CHAPTER 46 | MENCARI PELAKU

564 46 5
                                    

Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa!
(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

•••

Hampir saja Presiden Galaksi itu membanting ponselnya kalau Moa tidak lebih dahulu menghentikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir saja Presiden Galaksi itu membanting ponselnya kalau Moa tidak lebih dahulu menghentikan.

"Jenderal, ini perintah. Cari siapa yang nulis artikel sampah ini sekarang juga!"

Khatulistiwa mengangguk dan segera berlari meninggalkan rooftop menuju kelasnya yang berada di Gedung IPA. Ia tak peduli tubuhnya menabrak banyak orang yang berlalu-lalang. Pikirannya kalut disebabkan oleh artikel tak bertanggung jawab yang diunggah website resmi sekolah.

Di kelas XII IPA 1, Khatulistiwa segera menghidupkan laptop dan menyelami dunia sistem informasi. Ia melepas jas almamater, melonggarkan dasi, dan menggulung lengan kemeja hingga siku.

"Nggak akan gue biarin lo lolos, Bedebah!"

BRAK!

Khatulistiwa memukul meja dengan keras membuat beberapa siswa di kelas terlonjak kaget. Mereka bisa melihat emosi yang menggebu-gebu di wajah Ketua OSIS itu.

Sedangkan Juan, Sagara, dan Moa masih berada di rooftop.

"Ju, ayo turun! Dewa diserang anak-anak!"

Setelah mendapat pesan dari beberapa siswa atas aksi pengeroyokan pada sahabatnya, Sagara segera meninggalkan rooftop. Begitupun dengan Juan dan Moa yang kini sudah berlari menyusul Sagara.

Tepat di lantai utama gedung IPS, para siswa berkumpul menyaksikan aksi tak bermoral itu. Banyak yang acuh, tak ada satupun yang berani menyelamatkan Dewangga dari serangan berandal sekolah. Mereka hanya ikut meringis setiap kali tubuh Dewangga diinjak dan dipukul. Mirisnya banyak di antara mereka yang memilih diam dan memvideokan aksi pengeroyokan itu.

"MATI AJA LO, ANJING!"

"LO YANG MATI, BANGSAT!"

Juan menarik kerah siswa berandal yang memukuli Dewangga, tanpa aba-aba Pemimpin Geng Galak itu memukul perut cowok itu, kemudian menghantam wajahnya berkali-kali, dan diakhiri dengan tendangan di perut sampai siswa itu terhuyung jatuh.

"ANJING! BANGSAT!"

"LAWAN GUE!"

"GUE TANDAI MUKA LO, BANGSAT!!!"

Moa hanya bisa menangis melihat kekasihnya telah berubah menjadi monster yang mengerikan. Juan memukul siswa itu dengan membabi-buta, tak peduli jika wajah lawannya sudah penuh luka dan percikan darah di sudut bibir.

FLEUR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang