CHAPTER 51 | IMPIAN TERAKHIR

525 47 20
                                    

Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa!
(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

•••

Olimpiade Atlet Muda Nasional resmi digelar hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olimpiade Atlet Muda Nasional resmi digelar hari ini. Banyak cabang olahraga yang dilombakan dengan peserta mulai remaja hingga dewasa awal. Jaya, pemuda 24 tahun itu masuk kembali ke arena lapangan panahan setelah menerima sambungan panggilan dari seseorang. Namun, ekspresi gusar ketara jelas di wajah muda guru olahraga itu, tidak setenang tadi.

Semalam Dewa kecelakaan, Pak. Apabila tidak mengganggu kegiatan di sana, tolong izinkan Daisy menjenguk Dewa di rumah sakit. Saat ini keadaannya belum bisa dikatakan membaik. Saya mohon, Pak Jaya. Saya harap Bapak mengerti keadaannya.

Pandangan Jaya menerawang ke arah gadis remaja yang saat ini sedang berlaga di tengah lapangan. Gadis cantik yang ia kagumi sejak lama itu mengangkat busur tinggi-tinggi, bersiap untuk memanah target di depannya. Meskipun rasa sayangnya pada Daisy tak berbalas, tetapi ia masih punya nurani.

Daisy Pamela. Remaja berusia 16 tahun itu terlihat tangguh dan luar biasa. Meskipun sempat cedera, anak itu masih saja keren saat berlaga. Pesona Daisy saat bertanding memang tak terkalahkan hingga siapapun tidak tahu bagaimana perjuangannya bertahan dalam gempuran perundungan.

Melalui panahan Daisy bisa menghabiskan masa-masa sedihnya seorang diri. Seolah ia memiliki keberanian untuk melawan dan dengan cara itu ia bisa menaklukkan musuhnya untuk tunduk padanya. Daisy ingin membalas mereka lebih kejam tetapi ia masih punya hati.

Sesaat Jaya terlena dalam lamunan hingga tanpa sadar pertandingan telah berakhir. Riuhnya tepuk tangan menyambut kemenangan Daisy untuk lolos ke babak berikutnya. Gadis itu girang bukan main. Ia melambaikan tangan pada guru olahraga yang melatihnya selama ini. Seolah mengatakan, "Pak Jaya, aku berhasil!".

Jaya berdiri dari kursi tribun, mengapresiasi kerja keras muridnya di tengah masalah hilangnya Dewangga yang mengganggu kefokusan Daisy selama karantina. Jaya membalas dengan senyuman bangga sekaligus getir. Bagaimana bisa ia mengatakan kabar tak mengenakkan itu di tengah-tengah kebahagiaan yang datang kali ini?

Tuhan, tolong bantu Jaya!

•••

Malam itu keluarganya sedang pergi berkemah di sebuah perkemahan di Bandung. Seperti biasanya udara malam sangat dingin dan Surya membuatkan api unggun untuk menghangatkan tenda. Dewa kecil duduk di sebelah Ayahnya yang sibuk menghidupkan perapian.

"Ayah, Dewa mau bertanya. Menurut Ayah, keluarga itu apa?"

"Keluarga bagi Ayah adalah harta karun. Jika Ayah adalah seorang pengembara, maka Bunda adalah petanya. Lalu kamu dan Air adalah harta karun yang kami temukan."

FLEUR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang