari bersenang-senang.

🖤🖤🖤

Yoona menatap bengis ke arah halaman, tangan putihnya terkepal menahan emosi pada Kyuhyun. Memang tak bisa diharap putra angkat kesayangan appa-nya itu. Terlalu banyak bicara dan gagal dalam bertindak, Yoona baru saja mendapatkan info kalau Taehyung berhasil menggagalkan rencana Kyuhyun, si namja Kim hampir menghabisi Youngjin yang Yoona tahu adalah paman dari Seohyun karena bekerja sama dengan Kyuhyun. Bodoh. Yoona berdecak kesal.

"Namja bodoh! Tak bisa diharap! Seharusnya aku sendiri yang bergerak tanpa bantuan siapapun! Sialan! Kenapa aku harus berharap pada anak emas appa yang satu itu?! Bedebah sialan!" Yoona mengumpat.

Disaat Yoona tengah sibuk dengan emosi-nya, Kyuhyun muncul dan mengerjap cepat kala si adik menoleh lalu melayangkan sorot yang begitu tajam. Yoona menarik sudut bibir beranjak mendekati Kyuhyun sedangkan si namja masih diam di tempat, itu menguntungkan Yoona tentu saja.

Sret

"Akh!"

Kyuhyun menjerit tertahan saat Yoona mencekik lehernya dan mendorong tubuh jangkung si oppa hingga bentrok dengan dinding, tatapan tajam itu masih ada bahkan kini terasa lebih tajam. Jemari Yoona sengaja ia tekuk, kuku-nya menggores kulit leher Kyuhyun yang meringis dalam diam.

"Kau bodoh! Selamanya kau tak akan pernah ku-akui sebagai oppa-ku! Such a idiot!" Desis Yoona, maniknya berkilat marah.

"Yoona.. p-please, stop.." lirih Kyuhyun.

"Stop from what, huh? Aku sudah katakan, jangan bicara pada-ku sebelum kau berhasil dan kini kau gagal! Bahkan kau belum menemui si jalang itu! Dan kau masih meminta-ku untuk berhenti?! KAU MEMANG HARUS DIBUNUH!!"

Two Side [On Going-Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang