Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa!
( ◜‿◝ )♡•••
Tak seperti malam-malam yang pernah dilalui sebelumnya, pukul sebelas Dewangga sudah menutup laptop dan seluruh buku-buku pelajaran. Kini Sang Ayah memiliki peraturan baru bahwa Dewangga harus tidur pukul sebelas tepat, padahal dahulu harus sampai tuntas belajar dulu baru boleh tidur walaupun sampai dini hari.
Tepat ketika Dewangga menyalakan lilin aromaterapi pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Dewa, ini Ayah!" Suara itu menginterupsi, membuat Dewangga dengan cepat membuka pintu kamarnya yang dikunci.
"Ada apa, Yah?" tanya Dewangga heran.
"Ayah mau tidur di kamarmu, boleh?"
Dewangga mengangguk, tidak mungkin untuk ia menolak permintaan Surya. Lagian juga Ayahnya itu tak pernah tidur di kamarnya sejak tempo hari sakitnya kambuh. Akhirnya Surya masuk ke kamar putranya dengan membawa bantal miliknya.
"Lampunya dimatikan nggak papa, Yah?" tanya Dewangga. Ia takut jika Surya tak menyukai kamarnya yang bernuansa gelap.
"Nggak papa, Ayah bisa tidur dengan nyenyak."
Biasanya Surya tidur dengan menyalakan lampu tidur, tetapi bagi Dewangga lampu tidur masih terlalu terang sehingga membuatnya beralih pada lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi hanya menyala remang dengan menebarkan bau harum yang menenangkan.
Sekarang Ayah dan anak itu sudah sama-sama merebahkan diri di atas kasur. Mereka masih terjaga tetapi tak kunjung juga ada percakapan sekedar untuk mengucapkan selamat malam atau tidur.
"Dewa, Ayah mau tanya padamu," ujar Surya seraya memandang langit-langit kamar Dewangga yang gelap dan sunyi.
"Ada apa, Yah?" Anak itu juga sama, tidur terlentang dan memandang langit-langit kamarnya yang tampak ramai dengan gugusan galaksi yang diciptakan kepalanya.
"Ayah mendengar kalau kamu punya pacar sekarang. Benarkah kabar itu?"
Dewangga mengangguk, meskipun Surya tak menoleh ke arahnya.
"Iya, Ayah. Dewa sudah punya kekasih sekarang," akunya malu-malu.
"Siapa gadis itu? Dia anak baik? Berprestasi juga?"
"Namanya Daisy, cantik seperti orangnya. Dia berprestasi di bidang non-akademik, seorang atlet panahan, Yah."
"Kamu menyayanginya?" Dewangga mengangguk singkat. "Besar mana dengan rasa sayang kamu pada Ayah?"
"Itu tidak bisa dibandingkan, Yah. Tentu rasa sayangku pada Ayah sejuta kali lipat lebih besar. Ayah adalah orang tua Dewa, Ayah adalah orang yang merawat Dewa dari kecil hingga sebesar ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLEUR ✓
Fiksi RemajaLENGKAP - Fleur diambil dari bahasa Perancis yang berarti Bunga. ••• Restu Dewangga Putera, anak laki-laki berusia 16 tahun. Setiap ulang tahun Dewa selalu memanjatkan doa yang sama, "kebahagiaan". Sebab hidupnya telah bernafaskan keterlukaan sejak...