CHAPTER 12 | KEKHAWATIRAN DEWANGGA

892 63 5
                                    

Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

•••

Di bawah sinar mentari pagi yang menembus jendela kelas, suasana SMA Galaksi terasa berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah sinar mentari pagi yang menembus jendela kelas, suasana SMA Galaksi terasa berbeda. Para siswa menunggu hasil ujian Ekonomi dengan penuh harap, terutama Daisy, gadis yang pernah menyandang predikat siswa berprestasi non akademik tahun lalu.

Berbeda dengan kegembiraan teman-temannya, Daisy kini dilanda kegugupan. Kakinya gemetar tak terkendali, giginya gemerutuk menggigiti ibu jari kanan. Jantungnya berdetak kencang, bagaikan drum yang ditabuh tanpa henti. Di depan sana, Bu Welas, sang guru Ekonomi, tengah membagikan hasil ujian.

Ujian kali ini berbeda. Ini adalah kali pertama Daisy mengikuti ujian harian setelah belajar giat bersama Dewangga, sang juara kedua di kelas dan peserta Olimpiade Nasional. Harapan besar tertanam di hatinya untuk meraih nilai memuaskan. Dulu, Daisy terbiasa dengan nilai pas-pasan, bahkan di bawah KKM. Kini, dia ingin membuktikan perubahannya.

"Daisy Pamela," nama Daisy terngiang di telinganya. Dengan langkah gontai, dia melangkah ke depan kelas, mendekati Bu Welas yang duduk di kursinya.

"Nilaimu lumayan. Ujian selanjutnya ditingkatkan lagi ya!" Bu Welas menyemangati Daisy sambil menyerahkan selembar kertas. Di pojok kanan atas, tertera angka 80, sebuah angka yang menunjukkan peningkatan.

"Ibu titip punya Juan dan Dewa, kamu bisa taruh di bangkunya."

Perasaan senang Daisy seketika memudar saat melihat nilai Juan yang sempurna dan Dewangga yang nyaris sempurna. Rasa bangga atas pencapaiannya sendiri terkubur di bawah bayang-bayang kecemerlangan mereka. Daisy menyimpan kertas ujian Juan di laci bangku, anak pemilik sekolah itu kini mengikuti bimbingan persiapan olimpiade. Dewangga pun tak terlihat di kelas, asyik berkutat di Laboratorium Geografi untuk persiapan olimpiadenya juga.

Daisy menundukkan kepalanya, bersandar di atas meja. "Rasanya otak gue emang kecil," gumamnya lirih. Lelah dan kecewa menyelimuti hatinya.

Tiba-tiba, getaran di saku jas sekolahnya membangkitkan Daisy dari lamunannya. Dia meraih ponsel dan membuka pesan yang masuk. Sebuah pesan dari Dewangga, berisi kata-kata penyemangat dan dukungan yang mampu menghangatkan hatinya.

Bayi Beruang

Hai, gimana hasilnya?

Gue cuma dapet 80, jelek banget :(((

Nggak papa, nilai lo udah meningkat

Tetep aja di bawah lo nilainya

Emang gue dapet berapa?

97
Apalagi Juan dapet 100, makin sedih gue

FLEUR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang