Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa! ( ◜‿◝ )♡
•••
Bau khas make-up dan keringat menyatu dengan aroma semangat muda yang menggebu-gebu memenuhi ruang ganti. Dewangga, dengan wajah yang mulai tertutup lapisan foundation, terus saja tersenyum lebar di depan cermin. Moa, dengan tangan cekatan, memoleskan blush on tipis di pipi sahabatnya itu.
"Gila, Dewangga, lo beneran mirip idol Korea!" pujinya sambil tertawa.
"Ah, lebay lo," balas Dewangga sambil merapikan rambutnya. "Tapi, beneran deh, Mo. Gue deg-degan banget."
"Wajar lah, Wa. Ini kan pertama kalinya lo tampil di panggung sebesar ini." Moa mengacak rambut Dewangga gemas.
"Baru juga gue rapiin, Moa!"
Di sudut lain, suasana sedikit berbeda. Dino, dengan wajah cemberut, menatap cermin sambil mengotak-atik rambutnya yang pendek. Daisy, sang kakak sekaligus stylist dadakan, berusaha meyakinkan adiknya itu.
"Din, serius deh, rambut lo udah keren gini. Gak usah kayak anak kecil gitu."
"Tapi, Kak! Gue pengen kayak idol Korea yang rambutnya warna-warni!" rengek Dino. "Atau kayak karakter anime favorit gue!"
"Yaelah, Din. Lo kan bukan karakter anime. Lagian, rambut lo kan pendek. Mau diwarnai rainbow juga percuma." Daisy menjitak kepala Dino pelan.
Perdebatan mereka yang terdengar lucu itu mengundang tawa dari Bianco dan Renald yang sedang sibuk mengecek instrumen mereka.
"Lo berdua tuh ya, kayak anak kecil aja," celetuk Renald sambil terkekeh.
"Biarin! Lagian, ini kan penampilan pertama kita. Gue pengen tampil sekeren mungkin!" Dino menyahut.
"Iya, iya. Tapi, yang penting kita semua enjoy aja ya," Bianco menimpali sambil mengacungkan jempolnya. Ia tahu kalau adik kelasnya itu masih kekanak-kanakan.
Tiba-tiba, pintu ruang ganti terbuka lebar. Seorang staf acara berlari menghampiri mereka. "Escape! Cepetan siap-siap! Sebentar lagi giliran kalian!" teriaknya.
Suasana yang tadinya riuh seketika menjadi hening. Detak jantung mereka berempat berpacu kencang. Ini dia, momen yang telah lama mereka nantikan. Momen untuk membuktikan diri, untuk mengejar mimpi.
Dewangga menarik napas dalam-dalam. "Guys, kita bisa ini. Kita pasti bisa bikin penampilan yang keren!" Matanya berbinar dengan penuh semangat.
Dino, Bianco, dan Renald mengangguk serempak. Mereka saling berpandangan, lalu tersenyum. Dengan langkah mantap, mereka berjalan menuju panggung.
Dewangga masih ingat dengan poster Escape yang ia temukan di depan mesin ATM, lalu tiba-tiba ia datang ke sebuah gedung tua untuk mendaftarkan diri sebagai vokalis band. Padahal ia tak pernah latihan bernyanyi, semua itu ia lakukan agar Bunda mengetahui keberadaannya. Lalu Dino, Bianco, dan Renald yang gagal masuk band inti SMA Rajawali, sesekali menangis karena caci-maki para temannya, seolah kesuksesan tak akan pernah mereka genggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLEUR ✓
Novela JuvenilLENGKAP - Fleur diambil dari bahasa Perancis yang berarti Bunga. ••• Restu Dewangga Putera, anak laki-laki berusia 16 tahun. Setiap ulang tahun Dewa selalu memanjatkan doa yang sama, "kebahagiaan". Sebab hidupnya telah bernafaskan keterlukaan sejak...