prolog

2.3K 31 2
                                    


"ce n'est pas une bonne fille !" berdesing telinga Aariaz mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ibunya. (dia bukan perempuan yang baik!)

"yes, bro! maybe she's close to you just because she wants your money?" semakin membara jantung Aariaz mendengar kata-kata adiknya yang berlapikkan soalan itu.

"az, you don't know her so much right?" soalan ayahnya dibiarkan saja.

"so leave the girl!" Terkedu tiga beranak itu apabila anak lelakinya tiba tiba menyepak meja santai dihadapannya. Mereka sekeluarga sedang duduk bersembang disamping taman bunga Puan Maria.

"qualunque cosa accada, i trust her most non la lascerò mai andare a causa di Isadora Mia milik Aariaz Aaron!" Tegas nadanya.(walau apa pun yang berlaku, i trust my girl... aku takkan pernah lepaskan dia because Isadora Mia always mine!)

Mata kekuningan nya naik memandang tajam satu persatu ahli keluarganya. Dia tak suka orang berkata buruk tentang gadis kesayangannya. Tak kiralah keluarganya sekalipun, kalau berani cubalah.

Tak betah dia disitu lama lama, sudahnya kakinya melangkah masuk kedalam kereta Mercedes-Benz hitamnya dan dengan pantas bergerak keluar dari rumah keluarganya. Rasa nak meletup apabila keluarganya sendiri berkata buruk tentang gadis kesayangannya.

Telefon bimbit diatas dashboard diambil, apps whatsapp dibuka, jarinya laju masuk ke ruang chat -My Baby Dora-

"Dora, let's meet! pantai biasa"
-Aariaz (5.11pm)

Dua puluh minit kemudian keretanya berhenti tepat disebuah pantai. Kakinya dibawa keluar dari kereta dan melangkah perlahan mendekati seorang gadis berambut coklat. Tersenyum dia melihat gadisnya yang termenung diatas buaian yang berada dipantai itu.

"Hai, my cutie Dora!" Punggungnya dilabuhkan di atas pasir pantai dan wajahnya berhadapan dengan gadis rambut coklat nya itu. "hem?" dehem gadis yang berada dibuaian itu.

"thanks for still waiting!" wajahnya diletakkan diatas riba gadisnya. Iris kekuningan matanya naik memandang iris hitam pekat gadisnya. Rasa tenang apabila melihat wajah kesayangan itu.

"My baby Dora! Can we make a promise?" soal lelaki itu tiba-tiba, tersenyum lebar dia bila rambut hitamnya diusap lembut.

"What?" Makin lebar senyuman dibibir.

"Walau apapun berlaku, please keep waiting for our relationship?" Tangan lembut gadisnya digenggam erat.

Seolah merasakan kebimbangan sang lelaki. Birai mata itu berai "I will!"

Terukir senyuman manis dibibir kedua pasangan kekasih itu.

"I'm promise, i will keep waiting for you, for this" cincin emas dijari nya di tunjukkan kehadapan wajah lelaki mata kekuningan itu. "For us!" Semakin lebar senyuman lelaki beriris kekuningan itu mendengar janji gadis berambut rambut coklat nya.

"I know!" tangan gadis rambut coklat itu ditarik dan dibawa ke bibir, dicium lama tangan yang semakin lembut itu.

"But, If one day, I stop waiting for you, stop waiting for you message, stop waiting for your explanation or stop waiting for us..." Cincin dijari dilepaskan dan diletakkan diatas tangan lelaki yang sudah terkedu itu.

"It's mean, I'm not yours anymore!" tergamam lelaki itu mendengar suara dingin gadis itu.

Lama Aariaz diam merenung wajah kemerahan gadisnya yang terkena cahaya senja itu. Senyuman sinis yang terpatri dibibir Aariaz membuatkan sang gadis berdebar debar. Risau. Lelaki itu langsung tak boleh bawa slow talk atau berbincang. Kalau A dikatanya maka A lah yang terjadi.

"My favorite Dora, you know what!" ringisan yang terhasil dari celahan bibir mungil gadisnya dibiarkan.

Iris kekuningan nya naik menatap tajam mata berwarna hitam pekat gadisnya "Once you become mine forever you will be MINE FO.RE. VER!" serentak itu bibir mungil gadisnya dicium kasar sebelum berubah menjadi lembut apabila merasakan pipinya basah oleh air mata seseorang. Hah perempuanya menangis. Dengan raut tidak rela bibir itu dilepaskan.

"Remember this Mia, tak kiralah apa pun kesalahan yang aku buat. You always should stay by my side! Cause you are my angel, my baby Dora and my world!" Rambut coklat gadisnya diusap sembari matanya merenung penuh minat pada Mia-nya.

















































| Sorry, sebab tukar prolog |

The Beautiful Waiting[C]Where stories live. Discover now