Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa!
( ◜‿◝ )♡•••
Sepasang sepatu putih masih tersimpan rapi dalam kotaknya. Bagi orang lain yang melihat itu mungkin hanya sepatu baru, tetapi bagi Daisy itu adalah barang paling istimewa yang tak ternilai harganya. Akhirnya setelah sekian lama disimpan, tiba hari di mana Daisy harus memakai sepatu pemberian Dewangga, kekasih yang dirindukannya.
Daisy meraba permukaan sepatu yang masih halus dan tak ternoda. Seakan wangi lavender milik kekasihnya masih tertinggal ketika hadiah ini diserahkan di tepi pantai kala itu. Entah kapan lagi waktu mengizinkan mereka menghabiskan hari bersama seperti dulu. Dewangga telah terbaring koma di rumah sakit selama dua hari.
Masih jelas teringat bagaimana tubuh yang penuh luka itu mengalami kejang-kejang dan akhirnya memuntahkan darah segar yang membuat Daisy trauma. Melihat Dewangga kesakitan seperti itu, perasaannya turut merasakan sakit.
"Katanya kamu mau lihat aku tanding pakai sepatu ini, bangun ya! Aku tunggu," gumam remaja 16 tahun itu, kemudian segera memakai sepatu.
Meskipun mustahil bagi Dewangga untuk melihatnya, setidaknya sepatu ini akan mengantarkannya meraih medali emas dan bergabung dalam tim nasional.
"Aku janji akan bawa medali emas buat kamu. Bayi Beruang, doain ya semoga aku berhasil!"
Daisy menghapus air mata terakhir, lantas berjalan mantap menuju lapangan utama untuk bertanding. Melihat Sang Murid muncul, Jaya segera menghampiri dengan membawakan busur panah milik gadis itu.
"Kita berdoa dulu untuk pertandingan hari ini!" tutur Jaya seraya menyerahkan busur panah kepada Daisy.
Cewek itu mengangguk. Lantas memejamkan mata dan menunduk dalam-dalam. Pada setiap untaian doanya, ia berharap bisa meraih medali emas dan otomatis akan bergabung dalam tim nasional. Tepat di hari ulang tahun kekasihnya ini, ia juga berharap agar Dewangga segera bangun dan sehat seperti dulu lagi. Masih banyak wish list yang belum terwujud bersama dengan Dewangga.
"Bangun, Dewa. Aku rindu!"
Selesai berdoa, Daisy segera bergabung dengan Jaya dan beberapa guru dari SMA Galaksi, termasuk Bu Ratih selaku Kepala Sekolah. Di antara banyaknya penonton, ia mencari-cari di mana teman-temannya duduk. Moa dan Galaksi Gang telah berjanji untuk melihat pertandingan finalnya setelah beberapa kali absen untuk bergantian menjaga Dewangga di rumah sakit.
"Daisy!" teriak Moa dari tribun hampir paling atas. Ia melambaikan tangan tinggi-tinggi agar Daisy bisa melihatnya.
"Good luck, Dis!" Juan juga turut berteriak di sebelahnya.
Di sana juga ada Khatulistiwa dan Sagara yang membawa kain panjang bertuliskan namanya dan SMA Galaksi. Ah, siapa yang akan mengira murid yang dulu tidak punya teman dan selalu dikucilkan akan berteman dengan murid-murid paling populer di sekolah? Bahkan bersahabat dekat dan menjadi bagian dari mereka. Daisy masih tidak menyangka jika ia punya teman sebaik Galaksi Gang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLEUR ✓
Roman pour AdolescentsLENGKAP - Fleur diambil dari bahasa Perancis yang berarti Bunga. ••• Restu Dewangga Putera, anak laki-laki berusia 16 tahun. Setiap ulang tahun Dewa selalu memanjatkan doa yang sama, "kebahagiaan". Sebab hidupnya telah bernafaskan keterlukaan sejak...